Harga emas global, hari ini, Kamis, 17 Desember 2015, menemukan momentum terbaiknya usai Bank Sentral Amerika Serikat mengumumkan kenaikan suku bunga lewat kilauannya yang cemerlang menjelang penutupan perdagangan di Comex Ne York.
Melansir laman CNBC, Kamis pagi WIB, harga emas di pasar spot naik lebih dari satu persen menjadi bawah sesi tertingginya.
Sebelum pernyataan Fed, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari ditutup naik hampir satu setengah persen.
Harga emas tetap stabil meski Komite Kebijakan Bank Sentral AS menetapkan kenaikan suku bunga acuannya
Ini mengakhiri perdebatan panjang tentang apakah ekonomi AS cukup kuat untuk menahan biaya pinjaman yang lebih tinggi.
“Harga emas tetap stabil kendati di bawah pernyataan kenaikan suku bunga pertama dalam sembilan tahun, ” kata Tai Wong, Direktur BMO Capital Markets di New York.
Harga emas telah jatuh hampir 10 persen tahun ini. Sebagian besar disebabkan spekulasi kenaikan suku bunga AS.
Para pedagang logam mulia global berhati-hati menjelang pertemuan FOMC. Sebab, kenaikan suku bunga The Fed akan mengangkat dolar AS.
Hal tersebut akan membuat emas menjadi lebih mahal untuk pembeli asing yang membayar untuk logam mulia dengan mata uang lainnya. Hal ini membuat minat investor membeli emas berkurang sehingga akan menekan harga.
Kenaikan suku bunga juga membuat emas sulit untuk bersaing dengan aset lain seperti obligasi yang menawarkan bunga.
Kenaikan ini tidak menghapus ramalan bahwa harga emas bakal sulit bangkit dari keterpurukan hingga 2016.
Bahkan harga logam mulai diprediksi bakal tertekan hingga di bawah US$ 1.000 per ounce.
Dilansir dari Morningstar, kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS atau The Fed akan mengurangi minat investor untuk membeli emas sehingga harga terus tertekan.
Sementara deflasi yang terus menerus juga menjadi faktor yang mempengaruhi rendahnya harga emas,
Diharapkan pembelian perhiasan emas bisa menutupi turunnya permintaan emas batangan di 2017.
Harga diprediksi belum pulih pada 2018 dan 2019, meski pembelian perhiasan meningkat di China dan India.
Namun pada 2020, harga emas bakal naik menjadi US$ 1.300 per ounce.
Pasar cenderung berfokus pada suku bunga dan prediksi inflasi untuk meramalkan harga emas di masa yang akan datang.
Selama beberapa dekade, permintaan investor menjadi faktor utama dalam menentukan naik dan turunnya harga emas.
Naiknya permintaan investor menyebabkan sentimen positif untuk emas. Namun ketika tingkat inflasi dan ekspektasi bergeser dan permintaan investor menurun, harga emas turun.