Jose Mourinho menggambarkan momen menangani Real Madrid sebagai pengalaman terbaik dalam kariernya sebagai pelatih. Mourinho diketahui tiga musim melatih Los Blancos.
Pelatih asal Portugal itu menukangi Real Madrid selama tiga tahun Prestasi terbaiknya adalah merebut gelar juara La Liga
Mourinho membuat Real Madrid meraih seratus dua puluh delapan kemenangan dalam seratus tujuh puluh delapan pertandingannya. Selain itu, dia juga memenangkan Copa del Rey pada 2011 dan Supercopa Spanyol pada tahun berikutnya.
“Real Madrid adalah pengalaman terbaik saya, karena apa yang saya pelajari sebagai Pelatih, sebagai seorang pria, untuk pelajaran yang saya ambil dalam karier dan dalam hidup saya,” jelas Mourinho.
“Ini adalah kenangan terbaik dalam karir saya, itu fantastis,” ucap Mourinho kepada TV Portugal, seperti dikutip oleh Marca.
Dia diberi tugas untuk menghentikan dominasi Barcelona di bawah asuhan Pep Guardiola. Mourinho merasa berhasil tidak membuat Barcelona menghancurkan Real Madrid.
“Apa yang mereka minta di Real Madrid sesuai dengan sifat saya. Mereka mengatakan kepada saya bahwa kami memiliki tim terbaik di dunia, di sisi lain ada Barcelona, bahwa mereka menghancurkan kami dan kami harus membalikkan keadaan,” ungkap eks pelatih Inter Milan ini.
Namun, Mourinho menyayangkan Real Madrid hanya melangkah sampai semifinal dalam tiga musim beruntun kala dia berada di sana. Meski begitu, Mourinho menilai itu pencapaian terbaik, mengingat Barcelona saat itu sedang menguasai dunia.
“Kami harus mencegah Barcelona menghancurkan kami dan itulah sebabnya final Copa del Rey di Mestalla adalah yang paling penting. Dari sana tidak ada yang sama,” terangnya.
“Kami memenangkan La Liga, Piala Super, tetapi tidak ada yang seperti final Copa del Rey dan saya sayangnya gagal memenangkan tiga semi final Liga Champions,” tutur Mourinho.
Ya, kini Jose Mourinho sangat ingin kembali bertugas sebagai pelatih. Namun, pelatih asal Portugal itu mengaku menunggu kesempatan yang tepat.
Mourinho dipecat Manchester United dari kursi pelatih pada Desember lalu. Performa Setan Merah yang menyedihkan membuat manajemen mencopotnya, meski kontrak Mourinho baru habis Juni tahun depan0.
Sejak saat itu, Mourinho belum juga kembali melatih tim. Pelatih berusia 56 tahun itu fokus kembali berada di sisi lapangan untuk menangani sebuah tim.
“Saya punya waktu untuk berpikir, untuk memikirkan kembali, untuk menganalisis dan apa yang saya rasakan persis seperti itu ‘Ze’ (nama panggilan Mourinho saat kecil), berapi-api,” ungkap Mourinho, seperti dilansir Sky Sports News.
“Teman-teman saya memberi tahu saya ‘nikmati waktu Anda, nikmati bulan Juli Anda, nikmati bulan Agustus Anda, nikmati apa yang tidak pernah Anda miliki’. Jujur, saya tidak bisa menikmatinya. Saya tidak cukup senang untuk menikmatinya,” kata eks pelatih Real Madrid ini.
Sejumlah klub sempat dikaitkan dengan pelatih yang menjuluki dirinya The Special One ini. Mourinho mengakui dia amat rindu melatih, tapi dia sadar harus bersabar menanti.
“Saya merindukan sepakbola saya, saya bersemangat. Hal yang paling sulit bagi saya adalah mengatakan ‘tidak’ terhadap kemungkinan saya harus bekerja,” tutur mantan arsitek Inter Milan ini.
“Saya harus sabar dan menunggu yang tepat dan yang tepat adalah satu di dimensi dari apa saya raih sebagai manajer,” beber Mourinho.
Mantan pelatih Chelsea ini mengatakan bahwa dia sempat menolak beberapa tawaran. Dia mengaku sulit melakukan hal tersebut, namun Mourinho ingin kesempatan yang benar-benar tepat untuknya.
“Saya harus sabar dan itu adalah hal yang paling sulit karena saya memiliki dorongan selama periode ini berkali-kali (untuk mengatakan) ‘ya, saya pergi’. Tidak, saya tidak bisa pergi. Saya tidak bisa pergi. Saya harus menunggu dengan tepat untuk yang tepat,” ujarnya.
Ya juga Mou kangen kembali ke kursi pelatih. Kali terakhir Mourinho membesut sebuah tim, terjadi pada Desember 2018, atau sebelum ia diberhentikan dari jabatannya sebagai manajer Manchester United.
Jose Mourinho banting setir menjadi pundit di beberapa stasiun televisi terkemuka setelah itu. Ia tampil, satu di antaranya menganalisis partai final Liga Champions mempertemukan Liverpool kontra Tottenham Hostpur pada awal Juni lalu.
Manajer asal Portugal ini sempat dikaitkan dengan Benfica, Lyon hingga Newscastle United. Namun, mantan manajer Chelsea itu ingin lebih sabar menunggu tawaran dari klub yang tepat.
“Saya akan menunggu klub yang tepat, untuk pekerjaan yang tepat,” kata Jose Mourinho, mengutip dari Sport Star.
Sambil menunggu tawaran, Jose Mourinho dikabarkan mengisi waktunya dengan mengambil kursus Bahasa Jerman.
“Saya sedang belajar Bahasa Jerman saat ini. Bundesliga? Saya belajar Bahasa Jerman karena merasa ketinggalan dalam hal bahasa. Saya berbicara dala Bahasa Inggris, Spanyol, Purtugis, Prancis, dan Italia. Tapi, saya tidak mengecualikan apa pun, bahkan Jerman,” ujar Mourinho, mengacu pada apakah ia akan melatih klub di Bundesliga.