Rantai “surga” Iboih-Gapang-Rubiah meraih salah satu dari tujuh “keajaiban” destinasi menakjubkan di Indonesia dari majalah “Marketeers” kerena memiliki kekayaan alam dan keragaman hayati yang membuat wisatawan mancanegara sering berkunjung.
Penempatan “rantai surga” Iboih-Gapang-Rubiah, sekaligus Sabang plus Pulau Weh, yang diberikan “Marketeers” bersama Yayasan Real WOW atau “Wonderful Of World” lewat penghargaan yang mereka namakan “The Real WOW,” adalah jawaban tuntas atas eksistensi destinasi ini sebagai wisata terbaik.
Sabang yang memiliki pantai dan laut Iboih-Gapang-Rubiah adalah destinasi “spektakuler” dalam peta wisata karena taman laut dan terumbu karangnya yang asri. Bersama dengan pantai Belitung Timur, Pesona Portugis Pulau Tidore, Pesisir Pantai Sumatera Barat, Gunung Ijen di Banyuwangi, Kepulauan Berau di Kalimantan Timur, Kabupaten Kuningan, Sabang menerima penghargaan prestiseus “WOW.”
Ketujuh destinasi ini memenangkan “The Real WOW” mengalahkan Labuhan Bajo, Wakatobi, Bunaken dan Raja Ampat, yang sebelumnya merupakan destinasi paling favorit untuk menang.
Ketujuh tempat wisata ini, menurut “WOW,” terutama Sabang, layak dikunjungi. Wisatawan harus berkunjung ke tempat-tempat tersebut” ujar Ketua Yayasan Real WOW yang juga mantan Wamen Pariwisata Sapta Nirwandar dalam acara itu.
Kenapa harus Sabang?
Anda mungkin sering mendengar kata Sabang melalui lagu “dari Sabang sampai Merauke.” Betul!!
Sabang adalah kota ujung paling Barat dari batas Indonesia. Namun, tidak itu saja, kota Sabang juga menjadi destinasi pariwisata yang tak kalah bersaing.
Sabang adalah Weh, sebuah kepulauan yang dikelilingi oleh Selat Malaka di Utara dan Timur, Samudera Hindia di Barat dan Selatan.
Sabang menyimpan keindahan laut yang tak terkira.
Secara geografis, Sabang terdiri dari beberapa pulau, yaitu Pulau Klah, Pulau Rondo, Pulau Rubiah, Pulau Seulako, serta Pulau Weh.
Pulau yang terakhir disebut itu adalah pulau terbesar di Sabang yang memiliki seratus tiga puluh tiga spesies terumbu karang.
Para pecinta diving dan snorkeling pun tak akan kecewa karena Sabang memang menjadi surga bawah laut dengan keanekaragaman hayati yang besar dan menjadi salah satu yang terindah di dunia.
Selain itu, Sabang juga menawarkan berbagai destinasi yang mengagumkan.
Di Sabang, para wisatawan dapat menemukan Gua Sarang dan Batu Gendang, Kilometer Nol, Kawasan Monyet, Air Terjun Pria Laot, Air Panas Keuneukai, hingga Gunung Berapi Jaboi.
Tak hanya itu, Anda juga bisa menikmati keindahan Benteng Jepang Anoi Itam, Masjid Agung Babussalam, Danau Aneuk Laot, dan banyak destinasi lainnya. Para wisatawan juga dapat menikmati indahnya matahari terbit dan tenggelam dari jendela penginapan yang tersebar di sepanjang kota.
Untuk mencapai Sabang, akses yang paling sering digunakan adalah melalui jalur laut.
Setelah sampai di Sultan Iskandar Muda International Airport yang berjarak empat belas kilometer sebelah tenggara Banda Aceh, wisatawan tinggal melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Ulee Lheue untuk selanjutnya naik speed boat atau kapal ferry.
Di Sabang, cukup banyak pilihan transportasi yang bisa digunakan untuk berkeliling. Salah satu transportasi favorit wisatawan adalah becak motor yang dapat disewa dengan kisaran harga seratus ribu rupiah per hari.
Dengan menggunakan becak motor maupun mobil sewa, wisatawan dapat melaju ke Sabang Hill untuk menikmati pemandangan indah dari atas bukit.
Dari posisi ini, akan terlihat deretan rumah, puncak-puncak pohon, dan jilatan lidah ombak yang terempas di pantai-pantai indah berpasir putih.
Bila tiba di waktu yang tepat, Anda akan melihat langit indah yang dilukis semburat warna jingga cahaya matahari. Dijamin, pengalaman wisata Anda di Sabang tak akan terlupakan. Sabang, ujung Barat Republik yang WOW!
Selain Sabang, masih dalam satu irisan laut, pantai-pantai di Pesisir Selatan Sumatera Barat jua memenangkan penghargaan
Dengan panjang garis pantai yang mencapai ratusan kilometer dan menyuguhkan pesona bahari yang tiada tara, Pesisir Selatan mengirim pesan tentang ombak, bongkah karang dan pulau-pulau terluar.
Disana ada riak ombak yang saling bersahutan dengan titik sentral Pantai Carocok. Pantainya masih lengang. Pasirnya berwarna putih dengan air yang begitu jernih.
Dari Pantai Carocok, Anda bisa menuju Pulau Cingkuak dengan membayar sewa perahu. Di sana, di tengah pulau, ada sebuah benteng tua peninggalan Portugis yang aksesnya tertutup pepohonan kelapa dan semak belukar.
Walau yang tersisa hanya puing-puing, bentuk benteng masih terlihat jelas, lengkap dengan makam tak bernama di samping benteng.
Jika hari masih siang, segera lanjutkanlah perjalanan Anda sampai ke atas Painan alias Bukit Langkisau.
Bukit ini telah lama tertangkap radar kaum penerbang layang karena dianggap sebagai lokasi terbaik untuk aktivitas paralayang. Dari puncak bukit, Anda akan menyadari jika bukit ini telah membelah dua kota yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu Painan dan Nagari Salido.
Ketika mentambatkan pandangan ke Selatan, Anda segera dikejutkan dengan hamparan Samudera Hindia yang lapang tak bertepi. Jika alam berulas asih, langit sore akan memberikan cahaya terbaiknya.
Secara perlahan, Anda akan melihat mentari menjorokkan dirinya tenggelam di ujung laut. Samar-samar, terdengar sautan adzan Maghrib mengakhiri perjamuan cakwarala sebagai penanda hari sudah temaram dan saatnya menuju penginapan.
Walau tidak memiliki hotel bintang lima, Pesisir Selatan masih menyediakan setidaknya sepuluh hotel kelas melati dengan total kamar mencapai dua ratus unit. Jumlah hotel tersebut masih terbilang minim.
Jika kondisi ini tidak mengalami peningkatan, Pesisir Selatan dikhawatirkan tidak mampu mengatasi laju ledakan wisatawan yang akan terjadi di kemudian hari.
Nah masih ada sebuah kawasawisata lainnya yang dinamakan, Mandeh. Beberapa pelancong menjulukinya sebagai “Raja Ampat dari Barat”.
Kehadiran teluk menjadikan kawasan ini memiliki pantai yang landai dan tak berombak. Waktu yang pas untuk menyelam dan snorkeling.
Di kawasan Mendeh, tersembunyi Pulau Cubadak. Di sana, roda kehidupan begitu sepi. Suara laju motor nyaris absen. Pulau Cubadak diselimuti ketenangan dan keindahan, dua sensasi yang dicari para turis.
Adalah investor asal Italia yang mengelola dan membangun resort di “surga kecil” tersebut. Karena bagi investor itu, “Siapa yang mampu menolak untuk memiliki pulau nan indah ini?”.