Twitter menunda peluncuran fitur Lights Out untuk perangkat Android. Fitur ini pertama kali dirilis oleh Twitter untuk iOS pada Maret lalu.
Dilansir Phone Arena, penundaan ini diungkapkan oleh VP of Design and Research, Dantley Davis
Menurutnya, Twitter masih harus mengoptimalkan pengalaman dari fitur tersebut.
“Fitur ini akan segera hadir, tapi sedikit tertunda karena kami sedang mengoptimalkan pengalaman. Kami ingin segera menghadirkannya untuk para pengguna Android. Kami menghargai kesabaran Anda,” tulis Davis melalui akun Twitter miliknya.
Lights Out merupakan versi baru dari Dark mode yang sebelumnya telah ada di Twitter. Fitur Lights Out ini memiliki latar belakang yang benar-benar gelap dengan teks berwarna putih.
Dark mode yang ada saat ini pada aplikasi Twitter di Android memiliki latar belakang berwarna biru gelap.
Latar belakang hitam bukan hanya terlihat lebih baik daripada biru, tapi juga lebih menghemat daya tahan baterai pada ponsel dengan layar OLED.
Untuk pengguna Android, untuk mengaktifkan Lights Out caranya dengan mengakses Settings, lalu Display and sound, kemudian Dark Mode, dan pilih Lights Out. Fitur Dark mode yang lama dengan latar belakang biru kini bernama “dim.”
Sambil menunggu Lights Out menyambangi Android, pengguna Twitter masih bisa menggunakan versi Dark mode yang ada saat ini. Cara mengaktifkannya dengan mengakses Settings, lalu Display and sound, kemudian pilih Dark mode.
Sebelumnya, Twitter dilaporkan tengah menguji coba cara baru agar pengguna dapat menyaring pesan yang masuk melalui Direct Message (DM). Dengan kata lain, pengguna Twitter dapat mengatur pesan yang masuk ke dalam inbox-nya.
Seperti diketahui, saat ini pesan yang melalui Direct Message dapat berasal dari siapa saja, termasuk pesan spam. Untuk itu, Twitter kini membagi pesan yang masuk ke Direct Message.
Dikutip dari Tech Crunch, dalam uji coba ini, Twitter menghadirkan kolom khusus di Direct Message yang diberi nama Message Request. Bagian ini akan menampilkan pesan dari akun yang tidak memiliki hubungan dengan pengguna.
Jadi, pesan yang berasal dari akun asing akan langsung masuk ke bagian ini dan pengguna dapat menyaringnya sebelum masuk ke kotak masuk utama di Direct Message.
Tidak hanya itu, Twitter menyertakan kemampuan filtering di dalam pesan tersebut. Oleh sebab itu, pesan yang terindikasi berisi konten bermasalah tidak akan ditampilkan, kecuali pengguna memilih untuk memperlihatkannya.
Kehadiran fitur ini disebut-sebut menambah kenyamanan pengguna Twitter yang terbiasa memanfaatkan fitur Direct Message. Selain itu, fitur ini sekaligus menawarkan platform yang lebih sehat bagi Twitter, terutama dalam hal perundungan online.
Perlu diketahui, kemampuan serupa sebenarnya sudah hadir di Facebook Messenger. Facebook memang sejak awal menghadirkan tab terpisah untuk pesan yang berasal dari orang asing atau akun yang belum berhubungan.
Akan tetapi, mengingat fitur ini masih sebatas uji coba, belum dapat dipastikan kapan Twitter akan menggulirkannya sebagai fitur resmi. Untuk itu, menarik menunggu pengumuman lebih lanjut dari situs microblogging tersebut.
Sebelumnya, Twitter mengakui pihaknya tidak sengaja menggunakan data pengguna tanpa izin untuk iklan tertarget. Hal ini terjadi karena adanya masalah dalam menu pengaturan di situs microblogging tersebut.
Dikutip dari Reuters, Twitter mengaku masalah tersebut ditemukan pekan lalu dan sudah diatasi. Sayangnya, perusahaan yang dipimpin Jack Dorsey itu tidak mengungkap lebih lanjut pengguna yang terdampak masalah ini.
Dalam keterangan resmi yang diterima Twitter memang mengakui adanya isu ini dan menyebut ada dua dampak yang ditimbulkan bagi pengguna.
Menurut Twiter, pengguna yang memakai aplikasi seluler sejak Mei 2018 dan mengklik iklan, ada kemungkinan datanya dibagi dengan pengiklan.
Adapun data itu termasuk kode negara, interaksi dengan iklan, atau informasi tentang iklan tersebut. Dalam hal ini, pengguna memang tidak memberikan izin pada Twitter alias dilakukan secara diam-diam.
Twitter juga mengaku ada kemungkinan pihaknya mengetahui model perangkat yang digunakan untuk mengakses layanannya, meski tidak diberi izin oleh pengguna.
Namun, data itu tidak mengandung informasi, seperti kata sandi, akun email, dan informasi lain.
Twitter pun meminta maaf atas masalah ini dan akan mengambil langkah untuk memastikan kesalahan serupa tidak akan terulang lagi.
Sebagai tidak lanjut masalah ini, Twitter menyarankan pengguna memeriksa pengaturan akun untuk mengetahui pemberian izin terkait iklan di layanan tersebut.