Harga emas yang berkibar sejak awal pekan lalu, hari ini, Sabtu, 17 Oktober 2015, dijegal oleh penguatan dolar dan tumbang di bursa komoditi logam mulia New York.
Seperti yang ditulis situs “Bloomberg,” Sabtu pagi WIB, harga emas pada penutupan hari ini turun ke posisi terendah dalam tiga bulan terakhir.
Penurunan harga emas ini dipicu oleh penguatan dolar AS yang membuat investor menjalankan aksi ambil untung.
Selain “blomberg” media ekonomi lainnya, “Wall Street Journal,” Sabtu pagi menulis bahwa harga emas untuk pengiriman Desember, yang merupakan kontrak paling aktif diperdagangkan, turun di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Investor berbondong-bondong membeli emas sejak awal Oktober ini dipicu oleh sentimen memburuknya data-data ekonomi Amerika Serikat yang membuat perkiraan akan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau dikenal dengan The Fed kembali ditunda hingga 2016 nanti.
Sebelumnya, pelaku pasar memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga di 2015 ini paling lambat Desember nanti.
Dalam beberapa hari terakhir memang data-data yang keluar memang menunjukkan bahwa perekonomian AS belum pulih seratus persen.
Angka inflasi masih rendah dan penjualan ritel juga belum meningkat.
Data-data yang belum kuat tersebut membantu penguatan harga emas. Harga komoditas tersebut mencapai level tertinggi pada perdagangan Kamis lalu, level tertinggi sejak 16 Juni 2015.
Komoditas tambang ini menarik bagi investor karena imbal hasil yang diberikan saat ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan imbal hasil obligasi yang mendekati nol persen.
Namun pada perdagangan Jumat ini, para investor melakukan aksi ambil untung. Aksi ini memang biasa dilakukan menjelang akhir pekan.
Namun meskipun pada perdagangan Jumat ini harga emas mengalami penurunan, kenaikan harga emas masih sembilan persen jika dihitung sejak Juli 2015 kemarin.
Pemicu aksi ambil untung ini juga terjadi karena penguatan dolar AS. The Wall Street Journal
“Aksi jual ini biasa dilakukan investor setelah mereka memperoleh keuntungan pada perdagangan sebelumnya,” jelas Broker Linn & Associates, Chicago, AS, Ira Epstein.
Ira melanjutkan, ke depannya harga emas masih akan tetap mengalami penguatan setelah melihat beberapa indikator ekonomi di AS yang masih belum menentu.
Ke depannya prospek emas bisa meredup jika The Fed memberikan sinyal positif untuk rencana kenaikan suku bunga.
Investor akan berbondong-bondong melakukan aksi jual dan memindah investasi mereka ke instrumen lain yang bisa memberikan imbal hasil yang lebih tinggi.
Ada pun harga emas kehilangan dukungan dari pasar fisik.
Permintaan emas cenderung menurun karena reli harga emas baru.
Dalam riset www.fortisasiafutures.com menyebutkan, kalau harga emas mereda di perdagangan sesi Asia, dan melakukan aksi ambil untung.
Data ekonomi yang dirilis semalam, biro statistik tenaga kerja Amerika Serikat menyatakan kalau indeks harga konsumen turun pada September.
Bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve akan memakai pendekatan data makro ekonomi untuk menentukan apakah harus menunggu hingag 2016 untuk mengambil langkah kebijakan tingkat suku bunga.