PT Visi Media Asia Tbk, pemilik jaringan televisi TV One, antv dan portal berita Viva.co.id, dipastikan akan dijual.
Kepastian penjualan ini ditegaskan Garibaldi Thohir, abang Direktur Utama Viva Media Erick Thohir, untuk meluruskan spekulasi yang berkembang bahwa perusahaan itu masih menyelesaikan konflik kepemilikan saham antara Thohir dan keluarga Bakrie.
“Tidak ada konflik antara Erick Thohir dengan keluarga Bakrie. Yang ada, keduanya sedang mempelajari proposal penawaran yang masuk sebelum memutuskan untuk menyetujuinya.
Masih dalam tahap mempelajari proposal. Sebab pembelinya bukan hanya CT Corp milik Chairul Tanjung, tetapi juga dari berbagai corporat lainnya. Semuanya masih premature,” ujar Garibaldi.
Dikatakan, pengusaha batubara itu, yang berhak mengatakan iya atau tidak adalah Erick dan keluarga Bakrie. Ditangan merekalah keputusan itu berada.
“Yang jelas keduanya telah sepakat untuk menjualnya,” kata Garibaldi memastikan.
Rencana penjualan saham TV One, antv dan portal berita Viva.co.id itu, yang bernaung di bawah bendera PT Visi Media Asia Tbk, memang sampai saat ini belum kelar. Namun, dapat dipastikan bahwa saham Viva memang ingin dijual dengan harga yang tepat.
“Kalau mau dijual sih pasti, seperti yang diberitakan di media. Penjualan viva ini, kan, tergantung kalau harganya cocok. Kan, Pak Ical dan Pak Anin sudah bilang juga,” kata Garibaldi atau yang akrab disapa Boy Thohir ini saat ditemui di acara Fortune Indonesia Most Admired Companies.
Sayangnya, Boy enggan menjelaskan lebih lanjut proses penjualan saham Viva ini ke banyak pihak, termasuk ke pengusaha Trans Corp, Chairul Tanjung, atau ke grup Media Nusantara Citra Hary Tanoesoedibjo.
“Sampai sekarang saya tidak tahu bagaimana prosesnya,” katanya.
Seperti diberitakan, Komisaris Utama PT Visi Media Asia Tbk Anindya Bakrie mengatakan, pihaknya tidak membantah, tetapi juga tidak membenarkan soal minat Chairul Tanjung membeli 100 persen saham Viva.
“Namanya perusahaan terbuka, setiap hari memang selalu ada jual beli. Bahkan, ketertarikan itu datang dari banyak pihak dan mekanisme seperti itu tidak salah. Tapi, saya senang kok VIVA banyak yang meminati,” kata Anindya beberapa waktu lalu kepada wartawan.
Namun, Anindya enggan menjelaskan siapa investor yang berminat membeli saham Viva tersebut. Bahkan, saat ditanyakan soal ketertarikan Chairul Tanjung, Anindya hanya melempar senyum khasnya sambil terus berlalu.
Hingga saat ini, Anindya mengaku bahwa kinerja Viva masih gemilang. Dari laporan belum audit, pendapatan Viva di kuartal I-2013 saja sudah meningkat sekitar 40 persen.
“Minat dari investor lain pasti ada, yang lain juga banyak. Tapi, kalau bicara soal itu, lebih baik bicara ke perusahaan sendiri saja,” katanya.
Seperti diberitakan, Chairul Tanjung akhirnya buka suara terkait pembelian Viva. Orang terkaya kelima di Indonesia ini mengaku ingin membeli saham pengendali Viva seorang diri secara tunai.
“Kami salah satu penawar utama. Kami mengajukan proposal untuk membeli semuanya, saku saya masih dalam,” ucap pria berusia 51 tahun ini di Bali, seperti dikutip Reuters..
“Hanya kami yang bisa membayar tunai 100 persen, tapi masih belum ada kesepakatan,” kata Bos CT Corp ini.
Chairul mengatakan, CT Corp akan mencari pinjaman baru untuk membeli tunai saham perusahaan media milik keluarga Bakrie itu.
Namun, ia menolak menyebutkan berapa nilai yang akan dipinjamnya. Keluarga Bakrie memasang valuasi VIVA 1,2 miliar dollar AS-2 miliar dollar AS.
Namun, menurut sumber-sumber Reuters, tampaknya nilai penjualan Viva sekitar 1,8 miliar dollar AS atau Rp 18 triliun. Padahal, kapitalisasi pasar Viva hingga pekan ini hanya sekitar 800 juta dollar AS.
Jika rencana akuisisi tersebut mulus, CT Corps bakal mengontrol empat stasiun televisi sehingga menguasai lebih dari 40 persen belanja iklan media televisi yang nilainya mencapai 1,7 miliar dollar AS pada tahun 2011. Saat ini, CT Corp menguasai Trans TV dan Trans 7.
Dalam kesempatan yang lain, Chief Excecutive Oficier MNC Grup, Hary Tanoe, pemilik RCTI, MNCTV, Global TV dan surat kabar SINDO juga telah menyatakan minat untuk membeli Viva. Ia juga mengungkapkan telah menawar setelah ditawari oleh keluarga Bakrie.
Bahkan Hary Tanoe telah mengungkap harga wajar Viva adalah US.dollar 1,8 miliar. Sedangkan penawaran yang pernah dilakukan oleh CT. Corp untuk membeli Viva sebesar US Dollar 1,7 milia.
Baik Chairul Tanjung maupun Hary Tanoe berebut untuk mendapatkan Viva guna menggabungkan dengan jaringan televisi yang sudah dimilikinya.
Keduanya juga mengejar TV One dan antv karena tergoda dengan pertumbuhan iklan di media televisi yang kapitalisasinya mencapai US Dollar 2 miliar pertahun.