Harga emas PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam hari, Senin, 17 September, ini berada diposisi stabil Rp 656 ribu per
Pada perdagangan Sabtu pekan lalu, harga emas Antam juga berada di posisi Rp 656 ribu per gram.
Adapun harga pembelian kembali (buyback) emas Antam pada hari ini sebesar Rp 569 ribu per gram.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram. Hingga pukul 08.22 WIB, sebagian emas Antam masih tersedia kecuali ukuran 2 gram. 5 gram, dan 250 gram.
Harga emas Antam ini berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Untuk harga emas antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Sementara itu, pecan lalu, harga emas global mengalami tekanan bersanmaan dengan penguatan dollar AS.
Sentimen yang mempengaruhi penguatan dolar AS adalah rencana Presiden AS Donald Trump untuk melanjutkan perang dagang dengan China.
Seperti diberitakan “Bloomberg,” Sabtu,, Trump mengatakan kepada para pembantunya untuk mengenakan tarif sekitar USD dua ratus miliar kepada barang-barang dari China.
Bloomberg merupakan media yang pertama kali melaporkan rencana tersebut.
“Saya pikir itu yang mendorong harga emas menjadi lebih murah karena dolar AS terus menguat,” jelas Michael Matousek, Kepada Perdagangan U.S. Global Investors.
“Secara teori perusahaan akan menghasilkan lebih sedikit uang karena mereka akan mendapat pajak” tambah dia.
Harga emas di pasar spot turun setengah persen per ounce siang waktu New York, setelah mencapai angka tertingginya sejak Agustus.
Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun nol koma enam persen per ounce.
Ketegangan perdagangan antara AS dengan beberapa negara lain terutama dengan China yang berlangsung selama berbulan-bulan mendorong investor untuk memborong dolar AS.
Harga emas telah turun sekitar dua belas persen dari puncaknyapada bulan April di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global dan meningkatnya suku bunga AS.
Sehari sebelumnya, seperti juga ditulis laman keuangan terkenal “Bloomberg,” harga emas berbalik naik ditopang pelemahan dolar Amerika Serika) terhadap sekeranjang mata uang utama karena Kanada mengisyaratkan siap untuk membuat konsesi ke AS untuk menyelesaikan sengketa atas pengerjaan ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara
Harga emas pasar spot naik nol koma delapan persen per ounce, setelah mencapai titik terendah sejak akhir Agustuslalu
Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik nol koma tujuh persen per ounce.
ndeks dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama ketika berita muncul bahwa Kanada siap menawarkan akses terbatas Amerika Serikat ke pasar susu Kanada sebagai konsesi dalam negosiasi NAFTA.
Konflik perdagangan antara Washington dan Beijing sebelumnya telah mendorong investor untuk membeli dolar AS dengan keyakinan bahwa Amerika Serikat bakal menelan kerugian lebih sedikit dari perselisihan tersebut.
Emas telah kehilangan dolar AD dalam pertempuran untuk arus safe haven. Dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Indeks dolar menyentuh angka tertingginya tiga minggu lalu.
Selain itu, aksi jual yuan China membuat logam lebih mahal bagi pembeli dari konsumen logam terbesar di dunia.
Tapi pelemahan dolar AS pada hari Rabu membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Sementara itu, bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan September dan ekspektasi berkembang untuk satu kenaikan lagi pada bulan Desember jika melihat data ekonomi positif.
Kenaikan suku bunga AS akan meningkatkan imbal hasil obligasi, membuat emas kurang menarik, dan cenderung meningkatkan dolar AS sehingga akan membuat permintaan berkurang karena emas jadi lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain.
Pertemuan bank sentral di Turki dan Rusia minggu ini juga masuk radar investor, dengan fokus pasar tertentu pada apakah Ankara akan melangkah untuk melawan inflasi dan mata uang yang terdepresiasi, kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.
Emas telah jatuh lebih murahri sepuluh persen dari puncaknya pada bulan April, di bawah tekanan kenaikan suku bunga AS di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global.