iPhone 5c mendapat jatah pensiun dini dari Apple. Pensiun dini untuk produk smartphone ini dimulai dari langkah awal mengurangi jumlah produksi hariannya untuk kemudian Apple akan menghentikan selamanya pembuatan smartphone tersebut.
Situs teknologi informasi, “Cnet,” Kamis, 27 November 2014, merilis berita yang bersumber dari manajemen Apple bahwa smartphone bercangkang plastik tersebut akan berhenti diproduksi mulai pertengahan 2015 mendatang.
Apple tidak menyebutkan alasan penghentikan produksi iPhone 5c tersebut. Minimnya permintaan pasar terhadap iPhone 5c disinyalir menjadi salah satu alasannya.
iPhone 5C sejatinya merupakan iPhone 5 versi plastik. Keduanya hadir dengan spesifikasi hardware yang tidak jauh berbeda. Yang jadi pembeda, iPhone 5 menggunakan casing berbahan metal, sementara iPhone 5c dengan cangkang plastik.
iPhone 5c diluncurkan pada September 2013, bersamaan dengan iPhone 5s. Dari awal banyak pengamat teknologi memprediksi produk ini tidak mampu bersaing dengan smartphone-smartphone sekelas.
Para konsumen sendiri dikatakan lebih memilih iPhone 5s karena hadir dengan berbagai fitur baru dan juga spesifikasi yang lebih tinggi dari iPhone 5c.
Apple sebenarnya menargetkan iPhone 5c untuk segmen pasar menengah di negara berkembang. Namun, harga ponsel itu dianggap belum cukup murah untuk konsumen di sejumlah negara tersebut sehingga kurang laris di pasaran.
Di Indonesia, iPhone 5c saat itu dihargai delapan koma tuju juta rupiah, lebih mahal dibandingkan ponsel Android Samsung Galaxy S4 yang berharga tujuh setengah juta rupiah.
Apple masih belum mengeluarkan komentarnya terkait penghentian produksi ini.
iPhone 5c memiliki prosesor 64-bit, pemindai sidik jari, cangkang aluminium dan plastik warna-warni, serta masih banyak lagi
Sejumlah komponennya terbilang canggih. Menurut pengamat teknologi biaya produksi yang diperlukan untuk membuat sebuah iPhone 5S dan 5C lebih hematdari produk serupa.
Biaya produksi iPhone 5c diperkirakan menelan biaya sekitar dua koma dua juta rupiah. Ongkos produksi versi 64GB lebih mahal, yaitu 210 dollar AS atau sekitar dua setengah juta rupiah. Tambahan biaya untuk jenis yang samadiperlukan untuk merakit setiap iPhone.
Perkiraan biaya produksi yang dipatok IHS untuk iPhone 5S itu tak jauh berbeda dibandingkan iPhone 5 sebelumnya yang bisa mencapai 205 dollar AS.
Sensor sidik jari iPhone dibuat oleh Authentec, perusahaan teknologi fingerprint yang tahun lalu diakuisisi Apple sebesar 356 juta dollar AS. Harga sensor ini diperkirakan sebesar 7 dollar AS, sementara prosesor A7 hasil pabrikan Samsung berkisar di angka 19 dollar AS.
Apple mengecer iPhone 5S seharga 649-849 dollar AS tanpa kontrak. Tentu, selain menghasilkan margin bersih, selisih angka tersebut dengan ongkos produksi diperlukan untuk menutup biaya lain-lain seperti distribusi, pemasaran, serta riset, dan pengembangan.
Akan halnya iPhone 5C, IHS memperkirakan perangkat itu menelan biaya komponen antara 173-183 dollar AS, termasuk ongkos perakitan sebesar 7 dollar AS untuk setiap smartphone. Ponsel pintar yang satu ini dijual Apple seharga 549-649 dollar AS tanpa kontrak.
Produsen komponen yang dipakai di iPhone 5S dan 5C mencakup Qualcomm, Skyworks, Avago, RF Micro Devices, dan TriQuint Semiconductor. Nama-nama ini bertanggung jawab membikin sejumlah chip yang menangani koneksi jaringan di kedua perangkat.
Jenis dan kombinasi chip jaringan yang digunakan sama antara iPhone 5S dan 5C. Alhasil, duet iPhone baru tersebut mampu mendukung jumlah band LTE mencapai 13 buah di seluruh dunia. Dukungan tersebut belum dimiliki oleh para kompetitornya sejauh ini.
Sumber: AllThingsD dan CNET