Anda pengguna aplikasi Facebook?
Apakah Anda pernah menyadari sedang diretas?
Nah, itulah dua pertanyaan yang sering diabaikan oleh pengguna. Dan mereka sering kali tidak sadar apabila akun miliknya sedang diretas.
Untuk itu, mungkin, Anda perlu tahu lewat sebuah cara untuk mengetahui apakah sebuah akun telah diretas atau belum.
Sebenarnya, caranya sangat mudah dan sederhana.
Anda hanya perlu masuk ke bagian Settings atau Pengaturan, kemudian pilih Security atau Keamanan.
Pilihan menu Security terletak di bagian kiri layar, tepat di bawah General/Umum atau di atas Privacy/Privasi.
Di menu Security, pilih menu Where You’re Logged In atau Tempat Anda Masuk.
Dalam menu tersebut, bisa dilihat melalui perangkat apa dan di mana saja akun milik Anda telah diakses.
Nah, apabila ada sebuah aktivitas yang mencurigakan, langsung saja tekan tombol End All Activity atau Akhiri Semua Aktivitas.
Menggunakan tombol tersebut, si peretas akan langsung log-out dari akun milik Anda.
Langkah selanjutnya adalah dengan mengganti password atau kata sandi untuk mencegah peretas masuk kembali ke akun milik Anda.
Selain itu, Anda juga bisa meminta sistem Facebook untuk memberikan peringatan setiap kali ada login ke akun di perangkat atau browser baru.
Notifikasi tersebut bakal diberikan di tiga tempat sekaligus, yakni melalui Facebook itu sendiri, e-mail, atau pesan SMS ke nomor yang sudah didaftarkan pengguna.
Cara menggunakan fitur tersebut juga cukup mudah.
Masih melalui menu Security, langsung pilih saja menu Login Alerts atau Peringatan Masuk. Dalam menu tersebut, pengguna bisa mengatur sendiri ke mana notifikasi akan diberikan.
Jika memilih mengirim notifikasi lewat e-mail, setiap ada login baru, Facebook akan mengirimkan notifikasi ke alamat yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Facebook sebenarnya sudah merilis fitur pengecekan keamanan baru untuk layanan jejaring sosialnya.
Dengan fitur ini, peretas akan lebih sulit mengubrak-abrik data pengguna.
Sebab, fitur ini memudahkan pengguna untuk mengganti password dan menyetel peringatan login. Jika akun pengguna login di komputer lain yang tak pernah digunakan sebelumnya, Facebook akan memberi peringatan.
Seperti ditulis i Forbes, pengguna bakal tahu apakah ada peretas yang sedang memata-matai aktivitas Facebook yang dilakukan. Jika sudah begitu, pengguna akan diberi pilihan mudah untuk mengganti password.
Untuk sementara, fitur keamanan ini masih dalam tahap uji coba. Hanya beberapa pengguna yang dipilih acak oleh Facebook yang bisa menjajal fitur ini.
Jika uji coba fitur ini sesuai harapan, Facebook akan merilisnya secara komersial untuk semua pengguna.
Selain dengan inisiasi ini, Facebook juga menganjurkan penggunanya untuk mempelajari dasar-dasar pengaturan privasi Facebook di tautan ini.
Diketahui, selama bertahun-tahun Facebook terus berupaya untuk meningkatkan sistem keamanannya. “Kami berinvestasi ke beragam sumber daya untuk menciptakan pengalaman yang aman bagi siapa pun di Facebook,” kata Site Integrity Product Manager Facebook Melissa Luu-Van.
Menurut Luu-Van, sistem keamanan tersebut tak hanya dibenamkan dalam sistem internal Facebook yang dikendalikan perusahaan.
Melalui fitur teranyar Facebook, sistem keamanan bisa dikendalikan langsung oleh tiap pengguna.
“Kami membangun teknologi keamanan langsung di platform kami untuk melindungi informasi kalian, sekaligus menawari kalian alat yang bisa kalian gunakan sendiri dalam meningkatkan keamanan akun masing-masing,” ia menuturkan.
Facebook bakal menghapus segala bentuk informasi pada linimasa (news feed) penggunanya yang dianggap “mengganggu”.
Hal ini menanggapi maraknya kemunculan informasi-infromasi yang sumbernya tak jelas di linimasa Facebook.
Informasi “pengganggu” tersebut mendadak muncul, biasanya dari akun yang namanya tak lazim digunakan sebagai nama orang atau institusi, misalnya “gantengers crew” atau “serious news“.
Akun-akun itu sebelumnya tak pernah meminta atau diminta pengguna untuk menjalin pertemanan di Facebook.
Yang paling mengganggu, akun-akun tersebut menjejali linimasa dengan kabar burung, kontes palsu, bahkan penipuan, dalam bentuk tautan, status, foto, maupun video.
Facebook akan menelusuri tautan, foto, video, dan status yang banyak dilaporkan pengguna sebagai konten palsu atau spam.
Lebih lanjut, Facebook juga akan mengusut akun yang sering membagi informasi “mengganggu”.
Cara mengukurnya, Facebook akan menelusuri seberapa banyak informasi yang dibagi akun tersebut, yang kemudian dihapus oleh pengguna lain dari linimasanya.
“Informasi berupa tautan ke sebuah artikel yang banyak dilaporkan sebagai kabar bohong atau banyak dihapus dari linimasa pengguna akan dibersihkan,” kata perwakilan Facebook.
Pertanyaan selanjutnya, apakah konten-konten satir yang sering dilayangkan pengguna lewat Facebook juga akan dibabat?
Ternyata tidak.
“Dari beberapa tes, kami melihat bahwa pengguna cenderung menganggap konten satiris sebagai konten humor. Akun yang sering membagi konten satiris tak perlu khawatir,” pihak Facebook menjelaskan.