Setelah selama sepekan mengalami stagnasi dan jatuh pada tingkat harga terendah selama tiga bulan terakhir, hari ini, Rabu, 11 November 2015, harga emas global kembali bergerak ke atas tanpa memedulikan rencana The Fed yang akan menaikkan suku bunga Desember mendatang.
Menurut berita ekonomi “reuter,” Rabu pagi WIB, harga emas dunia kembali naik pada perdagangan Selasa waktu New York.
Harga ini adalah naik yang kedua kalinya setelah tujuh kali mengalami penurunan.
Emas untuk pengiuriman Desembr naik tipis dan ditutup di level US$ 1.088,5 per ounce di bursa Comex, setelah sempat menyentuh harga rendah pada awal perdagangan.
“Tidak ada yang kebetulan bahwa harga emas berada di level ini,” ujar Taki Tsaklanos, kepala penelitian di Sekuler Investor dikutip dari Marketwatch, Rabu, 11 November 2015.
Pada tingkat dasar, diskusi tentang prospek untuk emas terfokus pada implikasi dari rencana the Fed menaikkan suku bunga acuan pada Desember nanti.
“Banyak yang berpikir bahwa batalnya kenaikan suku bunga pada September adalah akhir. ujar Adam Koos, president of Libertas Wealth Management Group.
Setelah pertemuan Oktober Fed, bagaimanapun, ekspektasi untuk kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember telah berkembang. Kenaikan suku bunga dinilai bisa menguarangi daya tarik dari emas itu sendiri.
Harga emas dunia selama sepakan terakhir terus mengalami penurunan paling besar dalam dua tahun terakhir terakhir.
Penurunan ditopang data pekerjaan Amerika Serikat menunjukkan pelonjakan pada Oktober.
Melonjaknya data pekerjaan AS ini memicu the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunganya pada Desember.
Pertumbuhan pekerjaan AS melonjak pada Oktober dan tingkat pengangguran mencapai level terendah dalam delapan tahun terakhir di level lima persen untuk menunjukkan kekuatan ekonomi.
Ini juga membuat dolar naik ke level tertingginya sejak April.
“The Powerhouse Payrolls melaporkan emas babak belur di bawah US$ 1.100 untuk pertama kalinya sejak Agustus,” kata Tai Wong, direktur dasar dan logam mulia perdagangan untuk BMO Capital Markets di New York dilansir dari reuters.
“Emas sekarang turun dalam delapan hari berutur-turut, tapi tetap dalam tekanan, sebagaimana pasar memandang kemuungkinan kenaikan suku bunga the Fed pada Desember,” imbuhnya.
Spot emas, yang kuat pada awalnya, turun terendah sejak 07 Agustus 2015.
Kontrak berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup turun 1,5 persen pada US$ 1,087.70 per ons.
Volume kontrak melonjak antara di setengah jam yang diikuti laporan pekerjaan, ledakan volume terbesar dalam 30 menit untuk kontrak paling aktif dalam setahun.
“Dengan angka seperti ini, Fed hampir berkewajiban untuk menaikkan suku dalam tahun ini,” kata analis logam mulia Mistsubishi Jonathan Butler.
Kenaikan harga emas dunia ini belum berdampak pada harga emas lokal yang diperdagangkan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam.
Emas Antam masih tetap tak beranjak pada perdagangan Rabu pagi WIB. Harga emas Antam masih berada di level Rp 550 ribu per gram.
Harga logam mulia ini tak berubah sejak 04 November 2015.
Sementara harga pembelian kembali atau buyback emas Antam turun RP 4.000 menjadi Rp 475 ribu per gram jika dibanding perdagangan sehari sebelumnya.
Artinya, jika Anda menjual emas yang dimiliki, maka Antam akan membelinya di harga Rp 475 ribu per gram.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram. Hingga pukul 09.08 WIB, sebagian besar ukuran emas Antam masih tersedia. Hanya ukuran 250 gram dan 500 gram yang telah habis terjual.
Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal 150 nomor antrean per hari.