Ambisi Liverpool untuk melangkah ke final Piala Liga Inggris diberangus oleh Southampton ketika harus menelan kekalahan satu gol tanpa balas pada leg kedua semifinal di Stadion Anfield, Kamis dinihari WIB, 26 Januari 2017.
Kekalahan ini dialasankan oleh Juergen Klopp, sang manajer, kencangnya angin yang terjadi.
Kekalahan satu gol di leg kedua membuat Liverpool kalah agregat kosong berbanding dua
Hasil tersebut membuat The Reds tinggal memiliki peluang meraih gelar di ajang Liga Primer dan Piala FA.
Dikutip dari Daily Metro, Klopp menganggap buruknya penampilan Liverpool, terutama di babak pertama, dikarenakan kencangnya angin di sekitar Stadion Anfield.
“Ketika saya kali pertama datang ke sini dan menyebut soal angin, orang-orang tertawa. Dan sekarang kalian bisa lihat sendiri, sangat sulit,” ujar Klopp.
“Anginnya sangat aneh, sulit untuk dikendalikan. Anda lihat satu atau dua insiden ketika bola tiba-tiba berhenti tanpa ada yang menyadarinya. Sulit bagi kami untuk menerapkan permainan di situasi angin seperti itu,” sambungnya.
Liverpool tampil buruk di babak pertama tanpa menciptakan peluang bersih. Di babak kedua, Daniel Sturridge punya dua peluang emas untuk mencetak gol, namun gagal memanfaatkannya.
“Menghadapi tim seperti Southampton, Anda harus benar-benar memanfaatkan peluang yang ada. Biasanya kami mencetak gol di situasi seperti ini, tapi kami tidak mampu melakukannya,” ucap Klopp.
Terakhir Klopp mengomentari keputusan wasit Martin Atkinson yang tidak memberi Liverpool penalti ketika Divock Origi dilanggar Jack Stephens di pengujung babak kedua.
Soton sendiri mencetak gol melalui Shane Long di penghujung laga.
“Jika kami bisa mendengar pelulit wasit, maka itu akan menyenangkan. Saya tidak tahu berapa kali di musim ini insiden seperti itu terjadi,” ujar Klopp.
Southampton akan menghadapi pemenang antara Manchester United melawan Hull
Liverpool yang kalah pada laga di leg pertama di awal pertandingan berusaha keras membalikkan keadaan
Namun Fraser Forster dan bek-bek Southampton berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.
Roberto Firmino dan Daniel Sturridge punya kesempatan untuk mencetak gol tetapi kedua upaya itu berhasil dimentahkan oleh Forster. Southampton sendiri tak hanya jadi tim yang sekadar menunggu serangan Liverpool dan bertahan.
Mereka juga beberapa kali mengancam lewat serangan balik dan menghadirkan beberapa peluang melalui Jay Rodriguez dan Dusan Tadic.
Beruntung kiper Liverpool, Loris Karius siap mengamankan gawang The Reds sehingga babak pertama berakhir tanpa gol.
Serangan Liverpool makin agresif di babak kedua lantaran mereka butuh gol untuk meraih tiket menuju partai puncak.
Liverpool nyaris mendapatkan keuntungan dari blunder Forster. Forster tak menangkap bola tembakan Emre Can dengan sempurna.
Bola sempat bergulir ke arah gawang sebelum Forster kembali mencegah masuk.
Striker Liverpool, Daniel Sturridge juga beberapa kali mendapatkan peluang bagus untuk mencetak gol tetapi semuanya mentah.
Tembakan Sturridge dari dalam kotak penalti masih melambung di atas gawang.
Hal yang sama juga terjadi empat menit kemudian. Aksi impresif Sturridge berakhir dengan tembakan yang melambung di atas gawang.
Sepuluh menit berselang, Liverpool berharap dapat penalti saat James Milner dijatuhkan di kotak terlarang. Tetapi wasit Ben Atkinson tak melihat hal itu sebagai sebuah pelanggaran.
Terus berusaha mencari gol, Liverpool pada akhirnya justru kebobolan oleh pemain pengganti Southampton, Shane Long di masa injury time.
Gol Shane Long berasal dari skema serangan balik yang berawal dari sepak pojok Liverpool. Joshua Sims berlari dengan cepat dan membelah pertahanan Liverpool.
Sims lalu menyodorkan bola pada Shane Long. Striker bernomor punggung tujuh itu lalu melepaskan tembakan silang yang tak bisa dihalau oleh Karius.
Gol Shane Long ini membuat Southampton memenangi laga dengan skor satu gol dan total unggul dua gol dalam agregat.
Di babak final, Southampton akan menghadapi pemenang duel Manchester United lawan Hull City.