Google, di awal pekan ini, kembali bikini kejutan dengan mencaplok layanan marketplace khusus influencer, FameBit yang natinya akan memudahkan pengguna mengoneksi dengan YouTube alias YouTube
Baik Google maupun FameBit tidak mau memberberkan nilai akuisisi ini.
Yang pasti, seperti rilis resmi Google, Kamis, 13 Oktober 2016, , inisiasi ini untuk membantu para YouTuber memonetisasi pengaruh yang dimiliki via internet.
Ujung-ujungnya, hal ini akan berimbas pada pendapatan YouTube sebagai platform konten video.
“Kami percaya bahwa hubungan Google dengan brand, kemitraan Google dengan YouTuber, serta teknologi FameBit, bakal meningkatkan jumlah konten brand sehingga mendorong perputaran uang melalui video online,” kata Vice President of Product Management Google, Ariel Bardin.
FameBit sendiri merupakan marketplace khusus bagi para influencer, yakni orang-orang terkenal di ranah maya, seperti seleb Instagram, seleb Twitter, YouTuber, dan lainnya.
Melalui FameBit, para brand bisa menentukan influencer seperti apa yang cocok untuk mempromosikan produk dan jasanya di internet.
Intinya, FameBit bak manajemen artis tapi khusus bagi mereka yang terkenal via platform online.
Menurut Google, kerja sama dengan FameBit bakal membuat pemasaran brand via YouTube semakin meluas alias mainstream.
Hal ini dianggap sebagai win-win solution, sebab YouTuber akan lebih mudah di-endorse, brand lebih mudah berpromosi, dan YouTube sebagai wadahnya juga bisa meraup untung.
Ke depan, Google menggarisbawahi bahwa FameBit akan tetap beroperasi seperti sedia kala sebagai layanan yang berdiri sendiri.
Satu-satunya intervensi Google cuma untuk memanfaatkan teknologi platform FameBit di YouTube.
Co-founder FameBit, Kozera dan David Kierzkowski berharap, pihaknya bisa mengoneksikan lebih banyak brand dengan kreator, memperkuat koneksi dengan audiens, serta membuat pemasaran brand lebih kreatif, dengan adanya kemitraan bersama Google.
Saat ini, FameBit mengklaim layanannya telah menampung belasan ribu brand dan empat puluh enam ribu kreator untuk saling terhubung. Sebelumnya, FameBit telah mendapat pendanaan besar dari kolaborasi kapital ventura.
”Saya membuat video bukan untuk mengajarkan main game yang benar. Saya ingin video itu seolah-olah orang-orang duduk di samping saya dan kita bermain game bersama,” kata Felix Kjellberg.
Lima tahun silam, pria yang tenar sebagai PewDiePie ini pertama kali mengunggah video ke YouTube.
Sekarang Kjellberg yang asal Swedia dan kini menetap di London itu adalah bintang paling besar di YouTube .
Kini, PewDiePie juga meluncurkan buku bertitel This Book Loves You.
Di luar PewDiePie, ada banyak bintang yang meraih ketenaran lewat layar kecil.
Menurut majalah Forbes, YouTuber peraih penghasilan tertinggi setelah Kjellberg adalah duo sahabat sejak kecil Smosh
Di luar mereka, ada penyanyi Hugo Kurt Schneider dan Sam Tsui, dan jangan lupa Justin Bieber pun awal mulanya terkenal di YouTube.
Tak bisa menyanyi atau bakat lain yang menarik buat ditampilkan? Jangan takut, masih banyak peluang. Resep jitu untuk ngetop di YouTube adalah menjadi diri sendiri. Asal tahu saja, banyak bintang besar yang lokasi shooting-nya di kamar tidur.
Penonton justru suka karena membuat mereka dekat dan serasa mengintip kehidupan idolanya.
Lagi pula bintang YouTube dapat terkenal karena mereka tidak seperti stereotip artis pada umumnya yang harus berwajah menawan, bertubuh tinggi ramping, berdandan cantik, berpakaian terkenal, atau kriteria lain yang tak terjangkau masyarakat biasa.
Namun, tidak semua video tersebut memadai. Itu sebabnya, YouTube menggelar program Broadcast Box di lima kota, yakni Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar, pada November lalu. Program ini adalah yang pertama di dunia.
Melalui program ini, para kreator alias YouTuber alias para pembuat video di kanal pribadi YouTube dapat mempelajari kemudahan membuat dan mengunggah video
Di program itu, ada pula tim yang bertugas menjawab pertanyaan secara langsung dari tiga pertanyaan yang paling sering ditanyakan YouTuber, seperti pengarahan teknis, memaksimalkan fitur, dan melindungi konten.
”Banyak yang tak tahu memakai lagu di videonya tak boleh asal comot lagu orang lain. Untuk itu, YouTube juga menyediakan lagu berikut latar untuk video,” ujar Niken Sasmaya, YouTube Partnership Manager, South East Asia, Australia and New Zealand.
Sama seperti artis konvensional lainnya, YouTuber mana pun pasti memiliki hater yang tak segan mengejek dan mencela. Cynthian sempat sedih dan kecewa lantas mogok setahun karena takut dicela lagi.
””Setelah setahun, saya baru berani lagi karena jika saya mogok, berarti hater yang menang,” ujar Cynthian kalem.