close
Nuganomics

Harga Emas Dibayangi Perang Dagang

Harga emas sepanjang pekan ini diprediksi akan tetap  meneruskan trend bullish meski sempat turun pekan lalu.

Di akhir pekan lalu  emas ditutup turun nol koma enam puluh enam persen ke level seribu lima ratus lima belas dollar per ounce.

Namun, kabar negosiasi perang dagang antara Amerika Serikat  dan China, serta meredanya protes Hong Kong mengancam harga emas.

Kedua kabar itu bisa mendorong gerakan risk on di pasar yang menyebabkan investor menjadi lebih berani berinvestasi ke komoditas yang berisiko ketimbang emas.

“Pada awal pekan lalu, ada hingar bingar yang cukup positif seputar perang dagang AS dan China yang terjadi dengan kedua pihak setuju bertemu bulan ini”

“Meski semua ‘hingar bingar’ perang dagang harus diperlukan dengan waspada, kehadiran gerakan positif akan memberi pasar dorongan risk on yang tajam dan mendorong harga emas jatuh ke bawah seribu lima ratus dollar per ounce,” ujar analis Daily FX s

Sisi positif yang mendorong harga emas adalah potensi turunnya suku bunga AS dan pertumbuhan kerja pada bulan Agustus yang lebih lemah dari ekspektasi.

Pemerintahan Donald Trump menambah seratus tiga puluh ribu pekerjaan bulan lalu, tetapi ekspektasinya adalah seratus lima puluh ribu.

“Emas bisa mendapat keuntungan dari laporan tersebut, tetapi tidak banyak. Angka ketenagakerjaan mengalami pelemahan tetapi itu tak membuat Fed  terlalu cemas,” ujar kepala strategi global TD Securities, Bart Melek, kepada Kitco.

Jumat kemarin ucapan Gubernur Fed Jerome Powell membuat harga emas sempat jatuh satu persen karena berkata ekonomi dalam keadaan sehat.

Namun, keputusan Federal Reserve pada pertengahan  September diprediksi memberi dukungan pada emas, sebab suku bunga diprediksi kembali dipangkas nol koma dua puluh lima persen.

Melek pun optimistis pekan depan emas akan naik, meski tidak besar.Senada, analisa Daily FX menyebut harga emas masih akan di sekitar level saat ini dengan kecenderungan naik sedikit.

Pada penutupan perdagangan pekan lalu harga emas sempat  turun satu persen pada perdagangan Jumat karena pernyataan yang optimistis dari Ketua Bank Sentral Amerika Serikat  atau The Federal Reserve   Jerome Powell.

Pernyataan dari orang tertinggi di The Fed ini mengimbangi laporan pendapatan di luar pertanian AS yang lebih lemah dari perkiraan.

Dengan penurunan pada perdagangan Jumat ini, harga emas mengalami kerugian mingguan kedua berturut-turut.

Mengutip CNBC, , laporan ketenagakerjaan bulanan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pertumbuhan pekerjaan melambat lebih dari yang diharapkan pada Agustus. Perekrutan di sektor ritel juga mengalami penurunan selama tujuh bulan.

Sedangkan Powell menyebutkan bahwa laporan pekerjaan konsisten dengan pasar tenaga kerja yang cukup kuat. Hal itu ia sampaikan dalam sambutannya di Zurich.

Menurutnya, meskipun ada ketidakpatian perdagangan, dia tidak melihat bahwa Amerika Serikat sedang dalam tahap resesi.

Harga emas sedikit turun karena nada Powell sedikit optimistis. Dia menunjukkan bahwa ekonomi AS masih berkinerja baik. Padahal pasar mengharapkan ucapannya sedikit dovish,” jelas Edward Moya, analis pasar senior dengan OANDA.

Pada perdagangan Jumat, harga emas di pasar spot turun nol koma tujuhpersen menjadi seribu lima ratus delapan dollar per ounce, setelah jatuh lebih dari  satu persen di awal sesi.

“Prospek jangka panjang keseluruhan untuk emas, bagaimanapun tetap kuat dan itu akan sedikit berombak masuk ke keputusan suku bunga pada pertengahan September,” kata Moya.

“Alasan utama kita melihat harga emas masih cerah adalah stimulus dari The Fed dan Bank sentral China akan terus datang. Investor tidak mengharapkan penurunan lima puluh basis poin dalam pertemuan Fed September, tetapi mereka mengharapkan pembicaraan akan ada di sana.” lanjut dia.

Para analis melihat, ketidakpastian seputar perdagangan AS-China, kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan imbal hasil keuangan negatif di seluruh dunia semakin mendukung harga emas.

Namun, pembukaan kembali pembicaraan perdagangan yang direncanakan antara Washington dan Beijing, dan data ekonomi AS yang kuat pada hari Kamis memang membangkitkan kembali minat terhadap aset berisiko, mendorong emas turun lebih dari dua persen di sesi sebelumnya.

“Penurunan harga emas pada Kamis tidak akan mengubah tren keseluruhan dan apa yang dilakukan bank sentral dengan suku bunga, seiring waktu akan mendorong emas lebih tinggi,” kata Bob Haberkorn, analis senior di RJO Futures.

Tags : slide