Instagram kembali menerima gugatan dari pengguna karena tampilan gambarnya yang buram.
Pengguna menggugat komitmen tinggi Instagram yang melarang dan memblokir posting foto atau video yang jelas-jelas melanggar peraturan, seperti mengandung unsur pornografi dan kekerasan.
Tapi posting yang bersifat hanya “menyerempet” biasanya dibiarkan.
Tapi kini hal tersebut sudah berubah dengan adanya kebijakan baru.
Instagram telah mulai memburamkan foto dan video di feed pengguna yang dinilai bermuatan “sensitif”.
Artinya, foto atau video dimaksud telah dilaporkan oleh pengguna lain sebagai tak layak, namun dinilai tidak melanggar peraturan oleh tim moderasi Intsagram.
Maka diambillah jalan tengah dengan tetap membiarkan posting dimaksud, tapi dengan diburamkan dan diimbuhi peringatan berbunyi “Foto ini mengandung konten sensitif yang mungkin ofensif atau mengganggu untuk sebagian orang.”
Posting yang diburamkan tetap dapat dilihat dengan menghilangkan blur setelah pengguna menekan sebuah tombol khusus, untuk menyatakan kesediaan melihat konten meski sudah diperingatkan.
Dalam sebuah pernyataan yang dilayangkan ke The Verge, Instagram mengatakan penilaian sebuah konten sebagai “sensitif” didasarkan pada sejumlah kriteria.
Awalnya, Instagram akan fokus pada konten yang menggambarkan kekerasan.
“Misalnya grup penyayang binatang yang mengekspos keadaan binatang uji coba atau penyiksaan binatang, atau konten yang bertujuan meningkatkan kesadaran atas krisis kemanusiaan di seluruh dunia,” sebut Instagram, Jumat, 24 Maret..
Pengguna sendiri tetap dapat mengunggah konten “sensitif” dan tidak akan diturunkan oleh Instagram asalkan tidak melanggar ketentuan.
“Seiring waktu, kami akan menerapkan kebiijakan serupa agar mencakup area lain,” imbuh Instagram.
Dalam waktu bersamaan dengan penerapan kebijakan ini, Instagram turut memperkenalkan fitur sekuriti baru berupa otentikasi dua langkah yang sebelumnya hanya tersedia secara terbatas untuk pengguna tertentu.
Instagram kini memang sedang naik “daun.”
Jumlah pengiklan aktif bulanannya saat ini telah mencapai angka sekitar satu jutaan.
Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat sejak September tahun lalu.
Jika dibandingkan dengan periode satu tahun yang lalu, saat itu baru ada sekitar dua ratus ribu pengiklan aktif di Instagram tiap bulannya.
Pertumbuhan yang pesat itu seperti ditulis Tech Crunch, didukung oleh jumlah pengguna aktif Instagram yang tiap harinya mencapai empat ratus juta orang.
Selain jumlah pengguna harian yang besar, apa lagi yang mendukung pertumbuhan iklan di Instagram?
James Quarles yang memimpin bisnis iklan di Instagram mengatakan, platform iklan di Instagram berbeda dalam beberapa hal, sehingga mampu menarik perhatian.
Pertama, Instagram memang tempat di mana orang mengikuti passion-nya, seperti musisi, bisnis, hobi, dan sebagainya.
Bahkan, menurut statistik, delapan puluh persen pengguna di Instagram menjadi pengikut akun bisnis tertentu.
Kedua, kemudahan dalam menggunakan Instagram juga menjadi pendukung. “Cuma butuh empat kali tap di layar untuk membuat akun profil bisnis,” kata Quarles.
Ketiga, Instagram mampu membuat penggunanya melakukan aksi nyata, bukan hanya sekadar mem-follow akun, memberi like, atau berkomentar, namun Instagram juga bisa meyakinkan pengguna menge-klik tautan ke situs utnuk membeli produk.
Ke depannya, Instagram mengatakan sedang membuat fitur baru di mana pengguna bisa berinteraksi langsung dengan pengiklan.