Harian ekonomi dan bisnis, “The Wall Street Journal,” hari ini Selasa pagi WIB, menulis tentang menguatnya kembali harga emas, walu pun tipis, karena terangkat oleh pelemahan dolar dan laporan bargain hunting di pasar emas fisik.
Pasar tampaknya telah mampu mengatasi efek peluang kenaikan suku bunga Fed yang akan dilakukan pada bulan depan, tetapi masih mencoba untuk menilai implikasi jangka panjang dari pemilihan umum AS.
Mmemang terjadi kekhawatiran bahwa kenaikan populasi global berpotensi menjadi lonceng bagi zona Eropa.
Pasar akan memperhatikan referendum reformasi konstitusi Italia pada awal Desember.
Jika hasil referendum tidak berhasil maka PM Matteo Renzi telah bersumpah untuk mundur. Eropa skeptis dapat membuat terobosan.
Pemilihan Presiden Perancis akan diadakan pada bulan April dan Marine Le Pen telah berjanji jika terpilih untuk mengadakan referendum Frexit.
Jika salah satu Negara ekonomi terbesar kedua atau ketiga dalam Uni Eropa akan meninggalkan zona Eropa maka akan menyebabkan gangguan yang cukup besar pada mata uang tunggal sehingga investasi safe haven seperti emas menjadi incaran para pelaku pasar.
Banyak alasan mendasar mengapa harus memiliki emas tetapi yang terpenting adalah hedge untuk investasi lainnya.
Perspektif pergolakan politik sepanjang tahun ini telah menjadi tahun akan terus membuat harga emas bergerak. Pasar tidak melihat perubahan tetapi semua bergerak dalam volatilitas.
Sementara itu, sejumlah faktor lain yang cenderung akan mendukung untuk emas dalam jangka menengah hingga jangka panjang masih terus terlihat.
Valuasi historis harga tinggi untuk kelas aset seperti saham dan obligasi membuka harapan bahwa pertumbuhan pasokan akan melemah selama dua belas hingga dua tahun ke depan, apalagi mata uang China akan terus berlanjut terdepresiasi dan berpotensi akan mendukung pembelian emas.
Kenaikan harga emas secara keseluruhan terpicu pelemahan dolar AS yang mengangkat harga logam mulia ini dari posisi terendahnya baru-baru ini.
Harga emas dalam dolar menjadi lebih terjangkau untuk pembeli asing ketika mata uang ini menurun.
Harga emas turun lima persen pada bulan ini, dan terus memudar seiring ketidakpastian politik dan meningkatnya harapan bahwa Federal Reserve akan segera menaikkan suku bunga yang menyeret logam mulia ke level terendah sejak Februari.
Emas memang tidak memberikan imbal hasil apapun, berbeda dengan investasi lain yang memberikan imbal hasil ketika harga naik.
“Ke depan secara bertahap kenaikan suku bunga dan penguatan dolar akan terus menurunkan harga emas,” kata Carsten Menke, Analis Julius Baer, dalam sebuah catatannya kepada klien.
Sedangkan harga emas di dalam negeri yang dijual PT Aneka Tambang Tbk lebih mahal Rp 2.000 per gram menjadi Rp 592 ribu per gram pada perdagangan Selasa pagi waktu Jakarta.
Bahkan harga pembelian kembali atau dikenal dengan buyback emas Antam naik Rp 4.000 menjadi Rp 523 ribu per gram.
Itu artinya, jika Anda menjual emas yang Anda miliki, maka Antam akan membayar Rp 523 ribu per gram.
Harga jual dan pembelian ini merupakan harga patokan di butik emas Logam Mulia Antam Pulogadung, Jakarta. Sedangkan harga di butik emas logam Mulia lainnya bisa berbeda.
Pembayaran buyback dengan volume di atas satu kilogram akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu pada harga buyback hari transaksi.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram. Menjalang siang WIB, beberapa ukuran emas Antam tidak tersedia antara lain ukuran 2 gram, 3 gram, 25 gram, dan 250 gram.