Usai tiga podium yang ia raih, kini, Valentino Rossi terus dibanjiri pujian sebagai pebalap yang mampu menyulap hambatan usia menjadi berkah.
Pengamat senior MotoGP, Paolo Beltrame, mengibaratkan Valentino Rossi seperti band Rolling Stones lantaran masih terus aktif berkarier meskipun waktu terus berlalu.
Rossi sudah tiga puluh delapan tahun namun masih terus bersaing dengan para pebalap yang jauh lebih muda darinya.
Rossi berjarak empat belas tahun dengan juara dunia MotoGP musim lalu, Marc Marquez, dan ia berselisih hampir enam belas tahun dengan rekan setimnya, Maverick Vinales.
“Saya membandingkan Rossi dengan Rolling Stones. Saya pernah menonton Rolling Stones dan terakhir tahun lalu.”
“Ada hal-hal yang seolah tak pernah menemui akhir, dan bahkan terlihat makin berkualitas,” ujar Beltramo seperti dikutip dari Sportal.
Kehadiran Rossi di ajang MotoGP di usia 38 bukan untuk sekadar berpartisipasi. Ia terbukti tetap kompetitif dan kini bahkan jadi pemuncak klasemen sementara MotoGP 2017.
“Saya rasa dia bisa bertarung dalam perburuan gelar juara. Saya kini bisa lebih yakin padanya.”
“Rossi memulai musim ini dengan cara yang lebih baik dibandingkan musim lalu. Ia pun terus menunjukkan semangat pantang menyerah,” ucap Beltramo.
Rossi saat ini memimpin klasemen MotoGP dengan koleksi 56 poin. Pebalap asal Italia ini unggul enam angka atas Maverick Vinales dan memiliki selisih 18 angka dengan Marc Marquez.
Rossi berhasil menggeser Vinales dari puncak klasemen sementara MotoGP 2017 setelah finis posisi kedua di GP Amerika Serika
Sementara itu mengenai kasus insiden Zarco yang berbuah penalty untuk Rossi, Marc Marquez mengatakan manuver Johann Zarco terbilang agresif.
Namun, Marquez mengatakan gerakan Zarco bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan.
Zarco menyenggol Rossi di tikungan ketiga Sirkuit Austin pada lap ketujuh. Rossi kemudian terpaksa memotong jalur di tikungan keempat untuk menghindari kecelakaan.
Keputusan Rossi memotong jalur akhirnya membuahkan penalti.
Race Direction MotoGP menganggap Rossi diuntungkan dengan keputusannya memotong jalur, meski memahami tindakan pebalap asal Italia itu untuk memotong jalur. Beruntung bagi Rossi, dia tetap mampu meraih posisi kedua setelah keunggulannya atas Dani Pedrosa di atas dua detik.
Marquez yang memenangi balapan GP Amerika Serikat, tidak memungkiri manuver Zarco terhadap Rossi agresif. Tapi, Marquez tidak sepenuhnya menyalahkan Zarco.
“Manuer Zarco agresif, tapi semua pebalap ingin memberikan 100 persen. Saya pebalap agresif, begitu juga Rossi.”
“ Kami saling menyalip dengan agresif di masa lalu, kami melakukannya sekarang dan kami juga akan melakukannya di masa depan,” ujar Marquez seperti dikutip dari situs resmi MotoGP.
“Saya pikir, jika Anda pebalap agresif, maka Anda harus mengerti kalau pebalap lainnya juga agresif. Ini adalah balapan, ketat dan agresif. Terkait penalti? Saya tidak berpikir Rossi diuntungkan dari insiden tersebut,” sambungnya.
Rossi sendiri lebih mengungkapkan kekesalan terhadap Zarco daripada keputusan Race Direction.
Pebalap gaek itu menganggap Zarco masih harus belajar bagaimana caranya menyalip di ajang MotoGP.
Sementara Zarco tidak mau disalahkan Rossi. Pebalap asal Perancis itu mengatakan hanya berusaha menyalip Rossi ketika ada peluang.
Zarco juga menganggap Rossi melakukan kesalahan di tikungan satu sebelum insiden senggolan di tikungan tiga
Rossi, tidak mempermasalahkan penalti yang didapatnya
The Doctor justru menganggap masalah utamanya adalah penampilan agresif pebalap Tech 3 Yamaha, Johann Zarco.
Rossi mengaku terpaksa memotong jalur di putaran keempat setelah bersenggolan dengan Zarco. Jika tidak, Rossi menganggap dia dan Zarco bisa mengalami kecelakaan di tikungan tersebut.
Tapi, bukan penalti dari Race Direction yang membuatnya kesal. Rossi mengaku lebih kesal dengan manuver berbahaya yang ditunjukkan Zarco.
Pebalap asal Italia itu menganggap Zarco terlalu agresif dan belum mampu beradaptasi di MotoGP setelah promosi dari kelas Moto2 musim ini.
“Dalam laporan Race Direction tertulis ‘mendapatkan keuntungan’, dan tentunya saya mendapat keuntungan, dan penalti tidak masalah. Tapi, masalah utamanya bukan Race Direction, masalahnya adalah Zarco,” ujar Rossi seperti dikutip dari Autosport.
“Dia selalu cepat, tampil bagus, dan punya potensi. Tapi, ini bukan Moto2. Jika Anda ingin menyalip, Anda harus melakukannya dengan cara yang lain. Dia terlambat untuk menyalip di tikungan, dan dia harus lebih tenang.”
Zarco merupakan salah satu rookie di kejuaraan MotoGP musim ini
Pebalap asal Perancis itu sebelumnya sukses di kelas Moto2 dengan merebut dua gelar juara dunia secara beruntun .
Musim ini Zarco terbilang menjadi salah satu pebalap kuda hitam setelah tampil mengejutkan di tiga seri awal.
Pada seri pembuka di GP Qatar,ia sempat memimpin jalannya balapan sebelum mengalami kecelakaan. Sedangkan di GP Argentina dan GP AS, Zarco finis di posisi kelima