close
Nuganomics

Emas Antam Lanjutkan Tren Melorot

Harga emas batangan yang dijual PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, pada pembukaan hari pertama pekan terakhir bulan Oktober ini, Senin pagi WIB, melanjutkan tren menurun usai pekan lalu terjun bebas mendekati harga termurahnya.

Tren harga emas Antam ini mengikuti kecenderungan harga emas global yang terus dihimpit oleh menguatnya nilai mata uang dollar dan ketidakpastian kenaikan suku bunga bank oleh The Federal Reserve atau The Fed.

Dalam sesi pebukaan perdagangan pekan ini, harga emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk masih bertahan di level Rp 558 ribu per gram

Berlainan dengan harga jual, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam turun Rp 1.000 menjadi Rp 503.000 per gram dibandingkan perdagangan Sabtu, 24 Oktober 2015.

Artinya, jika Anda menjual emas yang dimiliki maka Antam akan membelinya di harga Rp 503 ribu per gram.

Antam tetap menjual emas untuk semua ukuran dan hingga menjelang siang WIB, seluruh ukuran emas Antam masih tersedia.

Selain itu Antam juga membatasi transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke ke “toko”nya hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.

Sehari sebelumnya, Minggu WIB, di pasar global harga emas berjangka gagal mencetak keuntungan seiring gejolak terjadi di pasar saham global karena kekhawatiran terhadap ekonomi China.

Kekhawatiran terhadap ekonomi China terkait prospek permintaan untuk logam industri.

Harga emas untuk pengiriman Desember kembali turun hingga setengah persen atau US$ 6 ke level US$ 1.153,60 per ounce.

Direktur Goldcore, Mark O’Byrne menuturkan harga emas lebih rendah di awal pekan ini karena ada kendala likuiditas oleh hedge fund atau pengelola dana investor untuk marjin. Adanya marjin itu membuat investor harus menyetor lebih banyak uang untuk menjaga posisi.

“Selama beberapa waktu emas memiliki korelasi terbalik dengan saham tetapi sering emas berkorelasi dengan saham untuk jangka pendek. Kejatuhan pasar saham dalam satu hari juga berpengaruh,” kata O’Bryne.

Sementara itu, Kepala Riset CMC Market Colin Cieszynski menuturkan harga emas tidak dapat reli di awal pekan seiring telah mencapai level terbatas.

Akan tetapi harga emas dapat tetap aktif dalam beberapa minggu mendatang.

“Secara historis sekarang menguntungkan harga emas karena musim pernikahan India mendekat,” kata Cieszynski.

Logam mulia berada di bawah tekanan karena indeks dolar AS naik pada Senin.

Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap beberapa mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor.

Pergerakan emas berjangka turun untuk hari ketiga secara berturut-turut di sesi sebelumnya dengan diakhiri pergerakan penurunan yang cukup tajam ketika dolar AS menguat karena bank sentral China pangkas suku bunga sehingga membasahi daya tarik logam emas.

Dolar sempat terkapar setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengisyaratkan bahwa pelonggaran moneter lebih lanjut dapat dilakukan pada awal Desember. Komentar itu muncul pada konferensi pers setelah pertemuan ECB pada hari Kamis.

Sementara itu, pasar mulai mengalihkan perhatian kepada pertemuan kebijakan Federal Reserve pada minggu ini.

Waktu kenaikan suku bunga the Fed telah menjadi sumber perdebatan di pasar dalam beberapa bulan terakhir. Bank sentral AS hanya memiliki dua pertemuan kebijakan yang terjadwal sebelum akhir tahun yaitu bulan November dan pada bulan Desember.

Bank Rakyat China kembali memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat poin yang bertujuan untuk merangsang kegiatan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Ini merupakan pemotongan suku bunga keenam yang dipotong selama 12 bulan terakhir sehingga memicu kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi memang sedang melemah.

Data ekonomi terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintah China menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana perlambatan ekonomi di Cina akan mempengaruhi AS dan pasar emas.

Perkembangan ekonomi yang terlihat terutama di pasar negara berkembang yang tidak diragukan lagi mulai merasakan perlambatan ketika pasar keuangan di negara-negara maju juga mengalami perlambatan.

Sementara itu bank sentral Tiongkok kembali, memotong rasio persyaratan cadangan bank dan memangkas suku bunga acuannya.

Para analis mengatakan pemotongan itu diperlukan dan kemungkinan akan membuat lebih banyak likuiditas dan menstabilkan ekspektasi pasar.

Tags : slide