Dollar, hari ini, Rabu, 21 Februari, kembali mendepak harga emas dari puncaknya bersamaan dengan terjadinya penguatan terhadap mata uang milik Amerika serikat itu.
“Harga emas dunia sedikit melemah dipicu kenaikan dolar Amerika dan pasar saham dunia baru-baru ini di tengah kekhawatiran tentang inflasi,” tulis laman bisnis terkenal duania “ploomberg” pagi ini.
Menurt laman terkenal itu, harga emas di pasar spot turun nol koma sebelas persen per ounce. Emas berjangka AS untuk kontrak April juga tergelincir lebih setengah persen
Harga emas naik dua koma empat persen pekan lalu dan menjadi kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari lima bulan.
“Emas berjalan relatif baik di lingkungan berisiko bagi safe haven di emas, ini sedikit dipertanyakan namun banyak yang harus dilakukan dengan pergerakan dolar yang telah pulih,” kata Ahli Strategi Komoditas ABN AMRO Georgette Boele.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang mata uang, naik 0,1 persen setelah turun satu koma empat persen pada minggu lalu.
Investor tampak mengumpulkan emas pada pekan lalu dipicu kekhawatiran tentang inflasi AS.
Di pasar saham, bursa dunia memperpanjang pemulihannya, sementara minyak beringsut lebih tinggi.
“Imbal hasil obligasi sepuluh tahun di seluruh dunia sudah naik, itu membuat harga emas sedikit turun,” kata Walter Pehowich, Wakil Presiden Eksekutif bidang Layanan Investasi di Dillon Gage Metals.
Harga emas diperkirakan akan terus mengalami penguatan pada perdagangan pekan ini seiring dengan tren pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat .
Harga emas menemukan momentum baru pada pekan lalu karena nilai tukar dolar AS tidak mampu menembus angka resistance dan kemudian terdorong ke level terendah dalam tiga tahun.
Menurut beberapa analis, pelemahan dolar AS menjadi tenaga yang paling signifikan bagi harga emas.
Pada penutupan pekan lalu, harga emas berjangka berada di angka US$ 1.355 per ounce, naik tiga persen jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Ini merupakan presentase kenaikan yang terbaik dalam dua tahun.
“Dengan adanya ketidakpastian atau bisa disebut pelemahan nilai tukar dolar AS maka sudah pasti orang akan menyukai emas,” jelas Neil Mellor, analis senior BNY Mellon, dikutip dari Kitco.
Mellor melanjutkan sebenarnya ada sentimen negatif pada dolar AS setelah Kongres AS menyetujui adanya aksi pemotongan pajak perusahaan maupun pribadi.
Dengan adanya pengurangan pajak tersebut besar kemungkinan defisit anggaran pemerintah semakin besar sehingga memberikan beban kepada nilai tukar dolar AS.
“Sekarang bertambah dengan adanya ancaman inflasi naik dan ekonomi melambat,” tambah dia.
Analis FXTM Jameel Ahmad melanjutkan, ke depan fokus pelaku pasar beradadi kebijakan di wilayah Eropa. Ada kemungkinan kebijakan bank sentral yang agresif sehingga berpengaruh kepada harga emas.
Namun ternyata tidak semua analis memberikan pandangan yang positif kepada harga emas. “kenaikan harga emas sudah terlalu tinggi dan kemungkinan sudah overbought,” kata Colin Cieszynski, kepala analis SIA Wealth Management.
Sementara itu, harga emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk atau Antam hari ini, tergelincir sebesar Rp 2.000 per gram dan berada di posisi Rp 641 ribu per gram akibat terpelantingnya harga emas dunia di Comex.
Pada perdagangan kemarin, emas Antam berada di level Rp 641 ribu per gram.
Untuk harga pembelian kembali atau buyback hanya turun Rp 1.000 menjadi Rp 571 ribu per gram.
arga buyback ini adalah jika Anda akan menjual emas, maka Antam akan membelinya di harga Rp 571 ribu per gram.
Pembayaran buyback dengan volume di atas satu kilogram akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu pada harga buyback hari transaksi.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai satu gram hingga 500 gram. Hingga pukul menjelang siang WIB, sebagian besar ukuran emas Antam tersedia kecuali ukuran satu gram, 250 gram, dan 500 gram.