Apple menemukan cara mengawetkan pemakaian baterei pada perangkat MacBook hingga bisa digunakan berhari-hari yang mungkin bobot laptop mampu bekerja secara baik.
Sejak lama MacBook memang mendambakan baterai yang mampu bertahan hingga berhari-hari untuk sekali charge
Seperti ketahui, sejumlah MacBook yang telah beredar saat ini daya tahan baterai maksimalnya adalah sepuluh jam pemakaian.
Teknologi baru ini menggunakan sel bahan bakar, yaitu sebuah perangkat yang mampu mengkonversi reaksi kimia antara hidrogen dengan oksigen menjadi tegangan listrik dan nantinya memungkinkan baterai bertahan hingga berhari-hari.
Penggunaan teknologi ini bisa dibilang bukan hal yang baru, mengingat beberapa minggu yang lalu sebuah perusahaan asal Inggris telah mengumumkan kalau mereka tengah bekerjasama dengan Apple untuk bisa menyertakan baterai dengan sel bahan bakar ini ke dalam iPhone.
Mirip seperti yang dijelaskan sebelumnya, teknologi baterai baru ini diyakini bisa bertahan selama seminggu penuh untuk sekali charge.
Paten tersebut sempat menyebutkan penggunaan MagSafe; sebuah fitur yang masih dipakai di MacBook Air dan MacBook Pro.
Namun seperti ketahui, MacBook edisi terbaru telah beralih menggunakan port USB tunggal yaitu USB Type-C, dan hal ini berpotensi menimbulkan masalah baru untuk pengembangan baterai.
Mirip seperti aki mobil, sel bahan bakar ini juga membutuhkan suntikan baru ketika habis, dan proses ini bisa menjadi sebuah masalah yang rumit mengingat perlunya dukungan hardware khusus.
Untuk menjawab masalah tersebut, Apple berencana menggunakan desain sel bahan bakar yang bisa dibongkar dengan mudah untuk kemudian diisi ulang ketika dilepas dari laptop.
Jika ide ini benar-benar direalisasikan, maka MacBook mendatang bisa jadi bakal menyertakan gabungan antara baterai biasa sebagai baterai utama dan baterai sel bahan bakar sebagai cadangan.
Untuk itu Apple telah mengajukan permohonan paten dengan tujuan mengamankan sistem yang mereka temukan bisa dimanfaatkan oleh pengguna.
Mengutip situs Wired, paten Apple itu mengacu secara spesifik untuk alat charger MagSafe khusus MacBook, sehingga untuk saat ini teknologi tersebut belum akan digunakan untuk handset iPhone atau iPad.
Sementara laman situs “9to5Mac” menulis, paten teknologi yang diajukan Apple juga menjabarkan sejumlah sumber bahan bakar potensial dan semuanya dicampur dengan hidrogen dan zat oksidasi seperti oksigen dan air.
Tak hanya itu, Apple juga memasukan bahan bakar potensial seperti borohidrida, silkat sodium, lithium hidrida, magnesium hidrida, hidrokarbon, dan cairan hidrogen.
Keuntungan menggunakan sistem sel bahan bakar seperti ini diyakini perusahaan adalah sekali pengisian daya, ia mampu bertahan dalam durasi yang panjang. Berbeda dengan baterai biasa yang memang harus diisi secara berkala tiap harinya.
Diketahui Apple telah mengajukan sejumlah paten yang berhubungan tentang sistem sel bahan bakar, salah satunya paten empat tahun lalu yang menjelaskan sistem serupa, serta di Maret lalu yang isinya cukup rinci tentang sistem sel bahan bakar eksternal untuk perangkat mobile.
Sementara muncul rumor bahwa perusahaan Intelligent Energy yang bersemayam di Loughborough, Inggris telah menjalin kemitraan dengan Apple untuk mengembangkan teknologi tersebut untuk iPhone generasi selanjutnya.
Pimpinan Intelligent Energy, Henry Wizard enggan mengkonfirmasi soal rumor tersebut. “Ini langkah besar sebab Anda bergerak ke teknologi baru dan harus memberi konsumen produk yang nyaman,” katanya kepada media Telegraph.
Hingga kini baterai masih diandalkan sebagai alternatif sumber energi bagi laptop.
Meski densitas energinya cukup besar dengan perkembangan teknologi terkini, tetap saja baterai memiliki umur pakai.
Panjang dan tidaknya umur pakai tergantung kepada, salah satunya, adalah frekuensi siklus isi dan buang muatan listrik baterai atau charge dan discharge.
Keterbatasan baterai inilah yang menjadi pemicu bagi Apple untuk membuat teknologi yang lebih tepat bagi laptop produknya, MacBook.
Hasilnya, Apple kini tengah mempersiapkan patent bagi teknologi MacBook tersebut.
Generasi masa depan MacBook kemungkinan tidak akan lagi menggunakan baterai, rencananya MacBook akan mengusung fuel cell.
Tidak hanya Apple yang tertarik menggunakan fuel cell sebagai pengganti baterai pada perangkat elektronik bergerak, Panasonic pun telah melakukan riset yang sama beberapa tahun sebelumnya.
Jika kedua perusahaan tersebut berhasil membawa fuel cell ke berbagai peralatan elektronik bergerak yang diproduksinya, maka bisa dipastikan teknologi baterai harus berkembang lebih jauh agar tidak tersingkirkan oleh fuel cell.