Harga emas batangan bersertifikat di Logam Mulia milik PT Aneka Tambang, atau AntamTbk hari ini, Selasa, 19 Januari 2016 mengalami stagnan.
Seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam masih berada di angka Rp 545.000.
Angka ini naik Rp 2.000 dari posisi harga Jumat kemarin.
Sedangkan harga rata-rata satu gram emas untuk pecahan 500 gram dibanderol seharga Rp 505.600 per gram.
Untuk harga harga pembelian kembali atau dikenal dengan buyback emas Antam hari ini juga tak bergerak usai melambungk Rp 6.000 pada hari kemarin.
Harga buyback emas Antam hari ini berada di angka Rp 486.000 per gram.
Pasar global harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik , didorong pelemahan dolar AS dan aksi “short covering” atau pembelian kembali emas yang telah dijual.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari juga naik
Emas mendapat dukungan ketika indeks dolar AS turun
Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun maka emas berjangka akan naik, karena emas diukur dengan dolar menjadi lebih murah bagi investor.
Para pedagang juga melakukan “short covering”, memberikan dukungan lebih lanjut terhadap logam mulia menjelang data ekonomi yang akan dirilis, dengan klaim pengangguran dan Indeks Harga Produsen, penjualan ritel dan produksi industri.
The Fed akan mengawasi dengan cermat laporan ekonomi ini karena bank sentral mulai menaikkan suku bunga dari Desember.
Beberapa analis percaya bahwa The Fed dapat meningkatkan suku bunga utamanya pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal berikutnya pada Maret.
Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga.
Emas mendapat dukungan lebih lanjut karena Dow Jones Industrial Average turun . Analis mencatat bahwa ketika ekuitas mencatat kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman.
Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat berlindung yang aman.
Para analis mengatakan tren jangka panjang untuk emas tetap sangat “bearish” karena The Fed mulai melakukan kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade pada Desember, meskipun semula diharapkan akan ditunda.
Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga.