Dua akronim ini kalau Anda baca persis. Tak ada beda huruf, kata, bunyi dan intonasi
Pertama sibanceh. Kedua juga sibanceh.
Sibanceh pertama akronim umum. Akronim si – banceh. Singkatan biasa. Singkatan nama dua kota. Yang kini sedang naik pamor dan menjadi topik harian di banyak media.
Berlainan dengan akronim kedua. Ia merupakan sebuah pengertian yang “liat” dalam bahasa aceh. Si-ban-ceh. Sesuatu yang baru menetas. Si-sesuatu. Ban-baru dan ceh-menetas
Kalau disatukan secara maknawi keduanya berada dalam posisi yang pas. Sebab, Sibanceh pertama adalah singkatan dari Sigli -Banda Aceh yang baru menetas.
Sebuah singkatan dalam dua dimensi kata dan bunyi yang harfiah. Singkatan yang telah ditabalkan menjadi sebutan nama jalan tol Sigli – Banda Aceh.
Jalan tol sepanjang tujuh puluh empat koma satu kilometer. Membentang dari Padang Tiji – Kutabaro. Tol ini termasuk bagian dari proyek strategis nasional guna mendukung kemudahan mobilisasi masyarakat.
Harap dicatat, ini tol pertama di Aceh. Di ujung Sumatera. Menjadi bagian dari tol Sumatera. Dan menjadi pertaruhan gengsi pembangunan infrastruktur negeri ini.
Tol ini dikerjakan oleh PT Hutama Karya dan PT Ahi Karta. Dua kontraktor milik negara, dengan dana penyertaan pemerintah sebesar tiga belas triliun rupiah.
Rekam jejak pengerjaannya di mulai tiga tahun silam.
Ada enam seksi dan dua rest area dilintasan ini. Juga ada tujuh gate atau pintu untuk jalan masuk serta akses penghubung dalam enam susun.
Seksi petama membentang dari Padang Tiji hingga Seulimeum. Seksi dua Seulimeum-Jantho. Sedangkan, seksi tiga Jantho-Indrapuri.
Lalu, seksi empat dari Indrapuri hingga Blang Bintang. Seksi lima Blang Bintang hingga Kuto Baro. Terakhir, seksi enam dari Kuto Baro hingga Baitussalam
Pekerja proyek tol Sibanceh menemukan batu nisan di sekitar gerbang tol Sigli-Banda Aceh seksi 6. Diduga batu nisan ini peninggalan Kerajaan Aceh.
Kehadiran tol ini akan menggunting waktu perjalanan menjadi hanya satu jam saja. Dibanding dengan dua hingga tiga jam jika melewati trace yang lama.
Trace yang meliuk di punggung dan pinggang seulawah. Jalan yang membosankan sejak naik tanjakan di Seulimeum, Aceh Besar, hingga berakhir di simpang Ladong, Pidie.
Harapan yang tinggi dengan di buatnya Tol Sibanceh dengan mampu di hubungkan kepada lingkungan lain seperti sentra usaha industri, pertanian, dan kawasan pariwisata
Pembangunan infrastruktur ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Aceh dan dapat menumbuhkan berbagai usaha-usaha lain yang menyerap lapangan-lapangan kerja baru sebanyak banyaknya.
Untuk memperindah tol Sibanceh dilaksanakan kegiatan penghijauan berupa penanaman pohon seperti, pohon palem putri, bintaro, kembang merak, api kuning, kasia emas, waru laut, kana, akasia, dadap merah, mahoni, trembesi, kecrutan, jati hias, bunga kupu-kupu, dan tanjung