Laga “klasik” di Premier League, yang juga derby Manchester keseratus tujuh puluh di matchday kesepuluh liga musim ini, yang mempertemukan Manchester United dan Manchester City di Old Trafford Minggu malam WIB, 25 Oktober 2015, berakhir tanpa gol
Di laga ini, tidak ada banyak peluang yang tercipta di babak pertama, namun jalannya laga mulai meningkat di paruh kedua tapi tetap tak menghasilkan bagi kedua tim .
Manchester United sendiri, seperti diungkapkan sang pelatih Louis van Gaal, kecewa karena gagal memanfaatkan laga kandangnya.
van Gaal mengatakan United lebih dominan dalam penguasaan bola namun tak berhasil menyelesaikan sejumlah peluang emas untuk mencetak gol.
Chris Smalling dua kali mendapatkan peluang emas, baik lewat sundulan di awal babak kedua maupun lewat tendangannya di sepuluh menit akhir pertandingan. Tendangan Jese Lingard hasil umpan Anthony Martial pun hanya mengenai mistar gawang.
“Duel ini merupakan duel yang sangat sulit bagi kedua kubu. Kami tidak beruntung dan mereka beruntung dengan hasil ini.”
“Kami mampu mengontrol permainan selama sembilan puluh menit melawan tim sehebat Manchester City. Saya tak ingin protes, namun jelas saya menginginkan kemenangan dengan cara pertandingan sepeti ini,” tutur Van Gaal seperti dikutip dari BBC.
Van Gaal menyoroti keberhasilan City meredam skema serangan United sebagai salah satu alasan mengapa duel ini berakhir tanpa gol.
“Saya bangga dengan pemain United yang mampu tampil dengan tekad kuat dan fokus selama sembilan puluh menit pertandingan. Melihat fakta bahwa kami baru kembali dari Moskow, maka saya puas dengan tekad yang ditunjukkan para pemain.”
“Kami gagal menciptakan banyak peluang karena City mampu menyusun skema formasi yang cocok untuk meredam formasi kami,” tutur Van Gaal.
Selain sejumlah peluang yang gagal dimanfaatkan menjadi gol oleh United, Van Gaal juga menilai bahwa ‘Setan Merah’ harusnya mendapat penalti saat Ander Herrera dijatuhkan oleh Raheem Sterling.
Meski kecewa dengan keputusan wasit, namun pelatih asal Belanda itu sama sekali tidak membuat komentar yang menyudutkan wasit.
“Kami seharusnya mendapat penalti saat Ander Herrera dijatuhkan. Mudah bagi saya melihat hal itu karena saya melihat tayangan ulang, sementara wasit hanya punya satu detik untuk melihat dan membuat keputusan.”
“Karena itulah saya selalu berkata bahwa sepakbola butuh teknologi modern namun sepertinya saya hanya satu-satunya orang yang berteriak menginginkan perubahan itu,” ujar Van Gaal.
Seusai laga, ketika ditanya bagaimana performa Rooney, van Gaal menyatakan ia tak mau lagi menjawab pertanyaan soal itu
Rooney yang kembali dimainkan menjadi ujung tombak juga tak menunjukkan permainan efektif. Striker yang baru saja berulang tahun ke-tiga puluh itu terlihat tidak bisa menyatu dengan permainan MU.
Ketika mendengar nama Rooney dilontarkan wartawan pada sesi konferensi pers, Van Gaal berang.
“Saya harus berbicara tentang Rooney setiap minggu, ya?” katanya seperti dikutip dari Daily Mail. “Anda memiliki pendapat sendiri — tulis saja. Saya tak akan lagi memberi jawaban soal Wayne Rooney. Saya muak.”
Dalam tiga bulan terakhir, performa Rooney memang kerap dalam sorotan media terutama setelah ia kembali ke posisi aslinya sebagai penyerang murni.
Padahal posisi itu adalah yang ia inginkan sejak musim lalu, atau ketika ia sering dimainkan sebagai gelandang serang oleh Louis van Gaal.
Nyatanya Rooney kesulitan mengemban peran tersebut. Dari sembilan pertandingan, ia baru mencetak dua gol dan kalah dari raihan Anthony Martial yang baru didatangkan pada awal September lalu.
Dalam laga melawan City, Rooney bahkan tak mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran. Bahkan secara keseluruhan ia hanya memiliki satu peluang yang dengan mudah diblok oleh lini pertahanan City.
Sepanjang pertandingan, statistik Rooney adalah 31 kali umpan, 55 persen umpan akurat, mendapatkan satu tendangan bebas, dan tak ada satu pun umpan yang berbuah peluang untuk rekan-rekan setimnya.
Berlainan dengan van Gaal. Manajer Manchester City berterus terang bahwa dirinya puas dengan raihan satu poin di Old Trafford namun kecewa dengan cara City bermain di laga ini.
City memang tetap berusaha tampil terbuka dan memeragakan permainan ofensif. Namun lini tengah mereka kalah dalam hal penguasaan bola sehingga tak banyak peluang yang bisa mereka ciptakan di pertandingan ini.
“Saya puas dengan poin yang kami dapat di pertandingan ini namun tidak puas dengan cara bermain kami hari ini.”
“Kami mampu meraih satu poin penting di laga ini namun saya tidak berharap cara bermain seperti ini kembali diulangi oleh City di pertandingan lainnya,” ujar Pellegrini seperti dikutip dari situs resmi klub.
Meski tidak bisa mencuri kemenangan di Old Trafford, Pellegrini mengaku gembira timnya mampu tampil penuh konsentrasi selama 90 menit pertandingan berlangsung.
“Bila kami meraih hasil seri di Etihad mungkin kami akan kecewa. Namun kami meraih hasil seri di Old Trafford, tempat yang selalu jadi arena sulit bagi tim-tim lawan United.”
“Bila kami tak punya kemampuan untuk memenangkan pertandingan, setidaknya kami harus berusaha agar kami tidak kalah. Itulah yang kami lakukan dengan terus fokus dan disiplin sepanjang pertandingan,” tutur mantan pelatih Real Madrid ini.
Di balik tekanan yang terus didapat City di pertandingan ini, Pellegrini justru bisa menunjukkan bahwa timnya tidak hanya piawai dalam menyerang.
“Banyak media mengkritik bahwa kami adalah tim yang tak bagus dalam hal bertahan, namun kami membuktikan bahwa kami mampu melakukannya.”
“Bila kami ingin bertahan, maka kami bisa menampilkan pertahanan yang baik.Kami memang tidak menyenangi gaya bertahan karena kami adalah tim dengan karakteristik menyerang,” ujar Pellegrini.