Harga emas global hari ini, Selasa pagi WIB, 18 Juli, mengalami kenaikan karena dipicu merosotnya dolar ke posisi terendah dalam beberapa bulan yang disebabkan melemahnya data inflasi Amerika Serikat dan kemungkinan kenaikan suku bunga.
Sementara itu, kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange terus meningkat.
Harga emas tetap naik meskipun data menunjukkan sektor manufaktur masih lemah dan harga konsumen yang datar.
Seperti ditulis kantor berita Reuters, hari ini, harga emas di pasar spot naik setengah persen per ounce.
Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus juga naik dalam posisi yang sama.
“Dolar terus turun demikian pula imbal hasil dan ini menuju kembali ke posisi relative mereka yang agak tinggi akhir-akhir ini,” kata Analis Mitsubishi, Jonathan Butler di London.
Dia menilai, jika harga emas tetap posisi US$ 1.230 atau lebih tinggi, ada risiko short yang membalikan harga emas. Harga emas meraup keuntungan di tengah melemahnya Dolar AS.
Dolar melemah terkait angka inflasi dan permintaan domestik dan di tengah kemungkinan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga.
Pelemahan dolar mendukung harga emas, karena investor menjadi lebih murah menguasai komoditas ini.
“Sentimen investor (untuk emas) telah meningkat cukup dramatis selama seminggu terakhir, terutama dengan data yang lemah dari Amerika Serikat pekan lalu, ” jelas Analis ANZ Kata Daniel Hynes.
Kenaikan terbaru harga logam mulia terjadi setelah indeks manufaktur lebih lemah dirilis pada kemarin
Indeks manufaktur Empire State dari The Fed New York jatuh ke angka yang disesuaikan secara musiman.
Statistik resmi juga menunjukkan bahwa indeks harga konsumen, atau biaya hidup, tidak berubah pada Juni.
Semua ini diyakini memberikan dukungan yang tidak mencukupi bagi Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga lagi tahun ini. Akibatnya, emas berjangka sedikit lebih tinggi untuk sesi kedua berturut-turut.