Mourinho boleh saja bertahan di Stamford Bridge, seperti rilis manajemen “The Blues,” Selasa, 06 Oktober 2015. Tapi Chelsea, kini menjadi tim “paria” di Premier League, dan telah memutar arah analisis sebelumnya yang menempatkan mereka sebagai tim paling fovourit untuk meraih tropi.
Untuk dicamkan, sebelum kompetisi dimulai, bursa taruhan memfavoritkan Chelsea sebagai juara Liga Primer musim ini.
Lantas bagaimana dengan kondisi hari ini?
Jawabannya, Chelsea tak lagi menjadi unggulan utama di bursa juara Liga Primer Inggris Dan bukan tanpa alasan, serangkaian hasil buruk yang dipetik tim besutan Jose Mourinho adalah alasan utamanya.
Di laga terakhir mereka, Chelsea dipermak Southampton di akhir minggu lalu dengan skor tiga gol berbanding satu.
Dengan hasil itu, Chelsea melorot hingga urutan enam belas dengan mengantungi delapan angka hingga matchday kedelapan Liga Primer musim ini.
Dengan Manchester City, pemuncak sementara klasemen, mengantungi 18 angka, jarak sepuluh poin diprediksi akan sulit dipangkas Chelsea hingga akhir musim.
Sempat berkembang spekulasi pergantian pelatih di skuat Chelsea, mengganti Mourinho dengan pelatih lain yang dinilai lebih berkompeten.
Tapi, manajemen lebih memilih tetap memberikan kepercayaan kepada pelatih asal Portugal itu.
Bagaimana dengan bursa taruhan merespon keputusan itu?
Bursa tak melihat adanya optimisme dari keputusan tersebut.
Terbukti, Chelsea sudah tak lagi diunggulkan bisa mempertahankan gelar juara mereka tahun lalu di musim ini.
Rumah judi “188be”t menempatkan Chelsea bukan lagi sebagai kandidat utama juara, dengan hanya menduduki urutan keempatAngka tersebut berselisih cukup besar bila dibandingkan dengan milik Manchester City, yang merupakan favorit kuat juara.
Arsenal dan Manchester United melengkapi bursa kandidat juara tiga besar
Dibutuhkan banyak keajaiban bagi Chelsea untuk bisa mengklaim kembali posisi mereka di puncak klasemen.
Tim London Biru itu harus rela mencopot mahkota juaranya di musim ini.
Alasannya? Sejarah membuktikan, belum pernah ada tim yang finis lebih tinggi dari peringkat kelima di Liga Primer usai mencatat start seperti Chelsea saat ini.
Rata-rata posisi akhir dari torehan awal tersebut adalah finis di peringkat keempat belas. Artinya, fokus Chelsea paling tidak harus kembali ke top half klasemen dan syukur-syukur bisa finis di zona Eropa.
Belajar dari pengalaman, United memecat Moyes ketika Stean Merah hancur lebur dan keputusan yang diambil, kala itu, aqdalah untuk memperbaiki reputasi klub setelah Moyes sudah terlalu lama menjadi badut dengan menjadi bahan olok-olok permanen di media dan publik.
Saat itu, The Chosen One resmi menjadi The Wrong One.
Kondisi setali tiga uang saat ini tengah menghampiri Stamford Bridge. Jika krisis terus berlanjut hingga akhir musim, sudah barang tentu Mourinho yang akan mendapat getah paling banyak, seperti halnya Moyes.
The Special One bisa berganti nama menjadi The Not Special One, The Frustrated One, The Failed One – silakan Anda pilih sendiri.
Entah seperti apa nasib Mourinho di akhir musim, namun selepas laga kontra Southampton, Mourinho dengan tegas menyatakan menolak mundur.
“Jika klub memecat saya,” tuturnya, “maka mereka memecat manajer terbaik yang pernah dimiliki klub ini.”
“Hasil-hasil ini merupakan kesalahan sang manajer. Ini adalah momen bagi semua orang untuk mengemban tanggung jawab mereka dan tetap bersama-sama.”
“ Untuk menjadi juara sekarang sangat sulit karena jaraknya sangat besar sepuluh poin dari Manchester City, tapi saya yakin kami akan finis di empat besar,” serunya.
Skuat inti Chelsea yang menjadi fondasi utama di musim lalu sepertinya sudah membusuk.
Hampir setiap pemain inti The Blues layak digeser oleh pemain lain.
Praktis, membicarakan kebangkitkan di Chelsea kini menjadi sesuatu yang membosankan.
Di pekan-pekan selanjutnya, jangan kaget jika Chelsea mengulangi performa bunuh diri seperti partai kontra Southampton ini.
Inilah adalah kekalahan kelima Mourinho dalam sepuluh pertandingan Liga Primer terakhir.
Sebelum itu, manajer Portugal ini cuma kalah lima kali dalam lima puluh sembilan partai terdahulu.
Ya, Mourinho sudah tidak sespesial seperti dulu. Tidak ada tempat bagi Mou untuk bersembunyi.
Segala komentar pedas, ocehan nakal, dan kecerewetan ala Mou sudah tidak akan sanggup menolong timnya dari keterpurukan.
Beberapa menit sebelum peluit panjang dibunyikan, setengah Stamford Bridge telah kosong, membiarkan Mourinho dan pasukannya terpojok dalam ketidakberdayaan.
Chelsea masih terkatung-katung di terowongan gelap, mengejar sinar di ujung sana yang tidak tahu kapan bisa digapai. Episode tragedi sang juara bertahan terus belanjut.
Target kemenangan pertama yang harus diusung adalah menaklukkan Aston Villa di Stamford Bridge pada akhir minggu ini. Secara rekor pertemuan, kans Chelsea terbuka meraih tiga angka penuh.
Lantas bagaimana analisa pemain seperti John Terry? John Terry pun mengungkapkan masalah, “Kami tidak berada di posisi di mana kami biasa berada. Kami menemukan diri berada di posisi saat ini semua tergantung pada pemain dan pelatih untuk bisa keluar dari sini secepat mungkin.”
“Secara umum, saya merasa kami tak memiliki kepercayaan diri, tapi kami memiliki kelompok pemain dalam jumlah besar di ruang ganti dan kami harus bangkit, yang mana harus kami lakukan.”
“Tak ada yang berbeda dengan musim lalu. Kami harus memiliki rasa lapar yang sama seperti sebelumnya. Kami sedikit terkendala, tapi kami memiliki karakter besar dan kami akan tetap bersama dengan pelatih dan membawa diri kami keluar dari situasi ini,” tandasnya.