close
Nuga Tekno

iPad Pro Menjengkel, Sering Mati

Peluncuran iPad Pro ke pasar oleh Apple beberapa hari lalu mulai menuai kecaman bersamaan dengan keluhan terhadap tablet itu yang ternyata mudah mati saat baterainya diisi ulang.

Sebuah postingan di forum Reddit dan di laman Apple Support Communities, beberapa pengguna dengan terus terang mengeluh bahwa iPad Pro mereka mendadak mati ketika sedang diisi ulang daya baterainya.

“Pada malam hari baterainya empat puluh persen, saya langsung isi ulang dan saya tinggal tidur. Bangun tidur, iPad Pro saya mati, tak bisa menyala.”

“Saya harus me-reset ulang agar bisa kembali hidup. Setelah bekerja selama dua jam dan beraktivitas, saya kembali isi ulang baterainya agar penuh.”

“Tak lama, iPad ini pun kembali mati. Lagi-lagi saya harus hard reset untuk menyalakannya,” tulis salah satu pengguna yang mengeluh di laman resmi Apple.

Tidak hanya si pengguna yang satu ini menyampaikan keluhannya. Beberapa pengguna lainnya juga mengalami hal serupa.

Mereka mengaku telah mencoba mengisi ulang dengan memakai charger yang berbeda dengan daya yang lebih rendah, namun hasilnya nihil.

Laman situs “ubergizmo,” Rabu, 18 Desember 2015, menulis masalah baterai iPad Pro ini masih belum jelas apa penyebabnya.

Situs itu memprediksi kemungkinannya berasal dari perangkat keras atau dari piranti lunaknya.

iPad Pro sendiri diperkenalkan Apple pada 09 September 2015.

Ia akan bersaing dengan Surface Pro 3, sebuah perangkat tablet yang dapat menjadi komputer jinjing jika ditancapkan ke keyboard, buatan Microsoft

Penjualan perdana tablet ini bakal tersedia di empat puluh negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, China, dan Jepang.

iPad Pro diharapkan Apple dapat membangkitkan penjualan lini produk iPad yang anjlok dalam beberapa tahun terakhir.

Perusahaan teknologi Apple mengatakan mulai membuka pemesanan awal secara online untuk komputer tablet terbesarnya, iPad Pro, pada Rabu waktu Amerika Serikat dan akan tersedia di toko ritel pada akhir pekan ini.

Lembaga riset Forrester memproyeksi penjualan untuk segmen bisnis akan mewakili sebesar dua puluh persen dari pasar tablet secara keseluruhan pada 2018

Selama ini Apple dikenal sebagai pembuat sistem operasi, baik untuk mobile dan komputer, yang diklaim sangat aman dari serangan malware. Ini karena platform buatan Apple tersebut adalah sistem tertutup.

“Kendati Android yang merupakan sistem terbuka lebih rentan diserang, bukan berarti Apple menjadi sangat aman. Tidak juga, karena justru serangan ke Apple itu semakin meningkat,” kata Chief Operating Officer Eset Asia Pasifik, Lukas Raska.

Hasil pengamatan Eset, serangan ke Apple justru makin hari semakin meningkat dan semakin keras.

Memang, Apple saking tertutupnya menerapkan iOS dan Mac sangat eksklusif untuk produk mereka sendiri, namun itu bukan jaminan.

Lukas tidak memerinci jenis malware atau serangan apa yang pada akhirnya mampu meretas sistem di Apple. Namun, dia yakin ada celah di Apple yang bisa eksploitasi.

“iPhone yang tertutup memang lebih keras untuk meretasnya, namun kebanyakan kasus terjadi karena iPhone tersebut di-root,” ucapnya.

Bagi Eset, tidak ada satupun sistem operasi yang benar-benar aman di dunia ini. Para peretas akan terus menerus untuk selangkah ke depan agar bisa menembus pertahanan suatu sistem operasi.

Lebih jauh lagi, Parvinder Walia, Sales and Marketing Manager Eset Asia Pasik menambahkan bahwa di masa depan ketika mobil semakin lumrah terhubung dengan internet maka disitu juga ancaman peretas datang.

“Beberapa waktu lalu, kita mendengar suatu produsen mobil menarik kendaraan karena diketahui bisa diretas oleh hacker. Oh iya, bahkan ada satu kejadian peretas mampu menembus sistem navigasi pesawat.
Ini sangat mengerikan sekaligus menjadi perhatian kita semua,” katanya, menutup pembicaraan.