“ARUN “booming” telah usai. Zaman “bang bechtel” dengan buruh berhelm putih, baju “keepart” abu-abu dan sepatu both” berladam besi di
slide
LAGA persahabatan antar tim Piala Dunia daratan Eropa, Kamis dinihari WIB, diramaikan dengan pengukuhan kembali Spanyol sebagai tim “super hottes,”
WEMBLEY, Kamis dinihari WIB, meledak, Ledakan yang datang dari koor pendukung “The Three Lion” yang tak pernah “pause” sepanjang pertandingan,
Ulee Lheue di Koetaradja// Boleh tak boleh di bawa saja…. ITULAH penggalan bait nanyian irama keroncong Abraham Titaley. Nyanyian anak
DODENT, sebuah nama “keren” di pelataran senyap untaian taman laut Iboh-Rubiah-Gapang. Nama yang dicatatkan dibanyak “web, blog” dan “email” komunitas “dive”
BERSILATURAHMILAH hari-hari di pangkal tahun ini ke Batu Phat untuk mengenang kejayaan Arun di ujung hari kematiannya. Jangan lupa menyaksikan
WAJAHNYA kusut. Celana ”blue jean” merek “wrangler,” khas penampilannya, sudah bersalin warna, belel. Lipatan kakinya “jean,” dihari itu sudah ditumbuhi
WOUUWW...... Indaahhh..nya!! Itulah gumpalan gumam yang akhirnya berderai. Gumam yang menghambur ketika kami melewati tanjakan gunung cadas yang dibelah di Desa Lhoong, kilometer
KRUENG Raba!! Tak banyak lagi orang yang tahu tentang sungai kecil di ketiak Lhoknga itu. Sebuah nama yang menjadi “heritage” dari
“CLASICO” Copa del Rey di Santiago Barnebeu, Kamis lalu, menyisakan penggal “free kick” di luar lapangan antara “starter” Barcelona, Lionel