Setelah terhenyak selama dua pekan terakhir, harga jual emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, dua hari terakhir tersendat di posisi Rp 536.000 per gram. Tersendatnya harga emas Antam ini disebabkan lesunya perdagangan emas di pasar global setelah Barat tak berkutik melawan aneksasi Crimea oleh Rusia.
Ketika akan menganeksasi Crime dan Barat bersitegang dengan retorika sanksi, harga emas sempat menjulang karena pasar memperkirakan akan terjadi penyumbatan pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada kacaunya suplai gas dan aliran minyak bumi ke pasar Europa dari Rusia.
Ternyata, lanjutan dari “perang dingin” ini hanya adem ayem dan harga emas terkulai lagi karena tidak ada faktor pendorong yang memicunya naik ke puncak harga.
Kelesuan perdagangan logam milia di tingkat global ini, menjalar ke pasar emas di tingkat domestik. Bahkan di Jakarta harga emas masih digergoti oleh menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Hari ini, Kamis, 27 Maret 2014, harga emas batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk kembali stagnan sama seperti hari sebelumnya.
Seperti dikutip oleh “nuga.co” dari situs resmi Logam Mulia Antam, Kamis pagi, harga emas batangan Antam dipatok Rp 536.000 per gram atau sama dengan harga Rabu kemarin.
Begitu juga dengan harga jual kembali atau buyback emas Logam Mulia Antam yang masih tetap di angka Rp 476.000 per gram.
Tidak ada perubahan harga untuk emas milik Antam dari berbagai ukuran. Untuk ukuran 500 gram tetap Rp 248.300.000, 250 gram : Rp 124.250.000, 100 gram : Rp 49.750.000, 50 gram : Rp 24.900.000, 10 gram : Rp 5.020.000, 5 gram : Rp 2.535.000 begitu juga dengan satu gram : Rp 536.000.
“Untuk transaksi pembelian emas batangan datang langsung ke PT Antam Tbk Jakarta setiap harinya kami batasi hingga maksimal 150 nomor antrean saja,” kata Antam dalam situs resminya.
Di pasar global, emas berjangka yang diperdagangkan divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup di dekat terendah dalam enam minggu terakhir pada Rabu sore waktu setempat, atau (Kamis pagi WIB, karena dollar AS menguat.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April turun delapan dollar AS atau 0,61 persen menjadi menetap di 1.303,4 dollar AS per ounce.
Namun, kejatuhan emas pada Rabu terbatas karena logam mulia mendapat dukungan permintaan fisik yang kuat dari Tiongkok. Data menunjukkan bahwa impor bersih emas Tiongkok dari Hong Kong SAR mencapai 112,3 ton pada Februari, tingkat tertinggi sejak Oktober dan hampir dua kali impor pada bulan yang sama tahun lalu.
Bahkan, dalam upaya untuk memenuhi permintaan emas yang tinggi di pasar Tiongkok, pemerintah Tiongkok pada Januari memberikan lebih banyak izin kepada bank-bank untuk mengimpor emas.
Keterangan tentang lebih banyak pelonggaran moneter dari pejabat Bank Sentral Eropa juga mendukung emas, meskipun mereka menekan euro dan mendorong dolar AS pada awalnya.
Emas bertahan di atas 1.300 dlolar AS pada Rabu dan belum jatuh di bawah tanda 1.300 dollar AS sejak 13 Februari.
Dari perspektif jangka panjang dan pertimbangan potensi dolar akan menguat, analis pasar memperkirakan harga rata-rata emas pada sekitar 1.256 dollar per ounce untuk tahun ini, turun hampir 11 persen dari 2013.
Sementara perak untuk pengiriman Mei kehilangan 19,9 sen atau satu persen menjadi ditutup pada 19,78 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 14,4 dolar AS atau 1,01 persen menjadi ditutup pada 1.406,5 dollar AS per ounce.