Setelah mengalami kenaikan selama dua hari terakhir, hari ini, Selasa, 18 Juni, harga emas di Comex Merchantil Exchange, New York, terjungkal bersamaan dengan berita tentang kecilnya kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga.
Seperti ditulis laman keuangan terkenal “bloomberg,” Selasa pagi WIB, harga emas tergelincir dari level tertinggi lebih dari empat belas4 bulan pada sesi belumnya dipicu data ekonomi AS yang optimistis yang mengurangi harapan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve dapat menurunkan suku bunga acuan.
Harga emas di pasar spot turun nol koma dua persen per ounce. Harga emas telah melonjak sejak Jumat, pekan lalu dan merupakan nharga tertinggin sejak April tahun lalu.
Sementara itu, harga emas berjangka AS turun nol koma satu persen per ounce.
Data produksi industri AS di atas perkiraan dan penjualan ritel yang positif dan pembacaan kepercayaan konsumen pada hari Jumat mendorong kembali ekspektasi pasar berjangka dari setiap penurunan suku bunga cepat oleh Federal Reserve A.S.
Ekspektasi penurunan suku bunga pada pertemuan Fed telah rilis
Menurut FedWatch CME Group. Tetapi peluang untuk pelonggaran moneter pada pertemuan Juli tetap di delapan puluh lima persen.
Pada hari Senin, harapan untuk penurunan suku bunga acun telah turun lebih rendah.
Investor juga melihat ke arah KTT G20 akhir bulan ini di mana Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di tengah percekcokan perdagangan mereka yang telah mengacak-acak pasar sejak tahun lalu.
Kekhawatiran tetap ada bahwa perang dagang yang pahit dapat mendorong ekonomi dunia ke dalam resesi.
Holdings dari SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, naik pada hari Jumat
Tak hanya harga emas yang turun, logam mulia lainnya juga diperdagangkan lebih rendah,
Harga platinum merosot ke level terendah sejak akhir Meie.
Pada akhir pekan lalu, harga emas berkilau karena imbas situasi geopolitik yang belum stabil. Harga emas pun dipredksi tetap menanjak pada pekan ini.
Menurut laporan Kitco, kekhawatiran soal pelambatan ekonomi dan ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan mitranya membuat harga emas membaik. Serangan tanker di Timur Tengah juga turut meningkatkan pembelian emas.
Minggu ini, Federal Open Market Committee juga akan mengadakan pertemuan. Bank Sentral AS diperkirakan akan memotong suku bunga pada akhir Juli dan hal itu bisa menjadi sinyal yang memicu naiknya harga emas.
“Dengan adanya naiknya ketegangan antara Iran dan AS, serta adanya tarik-ulur tarif, saya berpikir emas memiliki potensi bagus untuk menanjak. Minggu depan FOMC akan bertemu pada hari Rabu, dan pasar berpikir mereka mungkin ingin memotong suku bunga,” ujar Afshin Nabavi, head of trading di MKS.
Berdasarkan survei Kitco kepada 16 pelaku pasar profesional di Wall Street, sebanyak tujuh puluh tiga persen berkata emas akan naik, dan empat belas persen menyebut menurun dan netral.
Analis Pil Flynn dari Price Futures Group turut menyebut risiko geopolitik membuat emas makin dicari. Kekhawatiran tentang melambatnya ekonomi global mencari emas sebagai sarana lindung nilai.
Meski demikian, ada juga pakar yang tak mau berharap tinggi pada pertemuan Fed. Neil Mellor, ahli strategi mata uang di Bank of New York Mellen, berkata ia memilih netral pada nilai emas.
Pasalnya, ia menyebut Bank Sentral akan bersikap netral dan ekspektasi pemotongan suku bunga tidak akan terjadi dalam waktu dekat