Harga emas lokal dan global masih sangat tinggi dalam perdagangan hari ini, Selasa, 03 Mei 2016, walaupun sedikit “oleng” oleh penurunan tipis karena “wait and see”nya para spekulan karena menunggu kebijakan suku bunga yang akan menjadi keputusan The Fed.
Di dalam negeri, terutama emas batangan nyang dijual PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, hari ini, Selasa pagi WIB, ketika dibuka, turun sebesar Rp 2.000 per gram dan berada di posisi Rp 586 per gram.
Walau pun turun harga emas Antam ini masih tetap yang termahal sepanjang dua tahun terakhir.
Untuk harga pembelian kembali alias buyback emas Antam juga turun Rp 1.000 per gram menjadi Rp 531 ribu per gram.
Itu artinya jika Anda hendak menjual emas Antam makan akan dihargai Rp 531 ribu per gram.
Pembayaran buyback dengan volume di atas satu kilogram akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu kepada harga buyback hari transaksi.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai satu gram hingga 500 gram. Hingga pukul 08.21 WIB, seluruh ukuran emas Antam masih tersedia.
Di p[asar global emas sempat menguat tipis untuk kemudian kembali stabil dan berada di atas USD 1300 per troy ounce untuk pertama kalinya sejak Januari tahun lalu.
Logam emas terus didorong oleh melemahnya dolar dan kemungkinan penggunaan kebijakan moneter yang mudah.
Sugestif risiko downside telah membebani pergerakan dolar dan cenderung mendukung harga emas.
Setelah tiga tahun berada dalam tekanan, harga emas telah comeback dengan kuat.
Kurangnya intervensi pada yen dan penguatan euro telah menjadi kombinasi yang membebani dolar AS.
Sementara itu kekacauan yang terjadi telah mengirim harga saham bergerak lebih tinggi dan mendorong investor untuk membeli obligasi dan logam emas.
Beberapa data ekonomi AS yang melemah telah membuat dolar semakin berada dalam tekanan ketika prospek kenaikan suku bunga the Fed sedikit berkurang.
Setelah tetap tidak merubah kebijakan pada minggu lalu, Gubernur BoJ Kuroda mengerti dan khawatir terhadap “penguatan yen yang saat ini mungkin akan memiliki dampak negatif pada ekonomi Jepang.”
Kuroda memperingatkan bahwa ia “tidak akan ragu-ragu dalam mengambil tindakan, jika diperlukan, untuk mencapai target inflasi dua persen”
Sementara itu, secara umum kebijakan yang dilakukan oleh BoJ telah gagal untuk mencapai tujuan inflasi, BoJ sangat mungkin akan terus melakukan akomodasi lanjutan.
Dan mungkin akan menyebabkan penggunaan “money helicopter” di Jepang.
Jika itu terjadi maka investor Jepang yang cerdas mungkin akan mempertimbangkan mengkonversi yen ke produk emas.