John Hanke kreator game Pokemon kembali membuat “ulah” dengan ide terbarunya menghadirkan lensa kontak pintar yang terintegrasi penuh dengan koneksi internet untuk dimanfaatkan mencari monster-monster Pokemon
Ide liar ini, seperti ditulis “ubergizmo,” Selasa, 09 Agustus 2016, memiliki misi besar mengenai bagaimana Pokemon Go mengubah dunia di sekitar kita serta cara interaksi manusia dengan permainan di perangkat mobile.
Ide liar terbaru dari Hanke untuk Pokemon Go, adalah membuat lensa kontak pintar yang terintegrasi penuh dengan koneksi internet untuk dimanfaatkan mencari monster-monster Pokemon.
Lensa kontak tersebut, dijelaskan Hanke, akan memungkinkan para pemain melihat monster Pokemon virtual di dunia nyata tanpa antarmuka (interface) perangkat mobile.
Selain lensa kontak pintar, ia juga berharap gelang pintar, fitness tracker, dan perangkat wearable lain bisa terintegrasi sebagai ‘mata’ gamer dalam bermain Pokemon Go.
Nintendo, sebagai perusahaan yang memiliki saham tiga puluh persen di The Pokemon Company, saat ini sedang mengembangkan gelang pintar untuk game Pokemon Go yang rencananya rilis pada September mendatang.
Dengan gelang ini, pengguna akan diberi notifikasi getar jika bertemu dengan monster atau berada di sekitar Pokestop.
Pemain bisa menangkap monster dan mengumpulkan barang di Pokestop itu dengan memencet tombol pada gelang pintar, sehingga tak perlu mengeluarkan ponsel dari saku.
Ide Hanke tak cuma ingin menyeret kaki gamer keluar rumah untuk memburu Pokemon, namun juga mengarahkan tujuan mereka.
“Misalnya taman yang terletak di dekat rumah Anda. Setiap hari Anda lewat situ dan tidak pernah mampir.”
“Apa yang akan terjadi jika orang-orang bermain di sana? Apakah bakal membaik? Mungkinkah orang-orang sukarela membersihkannya, setidaknya setahun sekali?” ucap Hanke, mengutip Los Angeles Times.
Selama ini Pokemon Go memang membuat ruang publik seperti taman kota hingga restoran besar dikunjungi para gamer untuk menangkap monster saku yang tersebar di sana.
Beberapa tempat publik itu dijadikan tempat untuk mengumpulkan peralatan berburu atau Pokestop dan Pokegym untuk tempat bertarung para monster.
Pokemon Go secara resmi hadir dan bisa diunduh melalui Google Play Store dan App Store Indonesia
Sebelumnya, sebagian besar pemburu Pokemon di Indonesia menggunakan akun Amerika Serikat untuk mengunduh Pokemon Go di Apple App Store atau mencari file, APK di luar Google Play Store untuk pengguna Android.
John Hanke mendadak menjadi lebih sibuk dan disorot media. Ini terjadi setelah, Niantic, perusahaan yang dipimpinnya sukses membuat keriuhan usai merilis game Pokemon Go ke beberapa negara.
Popularitas game tersebut berbanding lurus dengan naiknya pamor Hanske, semua orang penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh CEO Niantic tersebut, termasuk kelompok peretas.
Menariknya, OurMine sendiri merupakan nama perusahaan keamanan, khususnya untuk pengguna media sosial.
Sampai saat ini, tampaknya Hanke masih belum menyadari bila aku Twitter miliknya disusupi. Sebab, cuitan yang janggal tersebut masih terpampang di lini masanya.
Niantic awalnya adalah sebuah startup di dalam perusahaan Google. Perusahaan asal San Francisco, California, AS, itu didirikan pada 2010 dengan nama Niantic Labs oleh John Hanke sebagai CEO. Ya, Hanke adalah seorang veteran Google.
Ia menjadi salah satu pendiri perusahaan visualisasi data geospasial Keyhole Inc., yang diakuisisi dan “dibunuh” Google pada 2004 demi mengembangkan fitur Google Earth.
Setelah Keyhole diakuisisi, Hanke menghabiskan beberapa tahunnya di Google sebagai wakil presiden manajemen produk untuk divisi “Geo” yang meliputi Google Maps, Google Earth, Local, StreetView, SketchUp, dan Panoramio.
Ia mengemban tanggung jawab besar mengembangkan data spasial Google Maps sebelum mendirikan Niantic.
Perjalanan hidup Hanke membuatnya punya pengalaman panjang nan kuat dalam teknologi pemetaan digital, navigasi, dan bisa dibilang geografis Bumi.
Semua itu terhubung dengan satelit Global Positioning System