Walau pun ditawarkan dengan harga Rp 18 triliun, ternyata laba bersih PT Visi Media Asia Tbk di kuartal pertama tahun 2013 cuma, Rp 1,4 miliar. Laba itu bahkan sudah naik sampai tujuh kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 200 juta.
Anak usaha Grup Bakrie, yang sahamnya dimiliki oleh keluarga Abu Rizal Bakrie dan Erick Thohir, mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 27,5 persen dari Rp 244,8 miliar pada kuartal pertama tahun 2012 menjadi Rp312,2 miliar pada kuartal pertama tahun 2013.
“Keberhasilan Viva untuk kembali mencatatkan kinerja yang positif selama tahun 2012 dan juga kuartal pertama tahun 2013 menunjukkan Viva sudah berada pada arah yang benar,” jelas Presiden Direktur VivaErick Thohir..
Tak peduli dengan kinerja dan kapitalisasi pasar yang diraup oleh Viva, Hary Tanoesoedibjo, CEO MNC Grup, pemilik RCTI,MNCTV dan Global TV, tetap ngotot bersaing untuk mendapat perusahaan media itu dengan CT Corp milik Chairul Tanjung. Bahkan Hary Tanoe menghendaki pemilik Viva, keluarga Bakrie dan Erick Thohir, segera menjawab proposal penawarannya.
“Terkait soal akuisisi tersebut hingga saat ini memang belum, berita tersebut sudah tersebar ke berbagai pihak. Namun hingga saat ini belum ada satu pihak pun yang berhasil dalam transaksi tersebut,” kata Hary, di MNC Tower.
Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bahwa pihak Bakrie sebelumnya memang pernah menawarkan saham Viva tersebut kepada beberapa pihak, namun hingga saat ini belum ada kesepakatan terkait pembelian tersebut.
“Saya belum mau banyak berkomentar terkait rencana tersebut, saat ini kami hanya fokus pada MNC Group dahulu,” jelasnya Walau pun telah menawar saham Viva, Hary Tanooe keberatan dengan harga jual Viva yang relatif tinggi.
Sementara itu Direktur PT Bhakti Investama Tbk, Darma Putra, mengatakan hingga saat ini proses penjualan saham Viva masih mengambang. Kedua belah pihak masih belum sepakat soal harga penjualan saham tersebut.
“Bakrie minta harga Viva Rp 18 triliun. Tapi ini belum ada keputusan dari Bakrie. Ini masih berlanjut,” kata Darma. Ditambahkannya, pihak MNC masih susah membaca pikiran Aburizal Bakrie. MNC menyerahkan keputusan penjualan saham Viva ini langsung ke pemiliknya yaitu Aburizal Bakrie.
Kendati demikian, MNC masih melihat bahwa Viva kini memiliki kinerja bagus dan memang layak untuk dipertimbangkan dalam akuisisi media.Namun tentu saja, MNC meminta harga yang relatif terjangkau untuk membeli Viva tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Chief Executive Officer MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengaku belum memutuskan rencana akuisisi saham Viva tersebut. Namun Hary masih menunggu itikad baik dari keluarga Bakrie bila ingin menjual saham yang menaungi TV One, antv dan Vivanews.com tersebut.
“Soal akuisisi belum deal, semua orang sudah tahu bahwa akuisisi ini sudah diomongkan ke berbagai pihak, tapi sampai sekarang belum ada satu pihak pun yang berhasil transaksi dengan Viva,” kata Hary.
Dia menambahkan bahwa keluarga Bakrie memang pernah menawarkan saham Viva ke semua pihak, baik ke MNC, Para Group milik Chairul Tanjung atau PT Elang Media Teknologi Tbk yang menaungi SCTV dan Indosiar. Namun hingga saat ini, transaksi tersebut belum mencapai kesepakatan.
Pada akhir tahun lalu, Hary Tanoe sepakat mengakuisisi bisnis jalan tol yang dikelola PT Bakrieland Development Tbk, yang merupakan emiten anak usaha Grup Bakrie. Yang pasti, sinyal Grup MNC mengincar bisnis media datang dari salah satu sayap bisnisnya, yakni PT Global Mediacom Tbk. Perusahaan ini telah menyiapkan dana Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun.