Harga emas hari ini, Selasa, 03 Juli, kembali tergelincir dan mencapai tirik paling rendah selama enam bulan terakhir seiring dengan penguatan dolar Amerika Serikat terhadap mata uang konsumen utama.
Penguatan dolar AS membuat emas menjadi lebih mahal karena logam mulia ini dijual dalam dolar AS.
Seperti ditulis laman keuangan dan ekonomi “Bloomberg,” pagi ini, Selasa WIB, kekhawatiran akan perang dagang antara AS dan China telah menekan renminbi China ke posisi terlemahnya dalam tujuh bulan terhadap dolar.
Rupee India juga mendekati rekor terendah terhadap dolar, yen Jepang berada pada titik terlemahnya sejak pertengahan Mei dan nilai euro terkikis oleh potensi konflik kebijakan migrasi untuk membobol pemerintah Jerman.
Faktor lain yang mendongkrak dolar AS adalah membaiknya data manufaktur AS.
Harga emas di pasar spot turun hamper setengah persen atau pasnya nol koma empat persen per ounce
Harga ini merupakan yang , terlemah sejak awal Desember.
Sementara itu harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus turun setengah persen .
“Ini tampaknya menjadi badai emas yang sempurna,” kata analis Societe Generale, Robin Bhar.
Investor juga menanti hasil pertemuan Bank Sentral AS atau Federal Reserve Juni yang akan dirilis pada Kamis, 5 Juli mendatang dan data ketenagakerjaan AS pada hari Jumat.
Hasil positif dari The Fed atau angka pekerjaan yang kuat kemungkinan akan mendorong kenaikan suku bunga AS.
Hal itu bisa mendorong harga emas lebih rendah karena tingkat yang lebih tinggi cenderung memperkuat dolar dan juga meningkatkan imbal hasil obligasi, mengurangi daya tarik terhadap emas.