Hari ini, Kamis, 23 April 2015, harga emas acuan PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, kembali merosot akibat pengaruh melemahnya harga emas di pasar global.
Pada perdagangan internasional, yang ditutup di Comex, New York, semalam, emas terus dalam kondisi melemah.
Reuters melaporkan, emas berjangka untuk pengiriman bulan Juni turun US$16,20 ke level US$1.186 per ounce. Di pasar Spot, harga emas juga turun ke level US$1.186 per ounce.
Lesunya harga emas global tampaknya berdampak pada harga acuan dalam negeri.
Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Antam Tbk, Kamis 23 April 2015 menurunkan harga emas batangan Rp 3.000 jadi Rp545.000 per gram, setelah sehari sebelumnya diperdagangkan pada level Rp 548.000 per gram.
Begitu juga harga pembelian kembali, atau dikenal dengan sebutan “buyback” logam mulia Antam turun Rp 3.000 ke Rp 485.000 per gram.
Antam menjual emas dari ukuran satu gram hingga 500 gram.
Menjelang tengah hari, semua ukuran emas Antam masih tersedia.
Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.
Dengan penurunan ini maka Antam kembali menyesuai dengan harga baru emas yang diperdagangkannya. Untuk emas ukuran lima gram turun menjadi Rp2.580.000, ukuran 10 gram Rp5.110.000, ukuran 25 gram Rp12.700.000, ukuran 50 gram Rp25.350.000 dan ukuran 100 gram turun jadi Rp50.650.000.
Harga emas ukuran 250 gram juga turun ke level Rp126.500.000. Sementara itu, untuk ukuran 500 gram mencapai Rp252.800.000.
Di pasar global, harga emas turun lebih dari satu persen akibat aksi jual menyusul dolar yang sebelumnya juga bergerak melemah setelah data zona euro tercatat mengecewakan.
Selain itu, harga emas juga melemah karena tidak adanya perkembangan baru dalam krisis Yunani yang membuat investor berhati-hati.
Dolar, awalnya melemah namun mengalami perubahan terhadap sekeranjang mata uang utama.
Ini terjadi setelah laporan dari Zona Euro tentang kepercayaan konsumen tercatat mengecewakan di bulan April.
Investor juga terus memantau situasi di Yunani. Ketidakpastian berkepanjangan atas krisis utang – yang jika belum terselesaikan bisa memungkinan negara ini keluar dari zona euro.
Kondisi ini bisa meningkatkan permintaan untuk emas, yang dipandang sebagai tempat yang aman, meskipun kekuatan yang dihasilkan dalam dolar dapat membatasi keuntungan
Ekuitas AS rally, didorong laporan bank investasi Morgan Stanley di kuartal I, tercatat menjadi yang paling menguntungkan sejak krisis keuangan. Kinerja yang kuat menarik investor, yang menunjukkan minat yang terbatas dalam emas.
“Alokasi dana Aset mana pun harus memperhatikan kinerja,” kata George Gero, Ahli Strategi Logam Mulia RBC Capital Markets di New York.
Reli di pasar saham kemungkinan akan memberikan kontribusi terhadap dolar, yang memberikan berat lebih lanjut pada harga emas.
Dolar naik nol koma lima persen versus sekeranjang mata uang utama pada Senin, menyusul penurunan dua persen pekan lalu di bawah tekanan data AS.
Pertemuan kebijakan The Fed akhir bulan ini akan memberikan petunjuk kuat tentang waktu kenaikan suku bunga.
Sementara ketidakpastian atas situasi di Yunani bisa mengangkat beberapa permintaan emas ritel di Eropa. Namun belum ada uptick signifikan dalam permintaan fisik dari Asia, kawasan memakan atas, kata para pedagang.
Kelesuan ekonomi di China, konsumen emas terbesar kedua di dunia, khususnya usai diberikan langkah-langkah pelonggaran bank sentral selama akhir pekan.
Bank sentral China pada hari Minggu memotong jumlah uang yang bank harus memegang sebagai cadangan, untuk membantu memacu pinjaman bank dan memerangi perlambatan pertumbuhan.
logam mulia.com, reuter dan cnbc