Anda pengunjung tetap situs porno?
Xhamster, Pornhub, You Porn, dr Tuber dan lain sebagainya?
Wah gawat!
Penyebabnya?
Kunjungan kesejumlah situs porno terpopuler di internet, menurut temuan sebuah riset, semakin berbahaya.
Iklan-iklan di situs-situs yang dikunjungi jutaan orang setiap hari itu ternyata dapat memasang file berbahaya atau malware tanpa sepengetahuan pengguna.
Peneliti Conrad Longmore menemukan bahwa dua situs porno populer, yaitu xhamster dan pornhub, memiliki risiko ancaman terbesar.
Ia mengatakan, konsumen seharusnya dapat dengan mudah melaporkan iklan-iklan nakal tersebut.
Menurut Longmore, mayoritas pengguna berisiko terkena virus adalah pengguna Windows, tetapi para penjahat internet kini mulai mengalihkan fokus mereka ke pengguna internet mobile.
Meski tidak satu pun dari situs-situs porno itu yang sengaja menanam malware, iklan-iklan yang terdapat di situs mereka membuat masalah bagi pengguna.
“Kami menyebut iklan-iklan berbahaya itu sebagai ‘malvertising’,” kata Longmore.
Menggunakan jasa layanan diagnosis Google, Longmore menemukan bahwa xhamster, yang menurut Alexa adalah situs terpopulerdi internet, memiliki ribuan iklan di puluhan ribu iklannya di hari-hari terakhir ini.
Alexa, firma pemantau peringkat popularitas internet berdasarkan jumlah kunjungan, mengatakan bahwa rata-rata pengguna xhamster akan melihat sepuluh laman yang berarti mereka berisiko terkena malware sebanyak empat puluh dua persen setiap kali membuka situs porno itu.
Situs lainnya, pornhub, memiliki iklan berbahaya di dua belas persen lamannya.
Longmore mengatakan, “Tampaknya ada peningkatan kuantitas malware di situs-situs populer, terutama dalam satu minggu terakhir.”
Namun, situs porno nomor satu di internet, xvideos, berdasarkan analisis Google tidak memiliki iklan berbahaya yang mengindikasikan bahwa situs itu telah “berbenah”.
Para pengakses situs pornografi akan semakin terancam dengan infeksi malware yang semakin merajalela.
Selain xHamster, malware yang dikemas dalam bentuk iklan porno juga makin marak di Pornhub dan YouPorn.
Perusahaan antimalware dan keamanan internet lainnya Malwarebytes, mengungkapkan hal ini, seperti dilansir dari The Inquirer, Rabu, 30 September 2015.
Mereka mendeteksi, malware dalam bentuk iklan telah merambah ke berbagai situs pornografi yang paling banyak diakses pengguna.
“Sebelumnya kami telah memberikan peringatan kepada pengguna tentang adanya kejahatan malvertising di situs xHamster. Namun ternyata, itu hanya sebagian kecil dari banyak serangan ke sejumlah situs dewasa,” ujar peneliti keamanan dari Malwarebytes, Jerome Segura.
Menurut mereka, polanya masih tidak jelas dan dianggap sangat aneh. Pasalnya, selama beberapa minggu, mereka mendeteksi adanya insiden lain yang mempengaruhi akses ke Pornhub dan YouPorn. Keduanya dikenal sebagai situs dewasa dengan 800 juta pengunjung bulanan.
“Untungnya, malvertising di PornHub dan YouPorn tidak berlangsung lama. Ini berkat adanya respons cepat dari publisher dan jaringan penyedia iklan,” ujar Segura.
Produsen halaman pornografi, MindGeek, mengaku telah membersihkan PornHub dari malvertising.
Hal itu dilakukan sesaat setelah mereka mendapatkan peringatan tentang bahaya malware iklan tersebut.
“Kami langsung menyadari jika itu adalah malware yang berasal dari mitra iklan pihak ketiga.”
“ Kami telah menonaktifkan semua iklan tersebut dan terus mencari tahu mengenai insiden ini. Kami sekarang secara aktif melakukan audit terhadap iklan dari pihak ketiga yang ditampilkan di situs kami,” kata pihak MindGeek.
Pornhub berjanji akan selalu menjaga keamanan dan kenyamanan akses penggunanya secara serius dengan terus memerangi malvertising.
Perusahaan antivirus Kaspersky Lab juga merilis mengenai dampak buruk peranti lunak berbahaya yang menjangkit perangkat.
Dari laporannya itu, pengguna harus merogoh kocek hingga jutaan rupiah untuk memperbaiki perangkat dari serangan malware.
Penelitian yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan B2B International pada tahun lalu menemukan fakta hampir setengah dari pengguna Internet harus berhadapan dengan peranti lunak berbahaya..
Menurut keterangan tertulisnya, Selasa, 29 September 2015, dalam penelitian itu terungkap, malware paling sering melekat di komputer berbasis Windows.
Selain itu, perangkat berbasis Android dan Mac OS X pun tak luput dari jangkitan malware.
Riset menunjukkan malware tersebut berasal dari beragam sumber. Dari penelitian, Kaspersky menyatakan, dua belas persen pengguna percaya perangkat mereka terinfeksi setelah mengunjungi situs mencurigakan, memakai flash disk USB milik orang lain, perangkat terinfeksi lainnya.
Kemudian, instalasi aplikasi berbahaya yang tersamarkan sebagai program resmi berkontribusi sebesar delapan persen sebagai penyebab infeksi.
Head of Consumer Product Management, Kaspersky Lab, Elena Kharchenko, mengatakan, biaya dan efek tak menyenangkan dari sebuah infeksi malware dapat dihindari dengan sedikit sikap bijaksana.
Contohnya, jangan menghubungkan USB yang tidak terverifikasi pada perangkat, hanya gunakan toko aplikasi resmi, menjaga sistem operasi dan aplikasi up to date dan pemindai data-data dengan program sekuritas sebelum membukanya.
“Kemampuan untuk memprediksi segala sesuatu yang berpotensi menjadi masalah dan mengambil langkah pencegahan adalah kunci agar tetap aman,” kata dia.
Untuk menyembuhkan malware yang menjangkit perangkat, Kaspersky mengklaim memiliki obat penyembuhnya, seperti Kaspersky Internet Security.
Solusi tersebut dapat melindungi perangkat berbasis Windows, OS X dan Android yang dirancang untuk melindungi dari berbagai jenis ancaman, termasuk malware yang menyadap password, percobaan akses tanpa izin ke webcam, cryptomalware, dan kerentanan di aplikasi-aplikasi populer