Hari ini, Selasa, 24 Juli, harga emas dun ia yang diperdagangkan di Comex benar-benar “hancur” dan terpuruk ke level terendah selam satu tahun terakhir
Terpuruknya harga emas ini dipicu oleh penguatan dolar Amerika Serikat terhadap mata uang konsumen utama logam mulia yaitu China dan India.
Seperti ditulis laman keuangan “Bloomberg,” pagi ini, Selasa WIB, harga spot emas turun setengah persen per ounce, mendekati level terendanya
Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Agustus turun nol koma empat.
Harga emas telah tergerus sepuluh persen sejak pertengahan April seiring lonjakan dolar AS yang membuat logam mulia yang dijual dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya.
Tercatat, ada beberapa kelonggaran untuk emas minggu lalu ketika Presiden AS Donald Trump menyebut kekuatan dolar sebagai sesuatu hal yang buruk pada ekonomi, menekan dolar AS meski tak lama.
Perang kata-kata antara Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani membantu mengangkat harga minyak namun hanya sebentar.
Presiden AS Donald Trump lewat Twitter kemarin memberi peringatan kepada Presiden Iran Hassan Rouhani agar tidak mengancam Amerika Serikat.
Sebelumnya, Rouhani mengatakan dia bisa saja menghentikan pengiriman minyak ke AS jika Trump terus memprovokasi Iran.
Ketidakstabilan geopolitik sering meningkatkan emas, sebab logam mulia secara tradisional dilihat sebagai tempat yang aman untuk berinvestasi di saat-saat ketidakpastian.
Kemerosotan emas dalam beberapa bulan terakhir telah menyebabkan bank dan broker untuk menurunkan perkiraan harga emas rata-rata mereka untuk tahun ini dan selanjutnya, menurut jajak pendapat Reuters yang dipublikasikan pada hari Senin.
Tak hanya emas, harga perak juga turun setelah velpada pekan lalu mengalami penurunan ke le terendah sejak juli tahun lalu
Perak diperkiraan akan rebound ada tahun ini.