Saat tubuh terasa letih dan pikiran tak fokus, kopi pasti menjadi hal pertama yang kita pikirkan.
Yah, menyeduh secangkir kopi telah menjadi kebiasaan bagi banyak orang ketika tubuh memerlukan tambahan energi, bahkan untuk memulai hari.
Lambat laun, menyeduh secangkir kopi telah menjadi rutinitas wajib.
Dan, saat satu hari saja kita hidup tanpa minum kopi, tubuh pasti merasa ada yang kurang, mudah tersinggung dan depresi.
Ini adalah gejala yang merupakan akibat dari kecanduan kafein.
Biasanya hal semacam ini akan terasa setelah dua pulub empat jam tanpa kopi dan bisa berlangsung hingga sepuluh hari agar gejala ini berlalu.
Kafein adalah psikostimulan yang merupakan zat perangsang, meningkatkan konsentrasi, mengurangi kelelahan, dan bahkan meningkatkan ingatan jangka panjang dan kerja otak.
Ini adalah “obat legal” yang paling banyak dijual di dunia serta memiliki banyak manfaat.
Banyak riset membuktikan jika kopi dapat memperkuat kinerja jantung, memperlebar saluran pernapasan, dan menstimulasi saluran pencernaan.
Tergantung pada genetika manusia, beberapa orang tetap bisa tidur nyenyak usai minum kopi di malam hari.
Tapi, ada juga yang terbangun di malam hari kerena tubuh mereka mencerna kafein sangat lambat.
Sementara itu, kafein dalam kopi dapat dicerna dalam perut tetapi memiliki efek yang pendek.
Kafein dalam teh membutuhkan waktu lama untuk dilepaskan dalam usus kecil.
Sebuah meta analisis dari Inggris yang mempelajari lebih dari dua ratus riset menunjukan kopi tentu memiliki aspek yang dapat meningkatkan kesehatan.
Sekitar enam belas persen kematian akibat serangan jantung dan stroke berkurang di antara peminum kopi.
Bahkan, risiko kanker – terutama kanker prostat dan kolorektal – berkurang hingga delapan belas persen.
Kabar baiknya lagi, risiko penyakit neurologis, seperti alzheimer dan parkinson juga berkurang secara signifikan pada peminum kopi.
Kopi juga melindungi DNA. Biji kopi tak hanya mengandung kafein. Tapi, juga memiliki lebih dari seribu zat tanaman yang memiliki efek antioksidan, anti-inflamasi dan anti-kanker.
Namun, wanita hamil harus berhati-hati dalam mengonsumsi kopi. Kafein dapat memasuki plasenta. Ini dapat menyebabkan gangguan pembentukan tulang dan mengurangi berat badan bayi saat lahir.
Wanita dengan osteoporosis juga harus menghindari kopi. Begitu pula dengan orang-orang yang menderita kecemasan.
Kafein dapat meningkatkan denyut nadi dan memicu serangan panik. Jumlah ideal untuk mengonsumsi kopi sebaiknya tiga hingga empat cangkir sehari dan diberi jarak beberapa jam sebelum waktu tidur.
Menurut riset itu, espresso adalah jenis kopi terbaik untuk dikonsumsi karena lebih baik dicerna di perut.
Sementara itu, filter coffe atau kopi yang disaring lebih baik bagi mereka yang memiliki kolesterol tinggi.
Kopi bubuk atau ground coffe memberi perlindungan kesehatan yang lebih baik daripada kopi instan.
Apalagi kopi instan dengan kandungan gula dan susu tinggi, di mana kopinya sendiri seringkali kurang bermutu.
Penambahan susu pada kopi akan membuat kafein diserap lebih lambat dan membuat kita akan terjaga lebih lama.
Dilansir dari Journal of Applied Social Psychology, terlalu banyak konsumsi kopi dapat menurunkan kepercayaan diri dan konsentrasi saat berada di bawah situasi penuh tekanan.
Ini tentu bertentangan dengan kepercayaan para penggila kopi. Tapi, bukan berarti Anda harus berpaling dari minuman itu.
Sebuah riset terbaru menunjukan bahwa kopi bisa menjadi stimulan yang sangat membantu bila dikonsumsi dengan cara dan jumlah yang benar.