Setelah bergerak dinamis bagaikan “roller coaster,” di dua pekan terakhir, harga emas global, hari ini, Rabu, 30 September 2015, berada posisi yang lebih stabil, terutama di sesi Asia pada bersamaan dengan datangnya hari libur di Cina.
Hari libur di China biasanya akan mengurangi aktivitas perdagangan emas.
Pergerakan emas berjangka masih bergerak sideways ketika waktu kenaikan suku bunga Federal Reserve dan kekhawatiran resesi di Cina tetap menjadi perhatian pasar.
Investor terus menganalisa indikasi bahwa ada kemungkinan suku bunga AS akan dinaikkan pada bulan Oktober atau bulan Desember.
Para pelaku pasar akan melihat laporan kerja bulan September yang akan dirilis pada hari Jumat dimana laporan awal dari ADP Research Institute yang merilis National Employment Report untuk bulan September akan menjadi indikasi awal laporan yang akan dirilis pada hari Jumat mendatang.
Bursa saham Cina dilaporkan jatuh sekitar empat puluh lima persen sejak bulan Juni ketika pasar memperkirakan China yang merupakan negara ekonomi terbesar kedua di dunia berada dalam fase pertumbuhan yang paling lambat dalam lebih dari satu dekade.
Pada hari Senin, wakil presiden Komisi Eropa Jyrki Katainen yang merupakan perdana menteri Finlandia telah mendorong agar pejabat China memberikan transparansi yang lebih besar pada kebijakan fiskal.
China yang merupakan negara produsen emas terbesar di dunia dan konsumen emas terbesar kedua emas setelah India sedang berusaha keluar dari fase perlambatan ekonomi.
Dilaporkan total penjualan emas koin dan batangan dari US Mint sudah mencapai seratus sepuluh ribu ons pada bulan ini. Penjualan emas koin AS terus menguat sejak bulan Juli.
Mengutip data yang dikeluarkan “bloomberg,” harin ini, 30 September 2015, harga kontrak emas dunia mencatatkan penurunan terbesar dalam sebulan terakhir
Penurunan harga si kuning ini dipicu oleh ekspektasi investor bahwa the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuannya sebelum tahun ini berakhir. Isu tersebut mengimbangi adanya permintaan safe haven di tengah penurunan harga komoditas dan saham.
“Emas tidak lagi menjadi safe haven. Kemarin kita tidak melihat adanya lompatan besar dari penyebaran risiko meski terjadi aksi jual di pasar saham Amerika dan Eropa,” jelas Bernard Aw, strategist IG Pte di Singapura.
Harga emas belum mampu bangkit seiring adanya prospek kenaikan suku bunga Amerika pada tahun ini. Jika dikalkulasikan, harga emas sudah merosot hingga lima koma delapan persen dalam setahun terakhir karena adanya isu suku bunga AS tersebut.
Kenaikan suku bunga secara otomatis akan memudarkan pesona emas. Sebab, alat investasi ini tidak memberikan return menarik layaknya aset-aset lain seperti obligasi dan saham.
“Jika The Fed menaikkan suku bunga seperti yang kita prediksikan pada Desember, kami melihat adanya katalis negatif bagi emas, setidaknya untuk jangka pendek,” jelas Wayne Gordon, executive director UBS Wealth Management.
“Harga emas akan rebound lagi pada 2016,” paparnya.
Pimpinan Fed St Louis James Bullard Jumat lalu melayangkan kemungkinan kenaikan suku bunga secepatnya bulan depan setelah Ketua Janet Yellen mengatakan dia melihat kasus untuk melakukan pengetatan kebijakan di 2015.
\Tingginya bunga mengekang daya tarik logam, dengan ketidakmampuannya dalam membayar bunga atau memberikan hasil seperti aset seperti obligasi dan ekuitas bersaing.
Sementara itu, harga emas batangan yang dijual PT Aneka Tambang Tbk hari ini, Rabu, 30 September 2015 naik Rp 1.000 per gram dibanding harga sehari sebelumnya.
Emas Antam yang dijual hari ini berada di level Rp 580 ribu per gram, sementara kemarin emas Antam dihargai Rp 579 ribu per kg.
Kebalikannya, harga buyback atau pembelian kembali hari ini turun Rp 1.000 per gram menjadi Rp 504 ribu per gram. Artinya, jika Anda menjual emas yang dimiliki maka Antam akan membelinya di harga Rp 504 ribu per gram.