Laga besar Manchester United melawan Liverpool di Old Trafford, Minggu malam, pukul 20. 00 WIB, 14 Desember 2014, tidak hanya bertemunya dua legenda klub Premier League, tapi juga menegaskan bentangan sejarah modern persepakbolaan Inggris lewat pertandingan klasik yang sering dijuluki “Derby Britania.”
Laga ini juga sering dinamakan sebagai “North-West Derby,” laga barat dan utara, untuk menggambarkan posisi geografis “rumah” kedua tim dalam peta Inggris Raya.
Pelatih Manchester United, Louis van Gaal, memastikan pertandingan United kontra Liverpool memiliki intensitas yang sama dengan El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona.
Van Gaal sendiri selama empat musim pernah melakoni laga “clasico,” saat melatih Barcelona. “Saya menemukan aroma yang sama dengan laga clasico. Ada pertautan sejarah yang kental di antara dua laga itu. Di Spanyol ada bau permusuhan dari dua tim dari latar belakang ras.”
“ Sedangkan di sini permusuhan itu lebih dari rivalitas emosional dari latar belakang keberadaan dua kota dalam peta Inggris modern, yang juga sepakbola modern. Saya menemukan semua persyaratan untuk menamakan laga ini sebagai derbi of England,” katanya.
Tujuh belas tahun lalu untuk pertama kalinya Van Gaal menjadi menjadi saksi bagaimana atmosfer salah satu laga terpanas di kancah sepakbola klub dunia itu kala menjamu Madrid di Nou Camp. Tiga tahun berselang ia meninggalkan Camp Nou, sebelum kembali lagi pada 2002-2003.
Kini dirinya akan menjalani salah satu laga terpanas di dunia lainnya, yaitu Derby Barat-Laut di tanah Inggris. Minggu malam nanti, The Red Devils era-nya akan kedatangan The Reds dan Van Gaal membandingkan laga tersebut dengan El Clasico.
“Laga Liverpool vs Manchester United seperti El Clasico, itu pasti! Saya ingat pertandingan Barcelona kontra Real Madrid pertama saya ditontoni oleh 102 ribu orang,” kata Van Gaal, sebagaimana dikutip situs resmi United, Minggu, 14 Desember 2014
“Stadion saat itu memang diperuntukkan untuk seratus dua ribu penonton dan mereka meyaksikan El Clasico pertama saya. Saya memenangkannya tiga gol tanpa balas untuk Barcelona, jadi saya sangat senang. Saya harap dapat memenangkan derby pertama di sini,” paparnya.
Kali ini van Gaal merasakan hal yang kala menjamu Liverpool yang datang menyambangi Old Trafford dalam kondisi yang kurang ideal terkait tren buruk yang sedang mereka jalani. Tapi dua kemenangan yang didapat musim lalu menjadi penjaga semangat The Reds.
Jika MU kini sudah masuk zona Liga Champions dan bahkan bertengger di posisi tiga klasemen, Liverpool masih berkutat di papan tengah dengan sementara ada di urutan sembilan. ‘Si Merah’ juga tengah dalam kekecewaan setelah dua hari lalu mereka tersingkir dari Liga Champions karena gagal mengalahkan Basel di Anfield.
Dalam kondisi kurang oke, Liverpool justru akan menjalani laga berat di kandang MU. Skuat besutan Louis van Gaal mulai dapat rangkaian hasil memuaskan setelah terus menang dalam lima pertandingan terakhir.
Situasi tersebut tak membuat Brendan Rodgers pesimistis, dua kemenangan atas MU di Premier League musim lalu ingin dilanjutkan lagi tahun ini.
“Saya tidak pernah ragu dengan pemain-pemain saya, mereka akan tertantang saat harus pergi ke sana, Ini pertandingan yang sempurna buat kami. Kami memenangi dua pertandingan terakhir dengan mereka dan ini selalu menjadi pertandingan besar. Anda mewakili sebuah kota dan sekelompok suporter,” sahut Rodgers di Liverpoolecho.
“Dua pertandingan berikutnya menghadapi MU dan Arsenal akan vital karena mereka adalah rival kami dalam perebutan posisi itu zona liga Champions. Kami dapat hasil bagus dari lawatan kami ke Old Trafford musim lalu dan menunjukkan performa yang bagus. Kami akan pergi ke sana dengan kepercayaan diri,” lanjut sang manajer.
Di Old Trafford musim lalu Liverpool pulang membawa kemenangan tiga gol tanpa balas. Sementara saat bermain di Anfield, tuan rumah juga unggul satu gol juga tanpa balas.
Delapan bulan setelah meraih kemenanan itu di Old Trafford, Jordan Henderson yakin kalau Liverpool bisa mengulang hasil yang sama. The Red Devils memang makin sering menang, tapi penampilan mereka dinilai belum oke.
Tapi kini, setelah delapan bulan, situasinya berubah. MU kini sudah makin rajin menang setelah melewati serangkaian penampilan tak konsisten, hasil yang mengantar mereka duduk di posisi tiga klasemen. Sementara Liverpool justru tengah terpuruk: ada di posisi sembilan dan baru saja out dari Liga Champions.
Meski MU saat ini tengah dalam tren yang impresif setelah meraih lima kemenangn beruntun, Jordan Henderson menyebut kalau penampilan anak didik Louis van Gaal sebenarnya masih belum terlalu oke. Peluang Liverpool menang disebutnya masih terbuka.
“Meski MU sudah meraih beberapa hasil bagus dan menunjukkan semangat pantang menyerah, saya tidak berpikir mereka sudah bermain dengan fantastis. Apakah mereka tim yang lebih baik dibanding kami? Tidak. Saya melihat kualitas dan karakter yang kami miliki di klub ini setiap kami melakukan latihan,” ungkap Henderson di DailyMail.
Pernyataan Henderson bisa jadi benar. Saat meraih kemenangan 2-1 atas Southampton, total cuma tiga tembakan yang dilepaskan pemain-pemain MU. Usai laga tersebut Van Gaal mengakui kalau Southampton bermain lebih baik dari timnya.
“Saya tidak bilang kalau MU tidak bagus karena mereka memang bagus dan mereka memiliki pemain-pemain fantastis, tapi kami juga memiliki itu. Jadi kami harus datang ke sana dan melakukannya. Semoga kami bisa,” tuntasnya.