Setelah tiga hari oleng oleh penguatan dollar, hari ini, Kamis, 11 Januari, harga emas di Comex Mercantil Exchange, New York, kembali terangkat ke level tertinggi
Kenaikan harga emas ini didorong dolar Amerika Serikat melemah terhadap sejumlah mata uang lainnya.
Menurut laman berita “bloomberg,” pagi ini, Kamis, harga emas untuk pengiriman Februari naik nol koma empat persen per ounce usai sentuh level tertinggi sejak September tahun lalu
Dollar melemah terhadap mata uang lainnya mempengaruhi harga emas. Indeks dolar AS turun nol koma tiga persen terhadap mata uang lainnya.
Indeks dolar AS turun lebih dari satu persen terhadap yen. Hal ini usai bank sentral Jepang akan memangkas pembelian obligasi.
Lantaran sebagian besar komoditas ditransaksikan dalam dolar AS, membuat pelemahan dolar AS mendukung pergerakan emas.
Tekanan di bursa saham juga mendorong investor untuk kembali memegang logam mulia.
“Sebagian besar investor melihat pasar saham sudah overvalue sehingga merealisasikan keuntungan dan memindahkan ke aset lain sebagai strategi. Ini meningkatkan harga emas dan membatasi risiko penurunan,” ujar Michael Kosares, Pendiri USAGold seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis .
Harga emas juga dapat menguat meski imbal hasil surat berharga AS bertenor sepuluh tahun naik tiga koma satu basis poin
Imbal hasil surat berharga AS naik ini berlawanan dengan harga obligasi.
Namun, aksi jual terjadi untuk obligasi usai laporan Bloomberg menyebutkan China akan memperlambat atau memangkas pembelian obligasi AS. Sumber mengatakan, China menemukan kalau obligasi AS kurang menarik lagi.
Persediaan obligasi dari Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Jerman membanjiri pasar dan cenderung meningkat di pasar obligasi selama dua puluh lima tahun.
Tampaknya hal itu akan berakhir. Bagaimana pun juga, imbal hasil riil menjadi pendorong penting untuk harga emas
Indeks dolar AS juga turun lebih dari satu persen terhadap yen. Hal ini usai bank sentral Jepang akan memangkas pembelian obligasi.
Lantaran sebagian besar komoditas ditransaksikan dalam dolar AS, membuat pelemahan dolar AS mendukung pergerakan emas.
Tekanan di bursa saham juga mendorong investor untuk kembali memegang logam mulia.
Sebagian besar investor melihat pasar saham sudah overvalue sehingga merealisasikan keuntungan dan memindahkan ke aset lain sebagai strategi. Ini meningkatkan harga emas dan membatasi risiko penurunan.