Popularitas MotoGP dipastikan akan ambruk bila Valentino Rossi tidak membalap lagi karena persaingan untuk memperebutkan juara dunia sulit mencapai tingkat head to head. Rossi merupakan pebalap yang mamu menghadirkan persaingan terbuka dan head to head, agar lomba menjadi lebih seru dan manis.
Berbagai pengamat otomotif menyayangkan bila Rossi benar-benar mundur dari MotoGP.
“Jangan pernah lagi melihat aksi provokatif dan egresifitas tinggi di sirkuit. Tidak aka nada lagi head-to head di setiap lap,” tulis “motorace,” Rabu, 28 Oktober 2015, tentang kemungkinan Rossi mundur dari race.
Bahkan, mantan juara dunia MotoGP asal Italia, Giacomo Agostini, mengakui, tanpa Rossi MotoGP akan kehilangan penonton dan antusiasme publik.
Agostini menghendaki agar Rossi tak perlu meladeni keinginannya untuk mundur.
” Valentino jangan hanya terjebak dalam permainan Marquez. Jika ia lebih pintar, ia seharusnya tidak mundur, apalagi banyak hal yang dipertaruhkan olehnya,” ujar Agostini kepada La Gazzetta dello Sport.
Mantan pebalap itu tak ingin menyalahkan Rossi atau Marquez dalam kasus Sepang. Agostini memandang Rossi tidak menendang Marquez.
“Valentino tidak menendangnya Marquez. Insiden itu cukup jelas. Saya pikir Valentino hanya menuai hasil tindakannya yang memaksa Marquez melebar begitu jauh, yang menjadi awal dari semua ini,” ujar Agostini.
Sebelum insiden ‘tendangan’ Rossi, pebalap asal Italia itu memang tampak melambatkan motornya agar Marquez terpaksa sedikit melebar dan melambat di tikungan.
Namun, alih-alih melambatkan pebalap asal Spanyol itu, Rossi justru menjadi pusat sorotan setelah dia kini dianggap menendang Marquez sehingga jatuh dari motornya.
Kegagalan Rossi mengendalikan emosinya itu diakui Agostini akan menjadi noda suram di karier cemerlang pebalap berusia 36 tahun tersebut.
“Sangat mengejutkan orang seprofesional dia bisa melakukan kesalahan seperti itu. Semua perilakunya itu samasekali tidak menguntungkan bagi dia sendiri,” ujar Agostini menambahkan.
“Saya pribadi akan kesal dengan Marquez jika berada di posisi Rossi. Tapi apa yang seharusnya ia lakukan adalah menyusul dan berusaha agar tidak disusul. Jika tak mampu melakukan hal itu, ia seharusnya tetap berada di belakang dan menunggu celah.”
Ia yakin Rossi tidak akan memboikot seri balapan terakhir di Valencia Pasalnya, Rossi memang sempat mengungkapkan keraguannya mengenai balapan di Valencia lantaran ia dipastikan akan memulai balapan dari baris terakhir, akibat sanksi yang ia terima akibat insiden dengan Marquez.
“Saya pikir dia akan tetap membalap. MotoGP belum berakhir sampai perhitungan matematis mengakhiri semuanya. Memulai dari peringkat terakhir memang merupakan kerugian besar, tapi dia akan mampu melewati pebalap-pebalap yang lebih lambat,” ujar Agostini lebih lanjut.
Setelah banyak kalangan mulai menyalahkan Valentino Rossi atas jatuhnya Marc Marquez di Sirkuit Sepang, kini berita soal sebuah konspirasi besar justru mulai muncul di berbagai media.
Marc Marquez yang sebelumnya dianggap sebagai korban gaya balap Rossi yang ‘nakal’, kini justru mulai dilihat sebagai pihak yang sebenarnya memiliki niat jahat.
Graziano Rossi, ayah Rossi, beranggapan, Dorna sebagai penyelenggara balapan harusnya menjatuhkan sanksi kepada Marquez.
Karena menurutnya, keberadaan Marquez di arena balap sudah bukan lagi hanya untuk bisa menang, namun juga rela menghalalkan segala cara demi mencegah kemenangan anaknya.
”Ini adalah masalah yang serius. Di Australia Marc Marquez hanya punya dua tujuan, mencoba untuk menang dan menghalangi Rossi untuk menang,” ungkap Graziano seperti dilansir Sport.
Beralih ke balapan, insiden Rossi dan Marquez memang menyita perhatian. Berduel sengit sejak lap ketiga, dua pembalap beda generasi itu terlibat kontak motor yang menyebabkan Marquez jatuh di lap ketujuh.
Hal itu jadi kontroversi sebab dalam tayangan lambat, Rossi terlihat menengok ke belakang dan kakinya sedikit bergerak ketika Marquez jatuh. Bos Honda Livio Suppo menilai Rossi memang sengaja menjatuhkan The Baby Alien.
Rossi sendiri membantah sengaja menjatuhkan Marquez. Namun ia menyebutkan, aksi pembalap Repsol Honda itu memang membuatnya kesal