Sehari setelah terpuruk pada angka terendah, hari ini, Sabtu, 19 Desember 2015, atau Jumat waktu New York, harga emas menemukan momentumnya bersaman dengan melemahnya nilai tukar dollar dan pada penutupan perdagangan akhir pekan.
Pendorong penguatan harga emas karena pelaku pasar melakukan aksi borong setelah penurunan tajam di sesi perdagangan sebelumnya.
Mengutip Wall Street Journal, Sabtu, 19 Desember 2015, harga emas berjangka untuk pengiriman Maret 2016 ditutup naik satu setengah persen per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Sebelumnya atau pada perdagangan Kamis, harga emas ditutup pada level terendah dalam enam tahun terakhir.
Pelemahan emas di perdagangan sebelumnya tersebut terjadi karena sentimen dari kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat.
Bank Sentral AS memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade pada 16 Desember 2015 waktu setempat.
Ini menandakan keyakinan bahwa sebagian besar ekonomi AS telah pulih dari dampak krisis keuangan sejak tujuh tahun lalu.
Komite Kebijakan The Fed memutuskan kisaran kenaikan suku bunga. Keputusan ini mengakhiri perdebatan panjang tentang apakah ekonomi AS cukup kuat untuk menahan biaya pinjaman yang lebih tinggi.
Untuk penguatan harga emas pada perdagangan Jumat ini lebih disebabkan pelemahan nilai tukar dolar AS.
“Pelaku pasar sedikit memberikan kekuatan kepada harga emas di akhir pekan ini,” jelas senior vice president RBC Capital Markets Global Futures, George Gero.
The Wall Street Journal Dollar Index yang merupakan indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap enam belas mata uang dunia lainnya baru-baru ini mengalami penurunan setengah persen
Pelemahan nilai tukar dolar AS ini menjadi berita bagus untuk emas yang membuat komoditas yang diperjualbelikan dengan menggunakan dolar AS tersebut menjadi lebih murah jika pelaku pasar melakukan pembelian dengan mata uang lainnya.
Untuk diketahui, harga logam mulia emas telah mengalami penurunan lebih dari 10 persen pada tahun ini.
Hal tersebut terjadi karena penguatan dolar AS dan juga aksi jual dari investor yang kawatir karena rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS.
Dengan kenaikan suku bung Bank Sentral AS, emas harus berjuang untuk melawan instrumen pasar modal maupun pasar keuangan yang mnemberikan keuntungan kenaikan harga dan juga imbal hasil
Sehari usai The Federal merilis kenaikan suku bunga perbankan di Amerika Serikat, harga emas ditutup melemah ke level terendah dalam enam tahun seiring kekhawatiran dampak keputusan Bank Sentral Amerika Serikat
Dilansir dari Wall Street Journal, Jumat, 18 Desember 2015, harga emas untuk pengiriman Februari, kontrak paling aktif diperdagangkan, ditutup ambruk hingga dua setengah persen per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Harga tersebut merupakan penutupan terendah sejak Oktober enam tahun silam.
The Fed pada Rabu menaikkan suku bunga AS .
Bank sentral juga memberikan outlook yang relatif optimis terhadap perekonomian terbesar di dunia, meskipun para pejabat The Fed mengatakan mereka berencana untuk menaikkan secara bertahap selama tiga tahun ke depan.
Keputusan The Fed mengakhiri perdebatan panjang tentang apakah ekonomi AS cukup kuat untuk menahan biaya pinjaman yang lebih tinggi.
Harga emas telah jatuh hampir 1sepuluhpersen tahun ini.
Suku bunga yang lebih tinggi cenderung membebani emas dan membuat emas tidak menarik karena menjadi lebih mahal bagi investor pemegang mata uang selain dolar AS.
Hal ini akan menekan permntaan terhadap emas sehingga akan menekan harga.
Kenaikan suku bunga juga membuat emas sulit untuk bersaing dengan aset lain seperti obligasi yang menawarkan bunga.
Mengutip MoneyMorning.com, keputusan tersebut akan memberikan pengaruh besar pada harga logam mulia.
Harga emas diperkirakan diperdagangkan dalam kisaran sempit sampai The Fed setelah keputusan itu.
Pedagang logam mulia global berhati-hati usai kenaikan suku bunga The Fed yang mengangkat dolar AS.
Hal tersebut membuat emas menjadi lebih mahal untuk pembeli asing yang membayar untuk logam mulia dengan mata uang lainnya.
Hal ini membuat minat investor membeli emas berkurang sehingga akan menekan harga.
“Sebagian besar investor menunggu dampak keputusan Bank Sentral AS,” jelas analis senior divisi Wealth Management di U.S. Bank, Seattle, AS, Rob Haworth dilansir dari Reuters.