Chelsea dihentak dua kabar buruk di laga pembukanya, Minggu, 09 Agustus 2015 lalu, ketika Swansea City menahan imbang klub Stamford Bridge itu, dua gol berbanding dua dan diusirnya kiper Thibout Courtis.
Hasil seri ini tidak begitu di”tangisi” Mourinho. Ia kelihatan panik usai pengusiran kiper Thibout Courtis lewat lambaian kartu merah ketika “mengambil” dengan kasar Bafetimbi Gomis, winger” Swansea di kotak terlarang.
Sehari usai laga, Senin, 10 Agustus 2015, Chelsea langsung merilis berita lewat akunnya, akan segera mengajukan banding
Jika banding ini gagal maka Courtis bakal absen di pekan selanjutnya saat The Blues menghadapi Manchester City di Etihad Stadium.
Setelah Courtis di usir dan digantikan Asmir Begovic, kiper cadangan ini gagal menghentikan eksekusi penalti Gomis dan membuat Chelsea hanya mencatatkan hasil imbang
Jose Mourinho tak menyembunyikan kekesalannya atas hasil imbang dan pengusiran Courtis.
Terlepas dari sejumlah keputusan wasit yang merugikan timnya, Mourinho menyatakan tidak senang dengan hasil yang didapat.
“Kami sudah mencoba. Saya mengulangi hal ini utuk waktu yang lama, termasuk di periode pertama saya di sini, karena rekor saya di Stamford Bridge merupakan hal yang luar biasa,” kata Mourinho.
“Saya tak pernah bermain untuk hasil imbang. Tak pernah. Jadi jika memang kami kalah hari ini, kami kalah.”
“Tapi di kandang sendiri imbang hasil yang bagus di situasi yang spesial. Seperti tahun lalu contohnya, ketika kami nyaris juara, jadi hasil imbang melawan Manchester United merupakan hasil yang bagus.”
“Terlepas dari itu, kami bermain di kandang untuk menang dan kami mengusahakannya, jadi itu merupakan hal yang lumrah. Pemain tahu itu. Mereka tahu satu angka adalah satu angka.”
“Bermain dengan sepuluh pemain jauh lebih sulit dan secara mendasar saya senang dengan kualitas yang mereka miliki di babak pertama dan saya senang dengan semangat di babak kedua, jadi kami bisa tenang.
Kami hanya tak senang dengan hasil yang didapat,” tandasnya.
Sebenarnya Mou tak perlu panik karena ini baru laga pembuka. Namun begitu, media langsung memanasi dengan menyebut kans The Blues sedang menaiki jalan terjal untuk mempertahankan mahkota juara Liga Primer.
“Chelsea goyah,” tulis “daily mail.”
Menurut “mail,” benih-benih keraguan sejatinya sudah muncul sejak satu jam sebelum kick-off ketika Diego Costa, yang sebelumnya dipastikan bakal absen akibat cedera hamstring, ternyata muncul dalam daftar Starting XI.
Bagi fans Chelsea, dicantumkannya nama Costa menjadi kabar menggembirakan. Siapa berani menolak kehadiran sosok penyerang yang musim lalu sanggup mencetak dua puluh gol dalam debutnya di Liga Primer.
Dalam penapilannya, Costa gagal menjawab ekseptasi publiknya
Fakta bahwa striker naturalisasi Spanyol itu hanya melepas satu tembakan yang itupun tidak membahayakan gawang Lukasz Fabianski jelas menghadirkan tanda tanya.
Ditambah dengan Loic Remy yang juga kerap bermasalah dengan cedera hingga Radamel Falcao yang sepertinya tidak cocok bermain di Liga Primer, barisan striker Si Biru terlihat kurang gereget.
Nuansa ketidakberesan berikutnya semakin gamblang terlihat di sepanjang pertandingan. Swansea ternyata dengan gampang menembus barisan back four Chelsea sejak awal laga.
Peforma duo full-back Branislav Ivanovic dan Cesar Azpilicueta harus digariwbawahi karena mereka berulang kali sering gagal menutup pergerakan agresif dari kedua sayap The Swans yang dimotori Jefferson Montreo dan Andre Ayew.
Beruntung, di saat-saat genting seperti ini, Chelsea punya trio gelandang serang Eden Hazard, Oscar, dan Willian. Dua nama terakhir berkontribusi dalam memberikan dua gol perdana Chelsea di musim lalu Oscar menciptakan gol tendangan bebas ciamik untuk membuka keunggulan.
Sedangkan Willian melepas crossing yang berbuah gol setelah terdefleksi Federico Fernandez guna mengembalikan keunggulan tuan rumah setelah kecolongan gol Ayew.
Memasuki awal interval kedua, Chelsea yang tengah nyaman memimpin iba-tiba dikejutkan oleh pelanggaran Thibaut Courtois kepada Bafetimbi Gomis yang langsung berujung kartu merah kepada kiper Belgia itu.
Terlepas dari kontroversi apakah pelanggaran tersebut terjadi di dalam atau di luar kotak penalti, wasit tetap kukuh menunjuk titik putih yang secara dingin dieksekusi oleh Gomis sendiri untuk menyamakan skor.
Bermain dengan sepuluh pemain bukan perkara mudah. Pertahanan Chelsea yang sejak awal laga sudah rapuh, kali ini semakin mudah dieksploitasi, terutama oleh Montero yang sukses membuat Ivanovic kalang kabut.
Boleh jadi bek asal Serbia itu layak disebut penampil terburuk di partai ini setelah ia tampak lamban dalam mereduksi kecepatan dan trik-trik Montero. Ketika maju ke depan pun, Ivanovic lebih banyak mudaratnya setelah banyak umpan silangnya yang kacau.
Bukti bahwa lini belakang Chelsea keropos terlihat dari statistik sebagaimana Swansea unggul sepuluh shot on target berbanding tiga milik Chelsea.
Kalau bukan karena kerja keras sang kiper pengganti, Asmir Begovic, Chelsea mungkin bakal menjadi juara bertahan pertama dalam sejarah dua puluh tiga tahun berdirinya Liga Primer yang kalah dalam partai pembuka.
Selepas laga, Mourinho mengungkapkan kekecewannya dengan performa John Terry dkk. dan bahkan mengakui lebih senang menerima kekalahan ketimbang hasil imbang
“Saya tak pernah bermain untuk hasil imbang. Jadi jika memang kami kalah hari ini, kami kalah. Hasil imbang hanya bagus di situasi tertentu, seperti saat bermain imbang di kandang sendiri melawan Manchester United di musim lalu yang merupakan hasil bagus,” tuturnya.
Mourinho sendiri sudah memperkirakan hal tersebut pada pekan lalu. “Jika Liga Primer biasanya sulit, maka Liga Primer di musim ini akan lebih sulit. Akan ada lebih banyak momen ketika tim yang bukan gelar bakal menang melawan tim kandidat juara,” ucap manajer asal Portugal itu.
Bagaimanapun, musim masih panjang, tiga puluh tujuh laga tersisa. Namun PR harus segera digarap cepat-cepat. Pasalnya, sang rival Manchester City sudah menunggu Chelsea di Etihad Stadium pada Minggu, 16 Agustus 2015 mendatang.
daily mail, mirror dan sky sport