Chelsea semakin terpuruk di Liga Primer.
Dan kondisi ini memunculkan pertanyaan, siapa yang akan pergi dari Chelsea.
Jose Mourinho, sang manajer, atau pemain?
Kekalahan dari Leicester City membuat The Blues merupakan kesembilan kalinya mereka terjengkang di Liga Primer musim ini.
Jose Mourinho pun pesimistis Chelsea bisa finis posisi empat besar musim ini.
Lantas muncul pertanyaan besar apa yang terjadi dengan Chelsea?
Kondisi itu jelas berbanding terbalik dengan pencapaian tim asuhan Jose Mourinho itu di banding musim lalu, ketika Chelsea merebut dua gelar sekaligus: Liga Primer dan Piala Liga.
Mantan bekLiverpool dan tim nasional Inggris, Jamie Carragher, yang kini menjadi pengamat, menegaskan, kondisi The Blues hari ini akan menempatkan Roman Abramovich, di persimpangan jalan.
“Sangat jelas ada jurang antara pemain dan manajer dan semuanya kini tergantung kepada Roman Abramovich, di pihak mana dia akan berada,” ujar Carragher kepada “Sky Sports,” Rabu, 16 Desember 2015.
Carragher juga merasa kesempatan Chelsea membalikkan keadaan musim ini sudah semakin tipis, jika tak ada perubahan drastis yang dilakukan klub asal London tersebut.
Untuk itu Carragher mengatakan Abramovich harus mengambil keputusan yang sulit.
“Antara manajer yang pergi atau mereka harus mengganti seluruh pemainnya, karena saya pikir para pemain dan manajer tak lagi bisa bekerja sama dalam jangka waktu yang lama,” ujar Carragher.
“Abramovich biasanya memihak pada pemain. Dan memilih mendepak manajer. Kondisi ini tak bisa terus berlanjut, harus ada perubahan yang dilakukan,” sambungnya.
Bagaimana dengan Mourinho?
Dalam wawancara dengan Sky Sports usai pertandingan melawan Leicester, Mou mengaku strategi permainan yang sudah diberikannya tidak dijalankan oleh pemain.
Mourinho mengatakan, gol Leicester yang dicetak Jamie Vardy dan Riyad Mahrez seharusnya tidak terjadi jika para pemain Chelsea menjalankan strategi yang diberikannya sebelum pertandingan.
“Kami kebobolan dua gol yang tidak bisa saya terima, karena salah satu kelebihan saya adalah membaca pertandingan, permainan lawan, mengindentifikasi setiap detail lawan,” ujar Mourinho.
“Kedua gol Leicester, dari pergerakan Vardy di antara dua bek, umpan silang menggunakan kaki kiri, kami hanya menempel dengan satu orang, padahal saya ingin kami menjaga dengan dua orang. Saya juga ingin pemain tengah lebih banyak membantu.”
The Blues hanya berjarak satu poin dengan zona degradasi.
Kondisi tersebut membuat Mourinho frustrasi.
Pelatih yang berjulukan “The Special One” itu merasa dikhianati oleh para pemain karena tidak mendengarkan perintahnya.
“Dua gol Leicester sulit diterima. Rasa frustrasi yang besar untuk diterima, karena saya merasa kerja saya dikhianati.”
“ Saya bekerja empat hari untuk menyiapkan pertandingan ini, dan para pemain sudah mendapatkan informasi itu tiga hari sebelum pertandingan,” tegas Mourinho.
Mourinho juga mempertanyakan komitmen Eden Hazard yang menarik diri sendiri karena cedera saat pertandingan berjalan tiga puluh menit.
“Saya tidak tahu apa cedera Hazard. Dia mengambil keputusan sendiri hanya dalam sepuluh detik.”
“ Pertama dia bilang tidak bisa melanjutkan pertandingan. Ketika saya ingin melakukan pergantian pemain, dia bilang mampu. Ketika langkah pertama memasuki lapangan, dia bilang tidak mampu,” ucap Mourinho
Sembilan kekalahan yang telah ditelan Chelsea di Liga Primer musim ini merupakan penampilan terburuk The Blues untuk kali pertama sejak tujuh belas tahun terakhir, ketika mereka terdegradasi dari kasta teratas sepak bola Inggris
Mourinho tak bisa menyembunyikan rasa malunya dengan kondisi timnya saat ini.
Namun, dia menolak apabila The Blues disebut sedang bertempur menghindari jurang degradasi. Chelsea hanya berselisih satu poin dengan Norwich City yang berada di zona degradasi.
Sebelumnya, Mourinho juga sempat menyampaikan bahwa peluang timnya untuk mencapai posisi empat besar pada akhir musim Premier League sudah tertutup.
“Kami tak bisa finis di posisi empat besar, tetapi masih bisa finis di posisi enam besar. Saat ini, Chelsea sedang berada di zona yang membuat saya merasa malu,” ujar Mourinho, seperti dikutip dari Four Four Two.
“Saya terima jika kami disebut sedang berada di ambang zona degradasi. Namun, saya tak sepakat jika kami disebut sedang bertempur menghindari degradasi,” ujar Mourinho.
“Lihatlah ke papan klasemen dan di manakah kami berada. Jika tetap tidak beranjak dari posisi sekarang selama tiga atau empat bulan, kami baru bisa disebut berjuang menghindari degradasi,” katanya.