Setelah ambruk selama dua hari terakhir, hari ini, Jumat, 25 Mei, harga emas dunia kembali naik bersamaan dengan pembatalan pertemuan tingkat tinggi antara Trump dengan Kim Jong-un.
Harga emas naik ke posisi lebih dari USD 1.300 per ounce karena tekanan dolar
Seperti ditulis oleh laman ekonnomi dan keuangan “bloomberg,” Kamis pagi WIB, harga emas di pasar spot naik hampir satu persen ke posisi nol koma sembilan persen per
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni naik lebih dahsyat, satu koma dua persen per ounce.
“Emas mendapat momentum dari berita pertemuan tinggi AS dan Korea Utara yang dibatalkan,” kata Analis di RJO Futures Phil Streible.
Asal tahu, Donald Trump membatalkan pertemuannya dengan Kim Jong-un yang rencananya digelar pada pertengahan Juni mendatang.
Sedangkan Korea Utara menepati janjinya meledakkan terowongan di tempat uji nuklirnya.
Kabar pembatalan pertemuan dua pemimpin tersebut mendorong investor mencari instrumen investasi yang aman, seperti emas.
Sebelum ada sentimen berita Korea Utara tersebut, harga emas di pasar spot sudah merosot lima persen atau yang tertinggi selama hampir tiga bulan.
Harga emas kinclong setelah AS melancarkan investigasi mengenai apakah impor mobil dan truk mengancam keamanan nasional AS sehingga dapat dikenakan tarif baru sama seperti pada impor baja dan aluminium.
Kenaikan harga emas juga terkerek akibat pelemahan dolar AS ke level rendah dalam dua pekan terhadap mata uang Yen Jepang.
Selain harga emas, harga perak pun melejit Sementara harga platinum naik satu persen
Kemarin, Kamis, 24 Mei, harga emas global, terutama, yang diperdagangkan di Comex Merchantil New York, terkulai diterjang rilis data ekonomi Amerika Serikat yang bergerak positif.
Data itu membantu mengangkat dolar AS ketingkat lebih baik.
Selain itu, investor masih mempertimbangkan kekhawatiran atas nasib negosiasi nuklir dengan Korea Utara.
Harga emas untuk pengiriman Juni turun nol koma dua persen per ounce.
Harga emas tersebut berada di atas posisi terendah sepanjang tahun ini
Sebelumnya secara intraday harga emas sempat sentuh level terendah USD 1.281,20 pada awal pekan ini.
Dalam perdagangan elektronik, harga emas berjangka diperdagangkan lebih tinggi harganya.
Kenaikan harga emas itu usai rilis hasil rapat bank sentral AS atau the Federal Reserve seperti yang diharapkan.
Hasil rapat itu menunjukkan kemungkinan suku bunga naik pada Juni. Harapan pelaku pasar mencapai sembilan puluh persen untuk bank sentral AS akan menaikkan suku bunga.
Data ekonomi AS yang dirilis juga positif.
Ini ditunjukkan dari aktivitas manufaktur AS yang naik pada Mei. Layanan IMI market flash naik menjadi lima puluh lima koma tujuh pada Mei dari posisi April di kisaran lima puluh empat koma enam
Sementara itu, IHSG markit flash manufacturing PMI naik hingga lima puluh enam koma enam pada Mei.
Penjualan rumah baru di AS pada April mencapai enam ratus enam puluh dua ribu. Penjualan rumah itu turun satu setengah persen pada Maret meski sebelas koma enam persen lebih tinggi dari tahun lalu.
Dengan kondisi itu, indeks dolar AS pun menguat nol koma enam persen. Penguatan dolar AS mempengaruhi harga emas. Imbal hasil obligasi bertenor sepuluh tahun turun lima koma satu basis poin menjadi tiga persen.
“Untuk harga emas kembali ke posisi di atas USD 1.300 itu membutuhkan kenaikan dolar AS untuk berhenti. Idealnya pasar saham juga.”
“Saya tidak yakin apakah harga emas mencapai level terendah pada 2018. Akan tetapi, saya belum tahu pasti indikasi secara teknikal,” ujar Analis Forex.com, Fawad Razaqzada, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis pagi WIB.