Laga Manchester United dan Liverpool merupakan derby Inggris Utara yang tak pernah kehilangan intensitasnya, baik pertandingan itu berlangsung di Old Trafford maupun Anfield. Dan kali ini gelora itu tersulut di Old Trafford. Sabtu malam WIB, 12 September 2015.
Kedua tim, di musim ini, punya masing-masing keunggulan. Manchester United memiliki keunggulan lini tengah
Lantas bagaimana dengan Liverpool? “The Reds” tidak bisa menampilkan kekuatan lini tengah mereka secara seratus persen lantaran beberapa pemain utamanya harus absen di laga ini.
Joe Allen dan Adam Lallana dipastikan absen karena cedera.
The Reds juga akan kehilangan gelandang serang lincah Philippe Coutinho.
Pemain asal Brasil itu harus absen karena mendapat kartu merah pada pertandingan sebelumnya melawan West Ham United.
Kondisi itu diperburuk dengan diragukannya Jordan Henderson.
Pihak Liverpool hingga kini masih menunggu kondisi terakhir kapten The Reds tersebut.
Sementara itu di kubu Manchester United, hanya Michael Carrick yang diragukan untuk tampil.
Gelandang veteran itu mengalami cedera betis saat menjalani pemanasan bersama timnas Inggris sebelum menghadapi San Marino di kualifikasi Piala Eropa 2016, akhir pekan lalu.
Dengan perbandingan kekuatan yang timpang lantaran lebih banyak motor lini tengah Liverpool yang absen, MU jelas diuntungkan dengan hal ini.
Manajer MU, Louis van Gaal, memiliki banyak pilihan di lini tengah.
Namun, pelatih asal Belanda itu harus pintar memilih kombinasi yang paling pas di antara sekian banyaknya gelandang yang ia miliki.
Bastian Schweinsteiger dan Morgan Schneiderlin sepertinya akan kembali berdiri di depan lini pertahanan, sekaligus menopang tiga gelandang serang yang kemungkinan besar diisi Memphis Depay, Juan Mata, Ander Herrera.
Meski sejauh ini tampil dominan, namun kinerja lini tengah MU masih mendapat sorotan tajam. Mereka sejauh ini hanya sanggup mencetak tiga gol dari empat pertandingan di Liga Primer Inggris.
Sementara itu dengan banyaknya pemain yang absen, Emre Can dan Lucas Leiva sepertinya bakal bertugas sebagai duo Liverpool pertama yang bakal berusaha mematahkan serangan yang tengah dibangun MU.
Bila mereka mampu tampil disiplin dan agresif, maka gelandang-gelandang MU bakal frustrasi dan kesulitan mendominasi penguasaan bola.
Kecerobohan seperti yang dilakukan Coutinho juga tak boleh kembali dilakukan. Mengingat tensi tinggi yang bakal hadir di duel di Old Trafford ini, gelandang-gelandang Liverpool harus bertindak dengan kepala dingin.
Tanpa kehadiran Coutinho, duo rekrutan anyar, Roberto Firmino dan James Milner bertanggung jawab pada kreasi serangan yang dibuat Liverpool pada laga nanti. Mereka dituntut untuk memberikan jawaban mengapa Liverpool merekrut mereka musim panas ini.
Melihat nama-nama gelandang yang ada untuk laga nanti, MU patut lebih diunggulkan untuk mendominasi lini tengah. Terlebih mereka masih menyisakan beberapa nama hebat di bangku cadangan yang bisa dimainkan saat mereka mengalami kebuntuan.
Bagi Louis van Gaal dan Brendan Rodgers, dua manajer hebat di Liga Primer, pertandingan kali ini akan menjadi laga terbesar mereka pada awal musim.
Hal itu disebabkan oleh minimnya pencapaian kedua klub di bawah Van Gaal dan Rodgers.
Pencapaian terbaik United dalam dua tahun terakhir di bawah Van Gaal hanyalah keberhasilan mereka menembus Liga Champions musim ini. Sejak memegang ManUtd 2014 lalu, pelatih asal Belanda itu masih belum mampu mengembalikan kejayaan Setan Merah, yang mulai memudar sejak kepergian Sir Alex Ferguson.
Tidak hanya United yang mengalami itu. Liverpool, sejak ditukangi Rodgers tiga tahun lalu juga tak kunjung memuaskan dahaga publik Anfield
Bahkan tak jarang inkonsistensi permainan dan aktivitas Rodgers dianggap gagal, dan terus menjadi sorotan pendukung Liverpool dalam tiga tahun ke belakang.
Oleh karena itu, laga akhir pekan nanti akan menjadi kesempatan bagi keduanya untuk memberikan sebuah jawaban konkret kepada suporter kedua tim mengenai proyeksi masa depan dua klub raksasa Inggris.
Meski sama-sama menghadapi tekanan, beban berat lebih terasa di pundak Van Gaal karena status United sebagai klub nomor satu di Inggris.
Karena itu, tak heran jika kegagalan United mendulang trofi dalam dua tahun terakhir membuat klub itu seakan tenggelam dalam masa ‘krisis’.
Deretan nama-nama baru pada susunan pemain United juga dianggap masih menyisakan tanda tanya besar di benak pendukung Setan Merah, yakni apakah pantas mereka dihargai sedemikian mahal?
Beban transfer itulah yang turut menjadi salah satu beban yang menimpa pundak Van Gaal saat ini. Terlebih jika pemain-pemain itu ternyata tampil di bawah harapan.
Selain itu, Van Gaal juga akan berhadapan dengan nama besarnya sendiri sebagai seorang manajer yang selalu mengantarkan klub yang ia bela menjuarai liga.
Dari lima klub yang ia latih sebelum United, Van Gaal selalu berhasil menghadirkan trofi liga domestik. Hal yang tak kunjung mampu dilakukan manajer berusia asal Belanda itu di Old Trafford.
Di lain pihak publik Liverpool juga masih menanti hasil investasi Rodgers .
Namun, tak seperti Van Gaal, Rodgers tidak memiliki reputasi untuk dipertahankan.
Jika dibandingkan dengan Van Gaal, karier Rodgers memang belum ada apa-apanya. Bahkan perjalanannya bersama The Reds sejauh ini merupakan perjalanan terlama Rodgers bersama sebuah klub.
Saat mengarsiteki Watford, Reading, dan Swansea, Rodgers tak pernah melewati lebih dari seratus pertandingan. Sedangkan bersama Liverpool, sejauh ini ia telah melakoni seratus lima puluh sembilan pertandingan di berbagai ajang.
Selain itu, perjalanannya bersama Liverpool juga bisa dibilang sebagai karier tersukses Rodgers.
Jika pertanyaan yang mengarah kepada Van Gaal adalah apakah ia mampu membuktikan dirinya sebagai salah satu manajer top Eropa, maka pertanyaan yang harus dijawab Rodgers adalah apakah ia mampu menangani tekanan di sebuah klub dengan status seperti Liverpool?
Pertanyaan yang akan coba dijawab oleh dua manajer tersebut, di laga akhir pekan nanti.
Manchester United versus Liverpool, bukan lagi duel dua raksasa Inggris yang memperebutkan gelar juara. Untuk saat ini laga itu adalah pertaruhan nama dua manajer, yang berada dalam tekanan besar.