Perlombaan para pemilik media untuk menjebloskan “content product” tayangan dan beritanya guna mendukung partai tempat mereka bernaung mulai menuai “badai”
Eyang Subur mulai memanfaatkan tayangan televisi untuk mengembalikan citranya sebagai “dukun” selebritas, dengan memanfaatkan ketujuh istrinya sebagai “bemper” untuk menyerang