“The finaly blue print boxing day,” komentar jaringan televisi berbayar “Sky TV” tentang “cetak biru” urutan klesemen Premier League setelah melewati “hari hari perkelahian” di ujung bulan Desember hingga awal pekan Januari, yang merupakan laga tradisi menjelang Natal dan Tahun Baru yang mengharuskan setiap klub memainkan tiga pertandingan dalam sepekan.
Pertandingan padat, yang seperti dikatakan, manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson, memerlukan dukungan syaraf baja, emosi stabil, pemain prima dengan kecerdikan rotasi untuk mendukung taktik dan strategi untuk meraih angka sempurna. “Pertandingan-pertandingan yang membuat tim frustrasi oleh hantu cedera pemain.”
MU, City, Chelsea dan lainnya merasakan pahitnya. Ronney cedera “hamstring” lagi. Aguero istirahat panjang. Kagawa, Young dan Giggs setengah pulis. Sebuah tradisi seperti dikatakan dengan emosional oleh Rafael Benitez, pelatih pelaksana Chelsea, amat meletihkan seperti repetisi yang mencemaskan dan mengundang “chaos” ke dalam tim.
Chaos dari membuncahkan temperamen pemain dan sering bergesekan dengan tempramen permainan yang memerlukan “jiwa besar” bersama untuk menetralisirnya. Rafa, begitu sang pelatih asal Spanyol itu di sapa, memiliki pengalaman tidak mengenakkan ketika harus menggunakan “tangan besi” mengatur “starter” skuad sehingga dicibir sebagai otoriter di belakang punggungnya.
Cetak biru, seperti di tulis oleh Michaels Stone, analis sepakbola di laman “Sky Sport,” sebuah tradisi “tua” yang menjulangkan kehebatan Liga Primer sebagai liga tertua di dunia. Tradisi yang juga dipakai sebagai parameter oleh analis dan pengamat untuk menentukan siapa yang memiliki peluang sebagai juara.
Cetak biru, yang dikatakan Stone, seperti mengulang analisa tahun lalunya ketika memprediksi persaingan MU dan Citizein, telah menempatkan kembali “Setan Merah” MU di trek persaingan paling aman dengan memuncaki klasemen liga 50 poin ketika di laga terakhirnya menaklukkan Wigan Athletic 4-0 di DW Stadion dan meninggalkan Manchester City, yang pada hari yang sama menang atas Sotke City 3-0, dengan tujuh angka.
Stone dalam analisa panjangnya itu memperkirakan, urutan tim di papan atas ini akan saling memotong untuk berganti posisi dan tidak ada yang “terjun bebas” dalam putaran kedua kompetisi nanti. Mereka bisa saling bertemu, saling membunuh dan saling “bertengkar” untuk membuka peluang. “Kalau musim lalu persaingan itu di isi oleh “duo” Manchester, kini ada empat tim yang punya kesempatan melaju di lajur juara.”
Keempat tim itu, MU, City, Chlese dan Spur, yang dihela “The Red Devils” sebagai lokonya di puncak klasemen dengan 52 angka, pasti akan bertarung dengan ketat di laga-laga awal tahun baru. MU yang sudah menjauh dengan selisih tujuh angka dari penantang utamanya Citizien, optimis dengan pertandingan putaran kedua dengan pulihnya Ronney, Evra , Kagawa serta fitnya Robin van Persie, Cicharito serta Ashley.
Citizien, yang Selasa malam menjauh dari Chelsea diperingkat tiga, dengan selisih enam poin. The Blues masih menyiskan satu pertandingan melawan Queen Park Ranger (QPR) di laga “home”nya, Kamis, berkesempatan memangkas selisih tiga angka untuk menempel “runner up” liga itu.
Chelsea setelah di”tukangi” pelatih pelaksana “Rafa” Benitez, usai pengusiran Roberto Di Matteo secara tak beradab oleh Roman Abramovich dari Stamford Bridge, sudah kembali ke jalan “lurus” dengan kemenangan yang terus berlanjut. Minggu lalu klub Londones itu memenangkan pertandingan yang sangat mendebarkan ketika melawan Everton di Goodison Park.
Rafa juga telah meminta kepada pemain di skuad utamanya untuk bisa lebih tajam dalam menghasilkan gol. Hal senada juga dikatakan Mancini, sang pelatih City, untuk mengingatkan produktifitas gol bisa menjadi penentu gelar juara musim ini seperti di laga kasus musim lalu ketika City menyingkirkan klub sekotanya MU dari perhitungan jumlah “plus” gol. Ketika itu “duo” Manchester itu sama-sama memiliki 89 poin, tapi MU tekor 6 gol dari City.
MU yang sedang mengejar arus gol gol, kini, sudah mengoleksi plus 4 gol dari City. Sampai dengan pertandingan terakhirnya ketika mengalahkan Wigan, The Red Devil sudah mencatatkan selisih 26 gol dari mamsukkan dan kemasukan. Sedangkan City 22 gol dan Chelsea yang berada di urutan ketiga mengoleksi selisih plus 21 gol dan masih menyisakan satu pertandingan.
“Kondisi selisih gol dari ketiga tim teratas ini sangat ketat,” tulis Stone dalam analisanya tentang kemungkinan produktifitas gol sebagai penentu tim juara nantinya. Sedangkan Tottenham Hotspur yang kembali yang saling berganti posisi di tempat ketiga dan keempat dengan Chelsea, dan masih berada di pelintasan jalan juara memiliki kelebihan 12 gol.
MU yang mulai melewati hari-hari santainya usai berakhirnya tradisi “boxing day” yang menguras stamina timnya, sekarang sudah memerankan posisi separuh juaranya. Pekerjaan besar yang akan dijalani klub Old Trafford ini di perjalanan kompetensi putaran kedua adalah menjaga jarak “dua setengah” pertandingan dengan rival sekotanya City.
Fergie kepada televisi berjaringan milik klubnya, “MUTV,” mengatakan, tidak akan mudah untuk memelihara selisih tujuh angkanya dengan City. “Mereka terus menabur kemenangan, dan buktinya mereka menggunduli Stoke City di waktu bersamaan ketika kami menaklukkan Wigan,” ujar Alex Ferguson dengan nada tenang.
“Tidak mudah menjinakkan City yang terus menguntit kami. Mereka punya Aguero, Samir Nasri dan Dzeko yang kini berada di puncak kebugarannya serta terus mengobarkan perlawanan di setiap pertandingan dengan tekad meretas selisih angka. “Ini sebuah permainan yang lain dari pertandingan di luar lapangan. Saya tahu Mancini memiliki minat besar untuk memainkan strategi ini seperti ia dengan cerdik mendapat keuntungan dari selisih gol di musim lalu.”
Bagi Manchester City, tujuh angka yang kini merenggangkannya dengan MU bukan masalah asal tim tetap fokus menghadapi setiap laga. Raihan angka penuh adalah obsesi setiap pemain ketika bertanding. “Jalan masih panjang. Tak ada kata menyerah. Kami akan menjadi bayangan setan lain bagi Fergie,” ujar “Mancio” Manicini menohok optimisme pelatih gaek di Old Traford itu.
Tidak hanya menunjuk City, Fergie juga minta skuadnya awas terhadap kebangkitan Chelsea di tangan Benitez. “Mereka sudah sudah mendapatkan momentum kebangkitan usai dikalahkan Corinthians di Piala Dunia antar klub lalu. Mereka sebuah tim yang padu dan terus mengejar kemenangandengan gol besar. Kini The Blues berada di belakang City dan Benitez sudah menabuh genderang perang untuk bersaing di puncak klasemen,” kata pelatih yang di 31 Desember tahun lalu genap berusia 71 tahun. []