Media sosial kini telah menjadi candu bagi hampir dari seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya.
Sebagian besar orang cenderung mengeceknya sebelum tidur. Hal inilah yang kemudian berisiko menyebabkan Anda terkena social jet lag.
Bagai dua sisi mata uang, media sosial memiliki sisi positif sekaligus negatif dari penggunaanya.
Sisi positifnya, dengan adanya media sosial, berbagi informasi dengan sanak saudara yang berjauhan kini jadi lebih mudah.
Cukup unggah foto dan tambahkan penjelasannya, maka keluarga Anda sudah tahu bagaimana kabar Anda.
Menemukan komunitas yang diminati pun kini sangat mudah dengan adanya media sosial. Dari sisi ekonomi, media sosial bahkan kini dimanfaatkan sebagai peluang usaha.
Meski memiliki banyak manfaat, sisi negatif dari penggunaan media sosial juga tak bisa Anda abaikan.
Sebab, melihat unggahan para selebgram sering membuat lupa waktu, terutama di akhir pekan.
Banyak orang merelakan waktu istirahatnya di malam hari untuk menjelajah media sosial. Hal tersebut akhirnya menimbulkan social jet lag.
Social jet lag adalah istilah yang digunakan untuk seseorang yang memiliki pola tidur yang berbeda saat akhir minggu dibandingkan dengan hari biasa.
Seseorang yang mengalami social jet lag dapat tidur dan bangun lebih lama di akhir pekan atau hari libur, sehingga jadwal tidurnya berbeda jauh dengan hari biasa.
Hal ini menyebabkan tubuh mengalami jet lag dan merasa lelah layaknya orang yang baru menjalani penerbangan panjang ke negara yang berbeda zona waktu.
Meskipun istilah ini masih relatif jarang terdengar, nyatanya banyak orang mengalami social jet lag. Di Australia, sepertiga orang dewasa muda tidak memiliki waktu tidur yang cukup.
Hal serupa pun terjadi di Amerika, dimana satu dari tiga orang memiliki waktu tidur kurang dari tujuh jam setiap harinya.
Secara umum, tiga puluh persen dari masyarakat Indonesia ternyata juga mengalami social jet lag.
Social jet lag memiliki banyak konsekuensi terhadap kesehatan tubuh, salah satunya dapat menyebabkan seseorang mudah mengalami kenaikan berat badan hingga akhirnya obesitas.
Kondisi obesitas sendiri adalah salah satu faktor risiko utama dari berbagai penyakit seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung, penyakit gula, hingga stroke.
American Academy of Sleep Medicine menyatakan bahwa setiap satu jam dalam social jet lag meningkatkan risiko terkena penyakit jantung hingga sebelas persen.
Artinya bila Anda tidur lebih larut satu jam dari biasanya, maka risiko penyakit jantung akan meningkat.
Selain itu, waktu tidur yang berkurang juga dapat menimbulkan penurunan mood, kelelahan, rasa ngantuk yang terus-menerus, hingga menurunnya produktivitas kerja.
Milikilah waktu tidur yang teratur.
Tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari, baik hari biasa maupun hari libur atau akhir pekan. Sedapat mungkin, tidurlah setidaknya tujuh jamjam setiap hari.
Bila belum merasa mengantuk, alih-alih menjelajah lini masa para influencer, lebih baik Anda melakukan banyak hal lain untuk relaksasi seperti meredupkan lampu kamar tidur, membaca buku, berdoa, atau mendengarkan musik yang lembut.
Kebiasaan tidur yang baik seperti ini merupakan cara sederhana, murah, tetapi sangat efektif untuk mencegah social jet lag dan berbagai penyakit lainnya.
Social jet lag mungkin tampak sederhana, tetapi dampaknya cukup besar untuk kesehatan Anda. Anda sering mengalaminya?
Mumpung belum terlambat, yuk mulai susun jadwal tidur dan batasi waktu menggunakan media sosial di malam hari demi tubuh yang bugar.