Gempa dangkal dengan skala richter enam koma lima di Pidie Jaya, Aceh, telah berlalu tiga hari. Duka nestapa terus berlangsung atas kematian seratus lebih jiwa dan kerusakan harta benda penduduk.
Ratusan jiwa lainnya yang cedera kini menghuni lorong-lorong rumah sakit di berbagai kota di Aceh.
Duka ini adalah duka yang berulang ketika gempa besar dan tsunami menghancurkan negeri “bertuah” ini.
Gempa yang berpusat di Kabupaten Pidie Jaya di subuh Rabu, pukul lima lewat tiga menit itu menewaskan sejumlah orang yang hingga masih terus dievakuasi.
Ratusan bangunan runtuh.
Bahkan derita ini tidak hanya berhenti dalam bentuk fisik.
Penduduk juga dihidangkan berita “hoax.”
Kemarin, beredar kabar bahwa akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan lebih besar skala richternya di sekitar daerah pesisir Pantai Pidie Jaya, Sigli dan Banda Aceh.
Untuk itulah Badan Meteorologi dan Geofisika dengan cepat membantah dan memastikan bahwa kabar itu hoax alias bohong belaka.
“Informasinya tidak benar, karena dari data trend yang kami amati menunjukkan tidak ada gempa bumi yang lebih besar dari gempa utama. Jadi informasi akan ada gempa susulan 7,9 SR itu tidak benar dan dipastikan bohong,” ujar Daryono petinggi BMKG.
“Gempa susulan memang masih terjadi sejak, namun secara umum skala fluktuatifnya masih di bawahlima skala richter.
Hingga tiga hari kedepan gempa susulan mungkin akan terjadi.
Hal itu dikarenakan proses stabilisasi lempengan bebatuan tektonik.
“Ya hingga tiga hari kedepan mungkin masih ada gempa susulan. Jadi kalau nanti dirasa ada gempa susulan, masyarakat diimbau tidak usah khawatir, karena memang masih proses stabilisasi lempengan batuan tektonik,” sambungnya.
Dirinya mengimbau masyarakat untuk mempercayakan informasi hanya dari lembaga dan kementerian terkait dan tidak mudah percaya informasi yang tidak benar.
“Percayakan informasi dari lembaga dan kementerian yang terkait, seperti BMKG atau BPBA,” tambahnya.
Selain gempa di Pidie Jaya, di California Utara, Amerika Serikat dan Kepulauan Solomon, Pasifik pada Kamis malam juga terjadi gempa.
Lantas muncul pertanyaan, apakah dua kejadian itu juga berkaitan dengan gempa bumi yang terjadi di Aceh, pada Rabu kemarin?
Tercatat gempa berkekuatan sama terjadi di lepas pantai California Utara, Amerika Serikat pada pagi hari waktu setempat.
Tepatnya gempa itu berpusat kira-kira seratus lima puluh tujuh kilometer di Lautan Pasifik, barat Ferndale, California, dengan episentrum gempa terletak pada kedalaman enam koma dua mil atau sepuluh kilometer.
Selang beberapa jam kemudian, gempa bumi berkekuatan lebih besar, tujuh koma delapan SR mengguncang Kepulauan Solomon, Pasifik
Peringatan Tsunami Pasifik bahkan sempat memprediksi terjadinya gelombang tsunami dalam tiga jam kedepan.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan dua kejadian gempa itu mungkin terjadi secara kebetulan dengan waktu yang hampir bersamaan.
Namun dia meyakinkan hal itu tidak berkaitan dengan gempa yang terjadi di Aceh pada Rabu kemarin.
“Saya masih yakin event-event ini terjadi secara kebetulan dan bersamaan, kami belum memiliki dasar ilmiah yang kuat kalau event-event ini saling berkaitan satu sama lainnya. Namun yang pasti masing-masing daerah tersebut memang berada di zona rawan terjadinya gempa bumi,” jelas Daryono.
Sementara itu, pencarian korban dari puing-puing reruntuhan bangunan akibat gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, terus berlanjut.
Tim evakuasi dan relawan masih menyisir reruntuhan bangunan di sejumlah titik di Desa Keudu Meureudu dan Desa Ulee Glee, Pidie Jaya, Aceh.
Salah satunya reruntuhan bangunan Pusat Pasar Meureudu, gedung tiga lantai yang memiliki tiga puluh empat toko.
“Masyarakat menduga masih ada korban di bawah reruntuhan,” kata Kepala Seksi Operasi Badan Search…
Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, mengungkapkan Gubernur Aceh telah menetapkan tiga daerah tanggap darurat pasca gempa mengguncang Pidie Jaya kemarin.
Tiga kabupaten tersebut adalah Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen.
Penetapan tanggap darurat itu dilakukan untuk memudahkan penanganan darurat dan kemudahan akses menggunakan potensi sumber daya.
“Untuk mempercepat proses tanggap darurat bencana maka Gubernur Aceh menetapkan status Tanggap Darurat Bencana selama empat belas hari,” kata Sutopo