“Facebook itu gila,” tulis laman “bloomberg” tentang aksi aksi korporasi yang dilakukan Facebook dengan mengakuisisi WhatsApp seharga 16 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 223 triliun.
Langkah itu, seperti diamati Robert Dole, pengamat bisnis teknologi informasi, dinilai sebagai langkah “putus asa.” Dan harga yang dibayarkan oleh perusahaan jejaring sosial milik Mark Zuckerberg itu sangat kelewat mahal.
“Harga pembelian ini sudah gila-gilaan, terlalu mahal. Ini merupakan tanda bahwa mereka, facebook, putus asa dengan jumlah users yang saat ini mereka miliki,” ujar Dole, analis yang disegani di pasar media sosial ini., Kamis 20 Februari, 2014, sebagaimana di kutip “nuga.co” dari “reuter.”
“Facebook,” tulis Dole,” ketar-ketir akibat jumlah users akan anjlok, dan mereka mencoba untuk mendapatkan users baru dengan membeli perusahaan yang punya users. Namun yang tak bisa dimungkiri, saat ini memang banyak sekali strategi yang ditempuh untuk meningkatkan jumlah users pada era dotcom.”.
Pembelian WhatsApp oleh Facebook ini telah “mengerdilkan” semua aksi korporasi termasuk pembelian terhadap Instagram senilai satu miliar dollar AS atau setara dengan Rp 11,6 triliun.
Ketika Mark Zuckerberg mengakuisisi perusahaan jejaring yang tidak jelas pangsa pasarnya itu, juga banyak pihak yang sinis terhadap langkah CEO Facebook itu.
Mark Zuckerberg saat ini tengah berupaya untuk memasuki pasar pesan mobile. Sebelumnya, Facebook juga pernah mendekati perusahaan penyedia aplikasi berbagi foto melalui ponsel, Snapchat dengan tawaran sebesar tiga miliar dollar AS atau sekitar Rp 35 triliun. Namun, tawaran itu ditolak Snapchat
Namun seiring dengan kegagalan itu, Facebook berhasil mencaplok WhatsApp, dengan jumlah pengguna aktif mencapai 450 juta users per bulan.
Meski berhasil melakukan deal besar, namun pemegang saham Facebook terlihat tidak terlalu antusias menyambut aksi korporasi tersebut. Sebaliknya, harga saham Facebook pada penutupan Kamis dini hari WIB turun sebesar lima persen.
“Pembelian tersebut tidak sejalan dengan pemikiran investor di pasar modal. Pemodal tidak mendapatkan pernyataan sebelumnya dari perusahaan,” lanjut Dole.
“Facebook kehilangan perhatian pengguna, dan mereka mencoba untuk mengambil kembali dengan membeli aplikasi. Sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan, karena itu hanya membeli users saat mereka ada dalam kondisi tertentu. Facebook sebenarnya bisa mendapatkan pengguna dengan menciptakan kemampuan di situs yang dimilikinya,” lanjut Dole.
Namun demikian, Robert Pavlik, chief market strategist Banyan Partners tidak setuju dengan penilaian bahwa aksi korporasi itu merupakan langkah putus asa Facebook.
“Facebook mencoba untuk menemukan perusahaan yang bisa membawa bisnis ke depan. Zuckerberg percaya masa depan bisnis berada di perangkat mobile. Saya percaya, ada potensi keuntungan dengan cara itu,” ujar Pavlik.